Komisi III Sidak Proyek Pemasangan Pipa PDAM Bontang, Sebut Kontraktor Tak Profesional

Komisi III Sidak Proyek Pemasangan Pipa PDAM Bontang, Sebut Kontraktor Tak Profesional

TribunKaltim.Co/Muhammad Fachri Ramadhani
Kondisi jalan pasca pemasangan pipa air minum PDAM Tirta Taman saat Komisi III DPRD Bontang melakukan inspeksi mendadak (sidak), Selasa (31/12/2019) di kawasan Bontang Plaza Jalan Brigjen Katamso. 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG -Komisi III sidak proyek pemasangan pipa PDAM Bontang, sebut kontraktor tak profesional

Komisi III DPRD Bontang melakukan inspeksi mendadak (sidak) proyek pemasangan pipa air minum PDAM Tirta Taman, Selasa (31/12/2019).

Sidak tersebut didasari  keluhan masyarakat yang merasa terganggu dalam pengerjaan proyek tersebut di sepanjang jalan poros Kota Bontang.

Dari pantauan Tribunkaltim.co, di pinggir jalan poros dekat kawasan Bontang Plaza, tanah bekas urukan pengerjaan proyek.

Bahkan tanah itu memakan hampir 1/4 badan jalan. Tampak juga alat berat berupa heksavator di simpang jalan terparkir tanpa juru mudi.

Sementara di simpang 3 arah menuju koperasi karyawan Pupuk Kaltim, tanah beserta batuan kecil berhamburan di atas aspal. Belahan garis bekas galian masih terpampang jelas.

Kapolres Bontang Minta Anggotanya Jangan Main-main dengan Narkoba, Ketahuan Pecat!

Polres Bontang Hukum 16 Oknum Polisi Selama 2019, Ini Pelanggaran yang Dilakukan, Ada yang Masuk THM

Tahun 2019 Polres Bontang Tangani 220 Kasus Kriminal, Narkoba Masih Duduk di Rangking Pertama

Adi Darma Mulai Segera Turun Lapangan, Gencarkan Gerakan Pemenangan Hadapi Pilkada Bontang 2020

Kendaraan yang melintasinya harus merasakan efek gundukan. Pemandangan dan kondisi tersebut bagi sebagian masyarakat Bontang cukup mengganggu.

Belum lagi disampaikan Ketua Komisi III DPRD Bontang, Amir Tosina, bahwa sudah ada beberapa warga yang jadi korban jatuh dari kendaraan, lantaran saat hujan kondisi aspal licin akibat tanah bekas urukan pemasangan pipa tersebut.

"Pertama merasa kecewa melihat galian tak sesuai. Kota Bontang yang cantik dan rapi, ternyata kontraktor yang mengerjakan ini tidak melihat situasi dan kondisi yang terjadi.

Masyarakat bisa jatuh, tak melihat penggalian pipa sebelumnya. Akhirnya ini jadi satu keluhan," ungkapnya.

Amir yang juga didampingi rekan sejawatnya di Komisi III DPRD Bontang, Abdul Malik (Wakil Ketua) dan Abdul Samad (Sekretaris Komisi) mempertanyakan kualifikasi kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut.

Mereka menilai kontraktor tak profesional dalam pengerjaan proyek pemasangan pipa PDAM yang menelan biaya Rp 3,9 miliar.

"Siapa pun yang melihat galian aspal, yang terbongkar. Kita kecewa, kok, kota ini jadi terbongkar begini, tadinya rapi. Mungkin saja kontraktor bukan dari Bontang, bukan orang sini seenaknya saja dia membongkar," cetusnya.

Masih Tosina, menurutnya seharusnya penggalian aspal menggunakan metode asphalt cutter. Agar pada saat penggalian aspal bisa rapi dan tak berantakan.

Sementara kontraktor yang diketahui PT Panorama 07 diketahui pihak Dewan hanya menggunakab alat berat untuk menggaruk aspal.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved