Usia Samarinda Menginjak 352 Tahun, Persoalan Banjir Masih Jadi Masalah, Begini Penjelasan Jaang

Kota Samarinda sudah menginjak usia 352 tahun, namun persoalan banjir masih menjadi masalah.

Editor: Samir Paturusi
Tribunkaltim.Co/Ichwal Setiawan
RAYAKAN HUT SAMARINDA -- Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang memberi potongan tumpeng ke Ketua DPRD Samarinda, Siswadi disela-sela rapat paripurna istimewa HUT Samarinda ke-352. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA-Kota Samarinda sudah menginjak usia 352 tahun, namun persoalan banjir masih menjadi masalah.

Tepat hari ini, Selasa (21/1/2020) Kota Samarinda telah berusia 352 tahun.

Tetapi persoalan banjir masih menjadi masalah bagi warga ibu kota Kaltim.

Walikota Samarinda Syaharie Jaang mengaku upaya penanggulangan banjir di Samarinda sudah maksimal dilakukan.

Hanya saja, kondisi alam membuat banjir di Samarinda sulit teratasi.

"Saat hujan deras lalu Sungai Karang Mumus (SKM) lagi pasang (naik) air tergenang.

Itu yang membuat genangan lama, kerja pompa-pompa juga tidak maksimal," ujar Syaharie Jaang kepada wartawan seusai apel HUT Samarinda ke-352 di Halaman GOR Segiri Samarinda.

Intensitas hujan tinggi diperparah dengan pasang air sungai membuat banjir semakin parah.

 Hindari Pembangunan Berbiaya Tinggi, Ini Mega Proyek yang Diajukan Masuk Proyek Strategis Nasional

 Polemik Proyek Pemasangan Pipa PDAM Bontang, Walikota Neni Moerniaeni Beri Respon Keras, Blacklist!

 Sekprov Kaltara Instruksikan Seluruh OPD Selesaikan Laporan Realisasi Proyek 2019

 Realisasi Fisik Proyek di Kaltara Sudah 85,57 Persen, Keuangan 84,39 Persen

"Bukan membela diri. Hujan deras ditambah air sungai naik. Kondisi itu (banjir) bertahan lebih lama," ungkap Syaharie Jaang.

Namun pemerintah sudah mengupayakan penanggulangan banjir secara perlahan. Walikota Syaharie Jaang menjelaskan, Pemkot sedang membangun drainase untuk mengatasi persoalan banjir di Simpang Alaya dan Jalan DI Pandjaitan.

Apabila proyek tersebut rampung, air genangan di lokasi tersebut bisa surut jauh lebih cepat kurang dari sejam.

"Kita sedang motong Masjid Babul Hafsah. Menyeberang arah drainase dari Alaya. Tujuannya untuk mempercepat aliran air," ujarnya.

Selain proyek tersebut, pemerintah juga tengah menormalisasi bantaran SKM. Tahun ini sekitar 300 meter diturap di Kelurahan Gunung Linggai.

Masih ada beberapa titik yang perlu diturap. Tetapi Pemkot memprioritaskan lokasi yang telah siap dibangun (steril dari bangunan).

"Mencari satu kilo dua kilo itu nggak gampang. Sama dengan menunggu menurap bantaran sungai di Pasar Segiri," ungkapnya. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved