Kabar Pilu Ayu Nikah Muda Dirundung KDRT Sang Suami Sampai Jenazah Ditemukan di Septic Tank
Diduga Ayu Selisa menjadi korban Kekeradan Dalam Rumah Tangga ( KDRT ).
TRIBUNKALTIM.CO, BANTUL - Kisah pilu dialami keluarga Ayu Selisa.
Diduga Ayu Selisa menjadi korban Kekeradan Dalam Rumah Tangga ( KDRT ).
Tentu saja ini menjadi kabar yang tidak enak, kini kasusnya sedang didalami kepolisian.
BACA JUGA:
• Tanpa BTS, TXT, dan GFRIEND, Line Up Collab MBC Music Festival 2019, MBC Bantah Tudingan Blacklist
• BREAKING NEWS Perahu Terbalik, Nelayan Ayah dan Anak Asal Tarakan Tenggelam, Satu Korban Ditemukan
• Kabar Bahagia Baim Wong Resmi Jadi Ayah, Ini Kepanikan Detik-detik Jelang Paula Verhoeven Melahirkan
• Kabar Bahagia Baim Wong Resmi Jadi Ayah, Ini Kepanikan Detik-detik Jelang Paula Verhoeven Melahirkan
Ditemukan terkubur dalam septic tank, diduga sebagai jenazah Ayu.
Hidup pilu Ayu Selisa, menikah muda, jadi korban KDRT, hingga berakhir ditemukan jadi kerangka di septic tank.
Identitas kerangka mayat wanita yang ditemukan di sebuah septic tank di Bantul akhirnya terungkap sebagai Ayu Selisa.
Usia Ayu Selisa masih 17 tahun saat mendadak hilang dan diduga jadi korban pembunuhan.
Kerangka perempuan yang ditemukan di Kabupaten Bantul, adalah Ayu Selisa, perempuan 17 tahun yang hilang sejak 10 tahun lalu.
Pada tahun 2008, Ayu Selisa yang kala itu masih berusia 16 tahun menikah dengan kekasihnya, Edi Susanto yang berusia 19 tahun.
Mereka tinggal di Kota Yogyakarta namun kerap pulang ke Bantul untuk mengunjungi orantua Edi, yakni Maluyo.
Edi bekerja sebagai buruh serabutan dan Seli tidak bekerja.
Penemuan kerangka manusia di septic tank di Bantul (TribunJogja)
Setahun menikah, Edi ternyata kerap melakukan kekerasan dalam rumah tangga kepada Ayu Selisa, istrinya yang kerap dipanggi Seli.
Saat pulang ke rumahnya, Seli pernah bercerita pada Anik Maidarningsih (51) ibundanya bahwa sering dikasari oleh suaminya seperti dipukul dan disundut rokok. Seli menceritakan itu pada ibunya sambil memangis.
“Pernah kasar, pernah cerita dislomoti (sundut) rokok. Sering nangis pengen pisah. Saya sebagai orang tua cuma bisa ngandani (memberitahu supaya sabar),” ujarnya, Kamis (26/12/2019) saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Badran, Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta.