Gaji Staf Khusus Jokowi Rp 51 Juta per Bulan, Angkie Yudistia:Tujuan Kami Bersedia Bukan Karena Gaji
Staf khusus milenial Jokowi bergaji Rp 51 juta per bulan, Angki Yudistia anggap besaran gaji relatif, apalagi sudah ada aturan negara
Pada 2007, ia mendapatkan beasiswa penuh dari Pemerintah Singapura untuk mengenyam pendidikan di Nanyang Technological University.
Di NTU, ia berkesempatan untuk mendapatkan gelar ganda, yaitu di bidang bisnis dan ilmu komputer.
Berbagai prestasi pun diraihnya. Ia masuk ke dalam Double Dean’s List sebagai salah satu dari 5 persen mahasiswa berprestasi tinggi, selama tiga tahun.
Tak hanya itu, ia juga pernah menyabet tiga medali emas, yaitu Lee Kuan Yew Gold Medal, penghargaan paling bergengsi pada level universitas yang diperoleh karena selalu menduduki peringkat pertama di bidang akademik selama mengenyam pendidikan.
Kemudian, Infocomm Development Authority of Singapore Gold Medal, yakni penghargaan bagi mahasiswa yang memperoleh indeks prestasi kumulatif tertinggi di bidang ilmu computer dan Accenture Gold Medal, yakni penghargaan tertinggi bagi peraih IPK tertinggi di bidang bisnis.
Pada 2013, ia melanjutkan pendidikan masternya dengan mengambil gelar double degree di Stanford University dan Harvard University.
Di Stanford, ia mengambil gelar master administrasi bisnis, sedangkan di Harvard mengambil gelar master administrasi publik.
Karena kepandaiannya, ia juga tercatat sebagai mahasiswa tamu di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Harvard Law School, Harvard Graduate School of Education, dan Harvard Medical School.
Pengalaman di ring satu kekuasaan negeri ini pun sebenarnya juga bukanlah hal yang baru untuknya.
Pada 2011, ia pernah magang di Istana Kepresidenan, tepatnya pada Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), unit kerja yang dibubarkan Presiden Joko Widodo dan bermetamorfosis menjadi Kantor Staf Kepresidenan (KSP).
Saat itu, ia menyusun draf konsep aplikasi Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR).
3. Ayu Kartika Dewi - (Perumus Gerakan Sabang Merauke)
4. Angkie Yudistia - (Pendiri Thisable Enterprise, kader PKPI, difabel tunarungu)
Wanita berusia 32 tahun ini dikenal sebagai penyandang disabilitas berpengaruh di Indonesia.
Sejak usia 10 tahun, Angkie Yudistia kehilangan pendengarannya.
Dugaan sementara, hal itu tidak terlepas dari konsumsi obat-obatan antibiotik saat ia mengidap penyakit malaria.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/presiden-joko-widodo-memperkenalkan-7-orang-yang-menjadi-staf-khususnya.jpg)