Pilkada Balikpapan
Istri Walikota Balikpapan Merasa Heran Dikaitkan Pilkada, Dipasangkan dengan Kandidat dari PKS Ini
Istri Walikota Balikpapan Merasa Heran Dikaitkan Berpasangan dengan kandidat dari PKS dalam Pilkada Balikpapan
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Budi Susilo
"Kalau bicara poros baru. Misalnya teman-teman partai lainnya membangun koalisi dan sudah klop. Gerindra memungkinkan untuk buat poros baru. Saya pikir tidak masalah," tegasnya.
Masih Taqwa, ia menyebut kemungkinan banyaknya paslon yang bertarung di Pilkada Balikpapan tetap terbuka lebar.
Namun, faktanya hari ini yang bisa mengusung paslon sendiri hanya partai Golkar.
Sementara partai lainnya harus membangun kesepakatan politik untuk berkoalisi.
Bisa saja Pilkada 2020 nanti ada beberapa calon.
Bila lebih dari 1 calon, Gerindra ada di salah satu pasangan itu.
"Artinya mau dianggap poros baru atau (ikut) poros besar kita lihat perkembangannya seperti apa," selorohnya.
Sementara politisi partai Nasdem, Ahmad Basir alias AHB mengamini kemungkinan lahirnya poros politik selain Golkar, tak lain bila partai politik yang tergabung dalam fraksi Naspehando di parlemen solid mempertahankan kerjasamanya hingga Pilkada 2020 Balikpapan.
"Kita mebangun komunikasi jauh-jauh hari (Naspehando). Termasuk lintas fraksi.
"Kita ingin membangun Balikpapan bersama-sama seluruh komponen masyarakat," ujarnya.
Amunisi Pilkada Balikpapan Kaltim
Kali ini amunisi Pilkada Balikpapan, PDIP PKB Bakal Solid, Golkar Sibuk Cari Pendamping Rahmad Masud
Peta politik Pilkada Balikpapan sudah ada beberapa riak yang terungkap.
Di antaranya ada kabar PKB dan PDIP, partainya Jokowi dan Megawati ini akan tetap kerjasama, berpeluang bersama-sama di gelanggang Pilkada Balikpapan Kalimantan Timur tahun 2020.
Sementara Golkar sendiri pun dikabarkan sedang lagi cari pendamping buat Rahmad Masud yang dijagokan sebagai calon Walikota Balikpapan.
Kini Rahmad Masud menjabat sebagai Wakil Walikota Balikpapan, temani Walikota Rizal Effendi yang berasal dari partainya Surya Paloh Nasdem.
Nah, PDIP sebut 10 Januari 2020 peta politik Balikpapan bisa berubah.
Ketua DPC PDIP Balikpapan, Thohari Azis mengatakan, arah politik Pilkada Balikpapan bakal berubah setelah 10 Januari 2020 mendatang.
Hal ini bisa terjadi karena diprediksi DPP PDIP bakal mengeluarkan rekomendasi bacalon yang diusung di Pilkada Balikpapan.
"Ini masih dinamis. Kecuali setelah 10 Januari (2019), pasti akan ada pergerakan peta politik.
Rekomendasi PDIP diterbitkan untuk tahap pertama di 10 Januari," ungkapnya.
Bahkan Thohari menyebut, rekomendasi nama bacalon yang dikeluarkan DPP ke daerah yang sedang Pilkada pada 10 Januari, merupakan rekomendasi istimewa.
Lantaran saat itu bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun partai berjuluk Wong Cilik.
"Menentukan siapa yang bakal diusung di Pilkada. Kenapa? Itu hari ultah PDIP, sehingga DPC mana pun yang dapat rekom 10 Januari, dipastikan itu rekom istimewa," ungkapnya.
Disinggung apakah Balikpapan bakal mendapat rekomendasi tahap I DPP PDIP,
Thohari mengaku belum mengetahui pasti. Belum lama ini ia mengikuti Rakornas di DPP, membahas strategi partai memenangkan agenda Pilkada serentak 2020.
"Saya presentasi memaparkan kondisi geo politik Balikpapan, evaluasi perolehan Pilgub, Pilres dan Pileg, calon yang mendaftar PDIP, perkiraan ada berapaan calon bertarung di Pilkada," ungkapnya.
Sebelum rekomendasi DPP pada awal Januari 2020, sebelumnya bakal dilakukan fit and proper test, bagi kandidat yang mendaftar di penjaringan PDIP Balikpapan.
"Ada panggilan fit and proper test di Jakarta nanti. Jadwal survei di pertengahan Desember berjalan, DPP yang lakukan," ungkapnya.
Untuk diketahui, PDIP merupakan partai kedua terbanyak memperoleh kursi di DPRD Balikpapan dengan 8 kursi.
Hanya satu kursi di bawah Partai Golkar yang memperoleh 11 kursi.
Banyak pihak yang menilai 2 poros kekuatan politik tahun 2020 berada di 2 partai tersebut.
(Tribunkaltim.co/fachri)