Mancanegara
Bendera Merah Iran Berkibar setelah Jenderalnya Dibunuh, Ini Artinya, Tanda Perang dengan Amerika?
Saat ini Bendera Merah Iran berkibar di sejumlah lokasi, menyusul penembakan salah satu jenderalnya oleh AS, ini artinya, tanda perang dengan Amerika?
TRIBUNKALTIM.CO - Saat ini Bendera Merah Iran berkibar di sejumlah lokasi, menyusul penembakan salah satu jenderalnya oleh AS, ini artinya, tanda perang dengan Amerika?
Diketahui Jenderal pasukan khusus Iran, Qassem Soleimani, diberondong rudal drone Amerika Serikat saat berkunjung ke Irak.
Selanjutnya, Bendera Merah ini berkibar di berbagai wilayah di Iran.
Dari informasi yang dihimpun Tribunnews dari berbagai sumber, Bendera Merah Iran berkibar artinya seluruh kekuatan di negara Islam tersebut siap perang total.
Ya, Iran siap perang total setelah jenderal pasukan khusus mereka, Qassem Soleimani, diberondong rudal drone Amerika Serikat saat berkunjung ke Irak.
Informasi yang dihimpun Wartakotalive.com dari sejumlah sumber, Bendera Merah Iran berkibar adalah yang pertama kali dalam sejarah Iran.
• Jenderal Iran Qassem Soleimani Tewas, Ini Nasib Uji Coba Piala Dunia Timnas Amerika Serikat di Qatar
• Kronologi Tewasnya Jenderal Iran Qassem Soleimani Diserang AS, Donald Trump Singgung Soal Perang
• 7 Daftar Bandara Favorit Selama Bekerja Menurut 8 Pramugari Paling Banyak Ada di Amerika Serikat
• Donald Trump Batalkan Perundingan Dengan Taliban, Ingin Akhiri Peran Amerika di Afghanistan
Bendera Merah Iran pertama kali dikibarkan di Masjid Jamkaran, Qum, salah satu kota suci di negara para mullah tersebut.
Rakyat dan semua kekuatan Iran siap melakukan perang total, itulah arti Bendera Merah Iran dikibarkan.
Dalam tradisi kelompok Syiah disebutkan, Bendera merah adalah lambang darah yang tertumpah karena ketidakadilan.
Selain itu, Bendera Merah Iran dikibarkan juga berarti panggilan untuk membalas orang yang dibunuh secara melanggar hukum.
Bendera Merah Iran berkibar di negara Republik Islam Iran sehari setelah Jenderal Qassem Soleimani, Komandan Brigade Quds Garda Revolusi Iran, dibunuh.
• Pasca Serangan Drone, Presiden Amerika Donald Trump Kemungkinan Beri Sanksi Baru Bagi Iran
• Jatuhkan 36 Ton Bom di Pulau Qanus, Cara Milter Amerika Serikat Basmi Anggota Isis
Bendera Merah Iran
Untuk kali pertama dalam sejarah, Bendera merah dikibarkan di Masjid Jamkaran yang berada di Qum, satu di antara kota suci muslim Syiah Iran.
Sebagian kalangan menilai Iran membentangkan Bendera Merah tersebut sebagai isyarat mereka telah bersiap melakukan perang total untuk membalas kematian Qassem Soleimani yang dirudal drone AS di Irak.
Berkibarnya Bendera merah ini juga dipandang sebagai peringatan bahwa Republik Islam Iran siap memenuhi janjinya untuk menyerang Amerika dan Donald Trump.
Kata-kata yang ditulis di bendera “perang" adalah, "Mereka yang ingin membalas darah Husein".
Husein adalah cucu dari Nabi Muhammad yang gugur di Padang Karbala.
Dalam kepercayaan muslim Syiah, Husein adalah Imam Suci ketiga setelah Ali bin Abi Thalib dan Hasan bin Ali.
Beberapa media pemerintah Iran mengungkapkan Dewan Keamanan Nasional telah merilis 35 target sebagai bagian dari aksi balas dendam mereka kepada Amerika terkait pembunuhan Soleimani.
Operasi ini diyakini akan berlangsung dalam beberapa pekan ke depan.
Hal serupa juga telah diprediksi seorang staf senior kongres AS.
Kepada Time Magazine, sumber yang tidak disebutkan namanya tersebut mengatakan, serangan balasan dari Iran dapat dilihat "dalam beberapa minggu" baik di dalam maupun di luar negeri.

Staf itu mengatakan: 'Tidak ada indikasi bahwa akan ada penurunan ketegangan dalam waktu dekat. Satu-satunya pertanyaan adalah seberapa buruk pembalasan yang akan terjadi dan di mana, serta apa yang akan terjadi.”
Secara terpisah, seorang pemimpin militer Iran mengatakan pasukannya telah menunjuk puluhan kepentingan AS untuk serangan termasuk "kapal perusak dan kapal perang" di dekat Teluk Persia dan Tel Aviv, Israel.
Adalah Jenderal Gholamali Abuhamzeh yang melontarkan ancaman kemungkinan serangan terhadap "target vital Amerika" yang terletak di Selat Hormuz sebagai pembalasan atas kematian Soleimani.
• Ponsel Huawei Bisa Pakai Android ala Amerika Serikat, Kabarnya Donald Trump Telah Berubah Sikap
• Begitu Waspadanya Amerika Jelang 22 Mei di Indonesia Sampai Harus Lakukan Hal Ini
• Media Sosial Twitter Buka Lowongan Pekerjaan Jadi Admin Akun @Twitter, Bakal Ditempatkan di Amerika
• Amerika Serikat akan Masukkan Garda Revolusi Iran dalam Daftar Hitam Kelompok Teroris
"Target vital Amerika di kawasan itu telah diidentifikasi oleh Iran sejak lama ... sekitar 35 target AS di kawasan itu, termasuk Tel Aviv, berada dalam jangkauan kami," katanya.
Meningkatnya ketegangan pasca-gugurnya Soleimani oleh Amerika juga “memaksa” NATO menangguhkan pelatihan keamanan Irak dan pasukan bersenjata di wilayah tersebut.
Mereka khawatir akan terjadinya konflik skala penuh.
"Keamanan personel kami di Irak adalah yang terpenting," kata juru bicara sementara NATO Dylan White dalam sebuah pernyataan.
"Kami terus mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan. Misi NATO terus berlanjut, tetapi kegiatan pelatihan untuk sementara ditangguhkan."
Siapa Jenderal Qassem Soleimani?
Seperti diberitakan,Jenderal Qassem Soleimani tewas di terminal keberangkatan Bandara Internasional Baghdad, Irak, Kamis (2/1/2020) malam waktu setempat.
Serangan rudal dari drone militer AS menewaskannya, bersama dua tokoh Popular Mobilization Unit (PMU) Irak.
Pentagon merilis pernyataan, serangan militer itu operasi yang dijalankan atas perintah Presiden AS Donald Trump.
Qassem Soleimani dinilai AS bertanggung jawab atas serangan yang mengancam kepentingan AS di Timur Tengah.
Qassem Soleimani atau biasa juga ditulis Qasem atau Ghasem Soleimani lahir di Desa Qanat-e Malek, Provinsi Kerman, Iran.
Dikutip dari Wikipedia.com, Soleimani lahir pada 11 Maret 1957. Sejak 1998 ia memimpin pasukan Al Quds, unit militer khusus di tubuh Pasukan Pengawal Revolusi Iran yang beroperasi di luar negeri.
Pasukan Al Quds memiliki tugas menjalankan operasi-operasi bantuan militer maupun politik di luar wilayah Iran, demi kepetingan negara tersebut.
Qassem Soleimani merupakan veteran perang Irak-Iran. Sebagai kepala pasukan ekstrateritorial, Qassem Soleimani memiliki hubungan sangat dekat dengan milisi Hezbollah di Lebanon.
Begitu juga dengan kelompok Hamas di Jalur Gaza. Secara politik, Qassem juga memiliki hubungan sangat baik dengan kelompok Kurdi Irak dan Suriah serta kaum Shiah di kedua negara tersebut.
Saat kelompok Kurdi memberontak Saddam Hussein pada tahun 90an, Qassem membantu menyalurkan senjata dan logistik untuk mereka.
Ketika Suriah terjatuh dalam perang saudara, pemberontakan dan meluasnya sepakterjang kelompok ISIS, Iran mengirimkan Jenderal Qassem Soleimani.
Ia bahu membahu bersama pasukan Bashar Assad, memerangi ISIS dan kelompok-kelompok bersenjata dukungan Saudi, Emirat, Turki, dan negara barat.
Di Irak, kelompok PMU dengan dukungan Qassem Soleimani bersama pasukan Irak, sukses mengalahkan ISIS yang menguasai Mosul dan sekitarnya bertahun-tahun.
(*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bendera Merah Berkibar di Kota Suci Iran, Isyarat Bakal Perang Terbuka dengan Amerika? Penulis: Malvyandie Haryadi
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Arti Bendera Merah Iran Dikibarkan, Pertanda Perang Iran Amerika sampai Sebut Cucu Nabi Muhammad, https://wartakota.tribunnews.com/2020/01/06/arti-bendera-merah-iran-dikibarkan-pertanda-perang-iran-amerika-sampai-sebut-cucu-nabi-muhammad?page=all.
Editor: Suprapto