Banyak Jaring Nelayan yang Tersebar di Area Pelabuhan Tarakan Sebabkan Kapal Kandas

Banyak Jaring Nelayan yang Tersebar di Area Pelabuhan Tarakan Sebabkan Kapal Kandas

Penulis: Junisah | Editor: Rita Noor Shobah
HO/ KSOP TARAKAN
Petugas sedang mengecek jaring atau pukat yang berada di area Pelabuhan. 

TRIBUKALTIM.CO, TARAKAN - Banyak Jaring Nelayan yang Tersebar di Area Pelabuhan Tarakan Sebabkan Kapal Kandas

Banyaknya pukat atau jaring nelayan yang tersebar di wilayah Pelabuhan Tarakan atau Perairan yang biasanya menjadi alur kapal untuk melabuhkan jangkar, membuat beberapa kapal mengalami kandas.

Pasalnya banyaknya jaring yang tersebar, membuat kapal sulit bermanuver, masuk maupun keluar di area Pelabuhan.

BACA JUGA

Ternyata Bukan Ahok BTP, Sandiaga Uno Dikabarkan Pimpin BUMN Sektor Energi Ini, Simak Rekam Jejaknya

Cara Lihat Jumlah Pesaing Formasi Pilihan CPNS 2019, Alternatif Lain dari BKN & Harus Terus Dipantau

Cara Mudah Kompres Foto 200 KB Dokumen pdf CPNS 2019, Konversi ke Jpg, Surat Lamaran dan Pernyataan

Jelang Penutupan Pendaftaran CPNS 2019, 50 Formasi Pemprov Ini Sepi Peminat, Bahkan Ada Masih Kosong

Menerima laporan dari kru kapal dan juga laporan dari petugas pemantau pelayaran Distrik Navigasi Tarakan, bahwa jaring nelayan tersebut telah tersebar di area Pelabuhan.

Mendapatkan laporan ini, akhirnya Kantor Otoritas Pelabuhan ( KSOP ) Kota Tarakan mau tidak mau menarik dan mengamankan jaring atau pukat tersebut dan menyerahkannya kembali kepada pemiliknya.

Kepala Seksi Keselamatan, Penjagaan Patroli KSOP Tarakan, Syaharuddin mengungkapkan,

pihaknya mengamankan jaring atau pukat tersebut demi keselamatan pelayaran.

Selain itu menghambat kegiatan arus lalu lintas kapal yang melewati jalur tersebut.

"Oleh karena itu, saya mengimbau kepada saudara-saudara kami para nelayan agar tidak melakukan aktivitas pukat atau jaring di zona yang tidak diizinkan,

atau wilayah Pelabuhan yang merupakan wilayah yang padat lalu lintas berlabuh untuk aktivitas bongkar muat," ungkap Syaharuddin.

Petugas sedang mengecek jaring atau pukat yang berada di area Pelabuhan.
Petugas sedang mengecek jaring atau pukat yang berada di area Pelabuhan. (HO/ KSOP TARAKAN)

BACA JUGA

Masih Banyak Wajib Pajak Menunggak, Pendapatan Pajak di Tarakan Baru Rp 40 Miliar

Wawali Berharap Aplikasi Tarakan 1 Click Bantu Atasi Gangguan Kamtibmas

Polres Rilis Tarakan 1 Click, Jika Terjadi Gangguan Kamtibmas Masyarakat Tinggal Klik Satu Kali

DPD RI Pilih Tarakan untuk Lokasi Kantor Perwakilan di Kaltara

Menurut Syahruddin, kapal yang masuk dan keluar dari Pelabuhan Tarakan mempunyai peranan penting dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Tarakan dan Kaltara pada umumnya.

"Kota Tarakan adalah pintu gerbang perekonomian Kaltara yang mana hanya Kota Tarakan yang mempunya sektor maritim sangat mendukung, karena dapat disinggahi kapal-kapal berukuran tonase besar," ucap Syahruddin. 

Kapal Bantuan dari KKP Mulai Dioperasikan Nelayan Tarakan, Berharap Hasil Tangkapan Lebih Banyak

Sementara itu diberitakan sebelumnya,  dua kapal bagi nelayan di Kota Tarakan Provinsi Kaltara yang merupakan bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP ) mulai dioperasionalkan oleh nelayan Tarakan.

Dua kapal bantuan dari KKP masing- masing, KM Nelayan 970-2017 dan KM Inkamina.

Dua kapal ini berkapasitas 36 gross ton (GT).

BACA JUGA

Big Match Persib vs Arema FC, Aremania Tak Perlu ke Bandung, hingga Bobotoh Dilarang Balas Dendam

Kata-kata Hari Ayah & Gambar yang Bisa Dikirim ke Ayah Tercinta dalam Bahasa Inggis dan Indonesia

Ramalan Zodiak Cinta Selasa 12 November 2019: Capricorn dan Pasangan Sama-sama Keras Kepala

Formasi dan Syarat CPNS 2019 DKI Jakarta, Area Anies Baswedan, Tata Cara Daftar Di sscasn.bkn.go.id

Namun dari dua kapal ini, hanya KM Nelayan 970-2017 yang telah dioperasionalkan.

Sedangkan KM Inkamina belum dioperasionalkan, karena masih menunggu surat perizinan dari KKP.

Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Tarakan, Elang Buana mengungkapkan,

untuk KM Nelayan 970-2017, sudah sejak tiga bulan lalu dioperasionalkan oleh nelayan,

setelah dilakukan renovasi terhadap beberapa bagian kapal, termasuk alat tangkapnya.

"Alasan kapal direnovasi tujuannya supaya hasil ikan yang didapatkan nelayan lebih optimal saja.

Sebab, kalau kapal tidak direnovasi dapat ikannya kecil-kecil.

Sedangkan nelayan kita menginginkan mencari ikan tuna dan belakang," ucap Elang Buana, Selasa (12/11/2019).

Nelayan Tarakan menangkap ikan dengan menggunakan KM Nelayan 970-2017.
Nelayan Tarakan menangkap ikan dengan menggunakan KM Nelayan 970-2017. (ISTIMEWA)

BACA JUGA

Hari Kesehatan Nasional, Walikota Tarakan Sebut JKN Sangat Dibutuhkan Masyarakat

WaWalikota Tarakan Pimpin Upacara, Pahlawan Masa Kini Tidak Melakukan Provokasi

WaWalikota Tarakan: Peringatan Maulid Nabi Muhammad Bentuk Kecintaan Terhadap Rasulullah

Dua Pelajar Kecanduan Narkoba Jalani Rehabilitasi di BNNK Tarakan, Selama 2019 Ada 30 Warga Dirawat

Elang Buana melanjutkan setelah bagian kapal direnovasi, hasil ikan yang didapatkan nelayan menjadi maksimal dan menguntungkan bagi nelayan.

"Namun untuk kapal KM Inkamina belum kita operasionalkan, karena masih menunggu surat perizinannya dulu dari pemerintah pusat.

Kalau sudah keluar nanti kita segera operasionalkan secepatnya," ujar Elang Buana.

Saat ditanya mengapa dua kapal ini baru dioperasionalkan di tahun 2019,

padahal bantuan dua kapal tersebut sudah ada sejak tahun 2017, kata Elang Buana, karena pada saat kapal itu diserahkan untuk beberapa bagian kapal,

termasuk alat tangkapnya tidak sesuai dengan kondisi yang diinginkan nelayan.

"Waktu kapal itu datang alat tangkapnya menggunakan jaring.

Tapi setelah direnovasi menggunakan alat tangkap full in line. Jadi hasil tangkapan ikan dengan menggunakan full in line ini lebih banyak yang didapatkan," ujar Elang Buana.

BACA JUGA

Demmu Serap Aspirasi di Kukar, Nelayan Minta Air Bersih, Kapal,Ces, hingga Persoalan Sampah

Didatangkan dari Bali, DKP Kaltara Bagikan Dua Juta Ekor Bibit Ikan Bandeng ke Nelayan

Puluhan Nelayan di Pulau Maratua dan Derawan Kekurangan BBM

Elang Buana mengatakan, KM Nelayan 970-2017 ini dikelola oleh suatu kelompok nelayan yang tergabung di dalam koperasi.

Rencananya pula untuk KM Inkamina nanti, pengelolaan dilakukan oleh koperasi nelayan.

"Karena di Tarakan kita memiliki 4.000 nelayan. Sehingga kita perlu banyak kapal.

Oleh karena itu kita berharap kita mendapatkan bantuan kembali dari KKP. Sebab kapal sangat dibutuhkan nelayan kita.

Apalagi kapal ini dapat berlayar sampai 80 mil di laut lepas.

Yah setidaknya para nelayan kita dapat menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ). (*)

Langganan berita pilihan tribunkaltim.co di WhatsApp klik di sini >> https://bit.ly/2OrEkMy

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved