Seorang Bocah 3 Tahun Alami Penganiayaan Hingga Patah Kaki, Ibu Kandung Diduga Idap Gangguan Jiwa

Seorang Bocah 3 Tahun Alami Penganiayaan Hingga Patah Kaki, Ibu Kandung Diduga Idap Gangguan Jiwa,

Editor: Mathias Masan Ola
TRUBUNKALTIM.CO/CAHYO WICAKSONO PUTRO.
Bocah MD (3th), menjadi korban penganiayaan oleh ibu kandungnya sendiri (MO), dan saat ini dalam penanganan Rumah Aman dibawah asuhan Sri Utari, yang juga menjadi Tim Penanggulangan Kekerasan (Tipiker). Sabtu (23/11/2019). 

Tanpa dapat memberikan tuduhan, pihak berwenang hanya dapat menyimpulkan, bahwa penyebab luka patah dikaki, bisa saja diakibatkan saat si anak jatuh dan lainnya, bahkan setelah menjalani pemeriksaan psikologis, ibu MD dipastikan alami gangguan jiwa/depresi.

"Dari hasil pemeriksaan psikologis, ternyata ibu MD mengalami gangguan jiwa lantaran depresi akibat pernikahan sebelumnya dengan ayah kandung MD. Ayah kandung MD sendiri saat ini ada di Kendari," papar Ridwan.

Untuk melengkapi data perkara ini, Polsek Ulu sementara meminta keterangan darj tetangga maupun pengasuh MD, dan lagi-lagi keduanya juga masih bungkam, dan mengaku tidak menyaksikan penyiksaan yang dilakukan MO.

"Jadi yang sudah kami minta keterangan adalah tetangga hingga pengasuh MD, namun tidak ada yang menyaksikan penyiksaan tersebut.

Termasuk tidak pernah mendengar ada pertengkaran. Untuk MO tidak dapat kami lanjutkan prosesnya karena mengalami gangguan jiwa," tuturnya.(m07)

Bocah Korban Penganiayaan Pasangan Sesama Jenis Ini Akhirnya Meninggal

Kabarduka, bocah korban penganiayaan pasangan sesama jenis di Sangasanga akhirnya meninggal di RSU AW Syahranie.

Bocah laki-laki berusia 6 tahun korban penganiayaan pasangan sesama jenis, yakni bibinya tidak tertolong.

Bocah malang tersebut tidak terselamatkan nyawanya setelah sempat menjalani perawatan, bahkan menjalani operasi di RSUD AW Syahranie, Samarinda.

Korban meninggal dunia sekitar pukul 16.00 Wita, Rabu (2/10/2019) di ruang PICU setelah sempat menjalani perawatan kurang lebih tiga hari.

Selama menjalani perawatan, kondisi korban memang tidak kunjung membaik.

Bahkan, setelah operasi di bagian kepala dilakukan pada Senin (30/9/2019) lalu, korban belum juga sadarkan diri.

Bahkan statusnya masih koma hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

"Sejak pagi tadi kondisinya terus mengalami penurunan, walaupun perawatan secara konferhensif telah dilakukan," ucap Humas RSUD AW Syahranie, dr Arysia Andhina, Rabu (2/10/2019).

Dia menjelaskan, sejak dirujuk ke RSUD AW Syahranie dari Puskesmas Bantuas, Palaran pada Senin (30/9) pagi lalu, kondisi korban telah kritis.

"Kondisinya sudah kritis sejak kami terima dari Puskesmas. Ada cedera kepala berat diduga akibat benturan yang menyebabkan terjadinya pembekuan darah di kepala," jelasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved