Ade Armando Sebut Tim Bentukan Anies Baswedan untuk Atasi Banjir Berantakan, Naturalisasi tak Jalan
Ade Armando Sebut Tim Bentukan Anies Baswedan untuk Atasi Banjir Berantakan, Naturalisasi tak Jalan
TRIBUNKALTIM.CO - Banjir kembali merendam Jakarta, Sabtu (18/1/2012), setelah sebelumnya kawasan ibu kota dan wilayah sekitarnya juga dilanda banjir besar di awal 2020.
Berbagai pihak menuding Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan gagal mengatasi banjir di Jakarta.
Kebijakan naturalisasi yang digaungkan oleh Anies Baswedan juga belum terlihat.
• Soroti Banjir Jakarta, Rocky Gerung Beber Potensi Anies Baswedan di Pilpres 2024, Ada Dua Matahari
• NEWS VIDEO Jakarta Dilanda Banjir, Anies Baswedan Turun Langsung ke Lokasi
• 18 Januari Jakarta Banjir Lagi, Gubernur Anies Baswedan Disorot Ketua Fakta, Pemprov Tidak Bergerak
• NEWS VIDEO Geram Anies Baswedan Disebut Tak Siap Banjir
Namun tidak hanya ramai tentang bagaimana penanganan banjir, kejadian tersebut juga tidak lepas dari bumbu-bumbu politik yang ada.
Seiring berjalannya waktu, kubu pro dan kontra bermunculan.
Satu sisi ada yang membela kerja keras Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menyelesaikan masalah banjir.
Namun adapula di sisi lain memberikan berbagai kritikan atas kegagalan Anies Baswedan.
Seperti kritik yang dilontarkan Aktivis sekaligus Dosen Universitas Indonesia (UI), Ade Armando dalam Program AIMAN bertajuk Mendadak Politik di Banjir Ibu Kota yang tayang di channel YouTube KompasTV, Minggu (19/1/2020).
Berikut tiga kritikan dari Ade Armando untuk Anies Baswedan:
1. Politisasi dan gagal atasi banjir
Menurut Ade Armando banjir di DKI Jakarta adalah bentuk buruknya pemerintahan Anies Baswedan.
Anies Baswedan dinilai telah gagal menuntaskan permasalahan banjir padahal dirinya dibantu oleh 73 tim percepatan pembangunan.
• Gugatan untuk Anies Baswedan Tak Main-main, Lalai Soal Banjir Jakarta, Segini Nilai Ganti Rugi
• Banjir Jakarta, 600 Warga Ajukan Class Action, Komentar Ahok soal Gugatan terhadap Anies Baswedan
Tidak berhenti di situ, Ade Armando mengatakan tim ini mendapat kucuran dana miliaran untuk menjalankan tugasnya.
"Seharusnya Anda (Anies Baswedan, red) bekerja dengan baik karena ini uang rakyat," ujar Ade Armando.
"Dan ini dilakukan dengan tidak baik, memang perlu dikritik," tambahnya.
Selain itu, yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, termasuk mengatasi masalah banjir tidak bisa lepas dari politik.
"Kemudian kalau ditanya apa ini memang ini politis, iya dong, itu nggak usah dibantah," kata Ade Armando.
2. Aksi nyata
Dalam kesempatan tersebut, Ade Armando juga mengkritik kebijakan penuntasan masalah banjir antara langkah normalisasi dan naturalisasi.
Diketahui sebelumnya Anies Baswedan pernah silang pendapat dengan Kementerian PUPR, Basuki Hadimuljono soal kedua konsep menyelesaian banjir ini.
Menurut Ade Armando, perpandangan titik permasalahannya bukan mana yang lebih baik antara normalisai atau naturalisasi.
Tapi yang terpenting adalah langkah nyata yang diambil oleh Anies Baswedan.
"Kalau Anies Baswedan percaya jawabannya naturalisasi, mestinya ada bukti-bukti yang ditunjukkan proses naturalisasi dilakukan dengan baik," beber Ade Armando.
"Buktinya adalah normalisasi sudah berhenti, naturalisasi tidak dilakukan," lanjutnya.
Ade Armando menjelaskan tim yang dibentuk Anies Baswedan untuk mengatasi masalah di Jakarta termasuk banjir menjadi berantakan.
"Timnya Anies Baswedan tidak bisa menjelaskan kepada publik, apa yang mereka lakukan untuk mencegah banjir terjadi," tegas Ade Armando.
3. Tidak memiliki kesempatan di tahun 2024
Ade Armando melanjutkan sekarang ini masyarakat kehilangan kepercayaan kepada Anies Baswedan.
Ini dikarenakan mantan Mendikbud tersebut tidak melakukan pekerjaannya dengan baik.
Bahkan menurutnya Anies Baswedan juga menyalahkan masalah banjir ke wilayah lain dan pemerintahan sebelumnya.
Terakhir, Ade Armando menambahkan Anies Baswedan sebut tidak memiliki kesempatan untuk maju di Pilpres tahun 2024.
"Kalau kualitasnya seperti Anies Baswedan, hancur. Jakarta saja sudah hancur apalagi Indonesia, harus diingatkan kepada publik," tutup Ade Armando.
Komentar Pendukung Anies
Aktivis Pendukung Anies Baswedan, Geisz Chalifah mengatakan membahas soal permasalahan banjir di Ibu Kota di awal tahun harus menggunakan data yang ada.
Geisz memandang banjir di tahun 2020 tersebut tidak lebih parah dari banjir-banjir sebelumnya.
"Itu jauh lebih rendah dibanding 2007 dibanding 2012 maupun 2017 kemarin dari segi titik yang tergenang," kata Geisz.
Namun, dirinya tidak menampik jika banjir di DKI Jakarta jauh dipolitisasi
"Komoditas politiknya jauh lebih besar, artinya apa antara opini dengan data, jauh lebih besar opininya daripada data," tandasnya.
Geisz menilai cara terbaik untuk mengkritik Anies Baswedan berdasarkan data yang ada.
Bukan menggunakan opini-opini seseorang.
"Kalau itu kritik, harus berdasar data. Tapi ini kebencian berdasarkan opini," tutur Geisz. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 3 Kritik Pedas untuk Anies Baswedan dari Ade Armando, dari Gagal Atasi Banjir hingga Peluang 2024, https://www.tribunnews.com/regional/2020/01/19/3-kritik-pedas-untuk-anies-baswedan-dari-ade-armando-dari-gagal-atasi-banjir-hingga-peluang-2024?page=all.