Ada Kabar Buruk Megawati Bakal Kehilangan Kader Andalan Saingan Anies Baswedan Gegara Erick Thohir

Ada kabar buruk Megawati bakal kehilangan kader andalan saingan Anies Baswedan gegara Erick Thohir

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase Tribun Kaltim
Komisaris Utama Pertamina Ahok BTP dan Ketum PDIP Megawati 

TRIBUNKALTIM.CO - Ada kabar buruk Megawati bakal kehilangan kader andalan saingan Anies Baswedan gegara Erick Thohir.

PDIP, partai yang dipimpin Megawati bakal kehilangan salah satu kader terbaiknya, yakni Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok BTP.

Diketahui, Ahok BTP yang merupakan saingan Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu, secara resmi ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir menjadi Komisaris Utama Pertamina, dan akan keluar dari PDIP.

Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir mengatakan Basuki Tjahaja Purnama BTP atau Ahok setuju keluar dari PDIP setelah bergabung dengan BUMN.

Diketahui, Ahok ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (persero), yang diumumkan Erick Thohir pada Jumat (22/11/2019).

Posisi Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina ini menggantikan posisi Tanri Abeng.

 Pidato Nadiem Makarim eks Bos Gojek di Hari Guru, Ajak Murid Buat Proyek Sosial dan Tak Janji Kosong

 Kabar Buruk, Jaringan Teroris Ini Persiapkan Polisi Wanita Jadi Bomber Bunuh Diri, Ini Langkah Polri

 Nyaris Tak Ada yang Dukung Presiden Jokowi Tiga Periode, Ini Respon PSI dan PDIP dan Gerindra

 Ini Akibat Fatal untuk Anies Baswedan dan DPRD DKI Jakarta Karena Tak Selesaikan Tugas Tepat Waktu

"Pak Basuki akan jadi Komisaris Utama dari Pertamina," ujar Erick Thohir di Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip dari Kompas TV.

Kembali membahas terkait pegawai perusahaan BUMN yang tidak boleh tergabung dalam partai politik, Erick menegaskan untuk segera mundur dari partai politik, termasuk para direksi.

"Di BUMN apalagi direksi itu harus mundur dari partai," ujarnya.

Ditanya terkait tanggapan dari Ahok mengenai kebijakan tersebut, Erick menyampaikan jika Ahok sudah menyetujuinya.

"Iya dong (Ahok setuju), semua nama yang sudah diajak bicara, pasti kita kasih tau dari awal ini," jelasnya.

"Tentu independensi dari BUMN sangat dipentingkan," lanjut Erick Thohir.

Menurutnya, orang-orang yang tergabung dalam BUMN sudah tahu risiko yang akan mereka putuskan.

"Saya rasa orang-orang yang punya etikat baik, pasti taulah resiko bagaimana mengabdi kepada negara," kata dia.

Sebelumnya, Ahok mengatakan akan tetap menjadi kader PDIP meskipun nanti ia menjabat sebagai bos BUMN.

"Kalau secara peraturan yang tidak boleh itu pengurus partai dan anggota dewan, saya kan hanya kader emangnya PDIP partai terlarang? 

Enggak kan?" ujar Ahok usai menghadiri acara di sekolah Ipeka Puri Indah, Jakarta Barat, Jumat (15/11/19), dikutip dari Kompas TV.

"Enggak dong kalau peraturannya enggak, saya tetap anggota partai, ya kan?" lanjutnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengatakan akan setia menjadi anggota PDIP.

"Saya setia sama PDI Perjuangan kok, anggota ya tapi," ujar Ahok.

Erick Thohir menyampaikan, nantinya Ahok akan didampingi oleh Wakil Menteri BUMN Budi Sadikin yang diamanahi sebagai Wakil Komisaris Utama Pertamina.

"Lalu didampingi Pak Wamen, Pak Budi Sadikin, jadi wakil komisaris utama," lanjut Erick Thohir.

Sementara itu, posisi Direktur Keuangan Pertamina akan diisi oleh Emma Sri Martini.

Sebelumnya Emma menjabat sebagai Direktur Utama Telkomsel.

"Lalu, nanti juga akan ada Direktur Keuangan yang baru, ibu Emma yang sebelumnya dirut Telkomsel," jelas Erick.

Emma menduduki posisi direktur keuangan yang sebelumnya dijabat oleh Pahala Mansury.

Saat ini Pahala Mansury juga mendapat tugas baru sebagai Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN).

Erick Thohir menyampaikan, para direksi perusahaan BUMN diharapkan mempunyai akhlak yang baik.

Artinya bisa mengatur perusahaan dengan baik, dan juga dibarengi dengan gaya hidup yang baik.

"Jadi diharapkan juga temen-temen direksi juga punya akhlak yang baik," ujarnya.

"Saya sudah memberikan contoh me-manage perusahaan-perusahaan sebesar itu, kalau akhlaknya tidak bagus apalagi ini amanah yang diberikan oleh kita semua, termasuk saya, Pak Presiden, dan rakyat," lanjutnya.

Menurutnya, penempatan posisi di perusahaan sebagai pimpinan adalah sebuah tanggung jawab.

Erick Thohir sebagai Menteri BUMN tidak ingin para pimpinan itu tidak mempunyai rasa empati dalam dirinya.

"Nah ini juga bagian tanggung jawab mereka sebagai pimpinan," katanya.

"Saya tidak ingin juga, direksi BUMN ini tidak punya empati, dalam arti perusahaannya tidak baik, gaya hidupnya tetap," lanjut Erick Thohir.

Ia juga berujar untuk tidak berpikiran negatif kepada para pimpinan perusahaan yang mendapat pendapatan lebih ketika perusahaannya mendapat keuntungan.

"Kalau memang perusahaannya untung ya itu hak, kita nggak boleh ketika mereka melakukan haknya terus kita gunjingkan, tidak boleh," ujarnya.

Erick Thohir berencana memimpin rapat bulanan 30 perusahaan, dengan mengundang semua direksi utama dan komisaris utama secara dalam satu waktu.

"Rapat bulanan untuk 30 perusahaan akan saya lakukan langsung oleh saya, dimana saya mengundang dirut dan komut secara bersamaan," ungkapnya.

Harapannya, rencana Erick Thohir itu bisa mencegah timbul sebuah drama dalam tiap perusahaan BUMN.

"Jadi saya nggak mau ada drama-drama di dalam perusahaan ya, komut menjelekkan dirut, dirut menjelekkan komut, saya nggak mau," jelasnya.

"Kita rapat bersama, kalau nggak mau ada perbedaan, ayo kita duduk," lanjut Erick Thohir.

Ia menilai dengan adanya rapat bersama antara para direksi utama dan komisaris utama, keduanya bisa berjalan beriringan.

"Karena tidak mungkin direksi berjalan tanpa dukungan komisaris, komisaris bukan direksi, yang melakukan kerja harian itu kan direksi," jelas Erick Thohir. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved