Blak-blakan Sujiwo Tejo : Ahok itu Urakan atau Kurang Ajar dan Kenapa Anies Baswedan selalu Salah ?
Blak-blakan Sujiwo Tejo : Ahok itu Urakan atau Kurang Ajar dan Kenapa Anies Baswedan yang selalu Salah ?
TRIBUNKALTIM.CO - Blak-blakan Sujiwo Tejo : Ahok itu Urakan atau Kurang Ajar dan Kenapa Anies Baswedan selalu Salah ?
Menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyer Club ( ILC ) budayawan Sujiwo Tejo blak-bakan mengakui tak lagi simpati kepada Ahok, ia bertanya apakah Ahok itu Urakan atau Kurang Ajar ?
Sujiwo Tejo mengungkap ia pernah simpati pada Ahok, namun sudah tidak lagi, ia juga balik bertanya mengapa Anies Baswedan selalu salah.
• Marwan Batubara Minta Ahok Mundur Jadi Komut Pertamina, Ada 12 Kasus Korupsi yang Dilaporkan ke KPK
• SAH Ahok Terima SK Komut Pertamina, Ditanya Soal Penolakan, BTP Jawab Saya Lulusan S3 Mako Brimob
• Prediksi Anak Buah Prabowo Tahun Depan Ada Reshuffle, Ahok Jadi Menteri Jokowi, Komut Pertamina ?
Saat acara Indonesia Lawyers Club ( ILC ) semalam, budayawan Sujiwo Tejo mengaku tak lagi bersimpati dengan Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama BTP.
Acara ILC semalam membahas soal terpilihnya Ahok Basuki Thahaja Purnama ( BTP ) sebagai Komisaris Utama ( Komut ) Pertamina .
Sujiwo Tejo mengatakan orang urakan, adalah yang menerjang aturan lama karena menilai hal tersebut tak lagi relevan dengan kehidupan di masa kini.
Sedangkan orang kurang ajar, adalah yang menerjang atau melawan aturan hanya untuk gaya-gayaan.
"Urakan dan kurang aja itu beda," kata Sujiwo Tejo, dikutip TribunJakarta.com dari YouTube TV One, pada Rabu (27/11/2019).
"Urakan menerjang aturan lama karena aturan tersebut sudah tak sesuai dengan kebutuhan,"
"Kalau kurang ajar menerjang aturan lama untuk gaya-gayaan," imbuhnya.
Ia kemudian mencontoh sosok yang menurutnya tergolong urakan.
"Saya kira Romeo dan Juliet itu urakan," ucap Sujiwo Tejo.
"Bung Tomo bagi saya urakan," imbuhnya.
Sujiwo Tejo lantas mengaku dia tak tahu apakah Ahok urakan atau kurang ajar.
• Sudah Mendaftar CPNS 2019 ? Cara Mengikuti Simulasi CAT dari BKN dapat di Akses dari cat.bkn.go.id
Ia mengatakan dulu berani menyebut Ahok urakan.
"Apakah Ahok urakan atau kurang ajar? Saya enggak berani jawab," kata Sujiwo Tejo.
"Dulu saya berani jawab karena masih murni," imbuhnya.
Sujiwo Tejo mengatakan sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, ia pernah bertemu dan berbincang dengan Ahok.
Saat itu ia menjelaskan begitu bersimpati kepada Ahok, namun kini semuanya berubah.
"Sebelum dia jadi gubernur dulu saya pernah bertemu bertiga sama Hidayat Nur Wahid," kata Sujiwo Tejo.
"Waktu itu saya masih simpati sama Ahok," imbuhnya.
Simpatinya hilang kepada Ahok, karena Sujiwo Tejo menilai mantan suami Veronica Tan itu terlalu dibela oleh pendukungnya.
Bukan hanya membela, Sujiwo Tejo juga menganggap pendukung Ahok kerap memojokkan dan menyalahkan Anies Baswedan.
Sujiwo Tejo menegaskan apabila masyarakat ingin ia bersikap netral kepada Ahok, maka berhenti untuk selalu menyalahkan Anies Baswedan.
"Bupati Belitung Timur, lama-lama karena sering bela aku jadi makin enggak senang," ucap Sujiwo Tejo.
"Ahok enggak salah tapi karena sering dibelain, jadi saya makin enggak senang,"
• Gagasan dr Terawan Jadikan Mak Erot Wisata Kesehatan, Tompi Didatangi Korban, Bentuknya tak Karuan
"Kalau masyarakat mau Sujiwo Tejo netral ke Ahok, masyarakat berhenti untuk menyalahkan Anies, semua hal salahnya Anies," imbuhnya.
Sujiwo Tejo tampak keheranan dengan sikap pendukung Ahok, yang selalu melihat sisi negatif dari Anies Baswedan.
"Pokoknya salahnya Anies, masa sih Anies enggak ada bener-benernya?" ucap Sujiwo Tejo diiringi tepuk tangan penonton.
Ia lantas menegaskan tak memiliki kepentingan apapun kepada Ahok dan Anies Baswedan.
Sujiwo Tejo mengatakan selama ini hidup bukan karena keduanya, melainkan dari Tuhan.
"Nah ini yang membuat saya...ini bukan soal Ahok dan Anies, aku enggak hidup dari keduanya jadi enggak ada urusan," tuturnya.
Lihat videonya :
Anggota DPR RI Fadli Zon menilai terpilihnya Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina bukan karena prestasi yang dimiliki oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Fadli Zon lantas membeberkan penilaiannya terkait penyebab Ahok ditempatkan sebagai komisaris utama di perusahaan BUMN tersebut.
Diwartakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengaku menunjuk Ahok karena menilainya sebagai sosok pendobrak.
"BUMN dengan 142 perusahaan kita butuh figur yang bisa jadi pendobrak. Enggak mungkin 142 perusahaan dipegang satu orang. Kita harapkan ada perwakilan-perwakilan yang memang punya track record pendobrak," kata Erick di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Erick Thohir juga menilai Ahok sebagai sosok yang konsisten dan memiliki rekam jejak yang baik.
Ia yakin Ahok bisa mempercepat kerja BUMN sesuai dengan hal-hal yang sudah diarahkan Presiden Jokowi.
Berbeda dengan Erick Thohir, Fadli Zon justru menganggap masih banyak orang yang lebih pantas dibanding Ahok untuk menempati posisi sebagi Komisaris Utama Pertamina.
• Sudah Mendaftar CPNS 2019 ? Cara Mengikuti Simulasi CAT dari BKN dapat di Akses dari cat.bkn.go.id
"Kalau saya menilai, kayak enggak ada orang lain aja gitu," kata Fadli Zon dikutip TribunJakarta.com dari Kompas.com, pada Minggu (24/11/2019).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra bahkan bertanya soal kehebatan pria yang pernah terjerat kasus penodaan agama itu.
Fadli Zon menganggap kinerja Ahok selama menjabat sebagai pejabat publik cenderung tak ada yang istimewa.
"Apa sih hebatnya? Menurut saya sih biasa-biasa saja," kata Fadli Zon.
Fadli Zon menilai sebaiknya Erick Thohir mencari orang yang berpretasi dan mengerti minyak sebagai Komisaris Utama bukannya Ahok.
"Kan harusnya mencari orang profesional, memangnya dia ahli minyak? Dia kan bukan ahli minyak. Hebatnya apa dia di Pertamina," sambung Fadli Zon.
Fadli Zon menganggap Ahok dipilih Erick Thohir bukan karena prestasi atau kemampuannya.
Namun, ia menilai Ahok terpilih karena faktor pertemanannya dengan Presiden Jokowi.
Ahok memang pernah berpasangan dengan Jokowi sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
"Jadi saya kira mungkin itu refeleksi kedalaman hubungan Pak Jokowi dengan Ahok sebagai teman sejati atau teman politik," ujarnya.
(*)
Penulis: Rr Dewi Kartika H
Editor: Muji Lestari