Tak Dibela PSI, PBNU, dan Yusuf Mansur, Sukmawati Tante Puan Maharani Salah, Ngelantur dan Offside

Tak dibela PSI, PBNU, dan Yusuf Mansur, Sukmawati Tante Puan Maharani salah, ngelantur dan offside

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase Tribun Kaltim
Sukmawati putri Soekarno dan tante Puan Maharani tersandung dugaan penistaan agama 

TRIBUNKALTIM.CO - Tak dibela PSI, PBNU, dan Yusuf Mansur, Sukmawati Tante Puan Maharani salah, ngelantur dan offside.

Sukmawati, putri Proklammator RI Soekarno, adik Ketum PDIP Megawati terlilit kasus dugaan penistaan agama lantaran membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno, dan Al Quran dengan Pancasila.

Nyaris semua pihak menilai pernyataan tante Ketua DPR RI Puan Maharani ini salah, dan alhasil, nyaris tak ada pihak yang membela Sukmawati dalam kasus ini.

Komentar Guntur Romli PSI

Tak sedikit yang menyayangkan ulah Sukmawati ini, termasuk PBNU dan politikus PSI, Guntur Romli, rekan William Aditya Sarana.

Intelektual Muda Nahdlatul Ulama ( NU ) yang juga politikus PSI Mohammad Guntur Romli menilai pernyataan Sukmawati yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden Pertama RI Soekarno cacat logika.

Menurutnya tidak mungkin seorang umat bisa dipadankan dengan Nabi Muhammad SAW.

Meskipun demikian, Guntur Romli berpendapat apa yang telah dilontarkan Sukmawati tersebut bukanlah penistaan agama.

Fahri Hamzah Mendadak Minta Jokowi dan Erick Thohir Bela Ahok BTP, Masukkan ke BUMN PLN, Pertamina

 Kabar Buruk Menimpa Putri Presiden Soekarno, Saudara Megawati, Bisa Bernasib Seperti Ahok BTP

 Nyaris Tak Ada yang Bela Sukmawati, Putri Proklamator Soekarno, Tante Puan Maharani, Ini Respon PBNU

"Pertanyaan ibu Sukma itu cacat logika.

Nabi Muhammad SAW hidup di abad ke 7, kenapa dia masih tanya di abad ke 20?

Ngelantur ini, tapi itu bukan penodaan agama," kata Guntur Romli saat dihubungi wartawan tribunnews.com, Minggu (17/11/2019).

Cendekiawan Muda NU itu mengatakan, pertanyaan yang diajukan Sukmawati dalam seminar kala itu sebenarnya sudah tidak relevan.

Menurut Guntur Romli baik Nabi Muhammad maupun Soekarno, keduanya sama-sama tokoh pembebasan.

Hanya saja, lanjut dia, Nabi Muhammad merupakan tokoh pembebasan bagi semua umat manusia, sementara Ir Soekarno tokoh pembebasan dalam konteks Indonesia.

"Kalau dilihat dari tema acara, membangkitkan nasionalisme dan membendung radikalisme, itu (pernyataan Sukmawati) tidak relevan.

Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan nasionalisme dengan kutipan yang sering diucapkan pada Kiai NU, 'Hubbul Wathan Minal Iman,' cinta tanah air adalah bagian dari iman," ujar Guntur Romli yang juga politisi Partai Solidaritas Indonesia ( PSI

Kemudian Guntur Romli kembali menegaskan, pernyataan Sukmawati sebenarnya cacat logika.

"Bagaimanapun ucapan ibu Sukma itu bukan penistaan agama, karena ibu Sukma juga sebut Yang Mulia Nabi Muhammad SAW," katanya.

Seperti inilah pernyataan Sukmawati adik Megawati Soekarnoputri yang jadi kasus penistaan agama, sebut perjuangan Soekarno.

Lagi-lagi Sukmawati tersandung kasus dugaan penistaan agama. Apakah nasibnya akan seperti Ahok BTP?

Adik Ketua Umum PDIP Megawati, Sukmawati Soekarnoputri ini dianggap melakukan penistaan agama karena membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno.

Ujaran tersebut disampaikan Sukmawati dalam sebuah acara peringatan Hari Pahlawan 10 November 2019 lalu.

Tanggapan Ustadz Yusuf Mansur

Ustadz Yusuf Mansyur ikut angkat bicara soal polemik dugaan adanya penistaan agama yang dilakukan oleh Sukmawati Soekarnoputri ketika dirinya menjadi pembicara dalam acara diskusi.

Menurut Ustadz Yusuf Mansyur, adik Megawati Soekarnoputri itu telah memberikan pernyataan yang 'offside'.

"Kalau saya lihat sampai habis sih, mungkin maksud ibu Sukma adalah bagaimana kemudian kita juga menghargai semua yang juga berjasa di bidang apapun di Indonesia maupun di dunia.

Cuma beliau offside dan kejauhan dengan memberikan narasi question (menyakiti) umat Islam, menyakiti diri kita sendiri, kan beliau juga muslimah," kata Ustadz Yusuf Mansyur kepada Tribunnews.com, Minggu (17/11/2019).

Dia mengatakan, seharusnya Sukmawati tidak membuat narasi perbandingan antara jasa Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno.

Hal itu justru menimbulkan salah persepsi dikalangan umat Islam.

"Harusnya kan kemudian tidak dibawa kepada itu.

Jadi jangan begitu narasinya, kalau begitu menyebabkan nanti timbul persepsi yang memang negatif dari umat bahwa izin Allah SWT beliau seperti memang menghina Nabi," ungkapnya.

Lebih lanjut, Ustadz Yusuf Mansyur bercerita mengenai sejarah pergerakan jihad Islam dalam rencana memerdekakan Indonesia.

Ketika itu, ulama yang dikomandoi oleh Kyai Hasyim Asyari membakar semangat jihadis untuk melawan para penjajah.

"Gak boleh membesarkan yang satu mengecilkan yang lain, kan gak boleh.

Ini menarik, mudah-mudahan polemik ini jadi Rahmat, ilmu buat banyak orang.

Terutama buat Nabi Muhammad SAW, mana ini bulannya dia, bulan maulid kan," tuturnya.

Oleh sebab itu, ia meminta semua pihak untuk berhati-hati memberikan suatu pernyataan di hadapan publik.

Sebaliknya, ia juga meminta seluruh umat untuk tidak terpancing untuk marah.

"Memang perkara ini memang perkara yang mesti hati-hati ya.

Kita salah salah ngomong juga tidak mungkin tidak membangkitkan amarah dari umat yang memang merasa Nabi yang dicintainya kok dipandang atau dibanding-bandingkan dengan almarhum insinyur Soekarno," terangnya.

"Siapa juga yang rela dan ridho?

Cuma kan kita umat yang tidak boleh cepet marah juga. Kita umat yang tidak boleh cepet emosi.

Jadi kita mesti melihat ini sebagai ruang memberi informasi, mengajar, berbaik sangka dan kemudian memberikan contoh dan kemudian memberikan juga pengetahuan tentang Nabi kita," tutupnya.

Sekjen PBNU

Dilansir dari Tribunnews.com, Sekretaris Jenderal atau Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini menilai pernyataan Sukmawati Soekarnoputri yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden Soekarno adalah keliru besar.

Menurutnya, hal itu akan menimbulkan kesalahpahaman dan ketersinggungan di kalangan umat Islam.

"Pernyataan Sukmawati dalam forum tersebut sangat tidak tepat dan keliru besar. Pernyataan itu tidak kontekstual, dan tidak ada manfaatnya sama sekali," ujar Helmy melalui keterangannya, Senin (18/11/2019).

Soekarno adalah presiden pertama sekaligus tokoh proklamator kemerdekaan RI.

Tokoh yang akrab dengan sapaan Bung Karno itu merupakan ayah dari Sukmawati.

Di sisi lain, Muhammad adalah sosok rasul terakhir dengan Alquran sebagai mujizatnya yang tidak tepat disamakan dengan manusia lainnya

"Nabi Muhammad SAW adalah sosok sebaik-baiknya contoh, manusia pilihan, sehingga tidak tepat untuk disepadankan atau dibanding-bandingkan dengan manusia lainnya," katanya.

Selain itu, Soekarno sebagai seorang muslim diketahui sebagai sosok yang juga mengagungkan Nabi Muhammad.

"Bung Karno adalah sosok yang sangat mengagumi kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW justru menjadi inspirasi besar lahirnya kemerdekaan Indonesia.

Karena Nabi mengajarkan Islam sebagai agama pembebasan, dari belenggu kelaparan dan kemiskinan," ucap Helmy. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved