Hilangnya Yusuf Gazali Diungkap Pengasuh yang Kini Jadi Tersangka 'Saya Tinggal Yusuf Cuma Sebentar'
Hilangnya Yusuf Gazali lalu ditemukan meninggal dunia di bawa rumah warga di kawasan parit aliran Sungai Karang Asam Kecil
TRIBUNKALTIM.CO - Kronologi hilangnya Yusuf Gazali yang ditemukan meninggal dunia di bawa rumah warga di kawasan parit aliran Sungai Karang Asam Kecil membuat banyak pihak penasaran.
Setelah hampir dua pekan berlalu, pihak kepolisian akhirnya menetapkan dua orang pengasuh Yusuf Gazali sebagai tersangka.
Pengasuh Yusuf Gazali mengungkap detik-detik hilangnya balita itu.
Sebelumnya, jasad atau mayat Yusuf Gazali ditemukan tanpa kepala di parit bawah rumah warga di kawasan parit aliran Sungai Karang Asam Kecil, Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda Kalimantan Timur, Minggu (8/12/2019).
Polisi terus melakukan pengembangan untuk menuntaskan kasus tersebut, termasuk memastikan apakah jasad atau mayat tanpa kepala tersebut adalah Muhammad Yusuf Gazali (4).
Muhammad Yusuf Gazali sebelumnya dinyatakan hilang setelah dititipkan di PAUD di kawasan Samarinda Ilir.
• Bukan Pembunuh Balita Tanpa Kepala, Dua Guru PAUD Yusuf Gazali Jadi Tersangka Polisi, Ini Responnya
• Fakta Baru Mayat Balita Tanpa Kepala di Samarinda, Guru PAUD Ungkap Detik-detik Yusuf Gazali Hilang
• Temuan Mayat Balita Tanpa Kepala, Guru PAUD Samarinda Ini Tersangka, Begini Respon Ayah Yusuf Gazali
• Dua Pengasuh Yusuf Gazali di PAUD Ditetapkan Sebagai Tersangka, Antara Pasrah dan Sulit Menerima
Kasus hilangnya Muhammad Yusuf Gazali (4), balita yang hilang di PAUD di Jalan AW Syahranie, Samarinda terus diusut pihak kepolisian.
Jasad balita Yusuf Gazali yang ditemukan dengan organ tubuh tidak lengkap.
Kanit Reskrim Polsek Samarinda ulu, Ipda M. Ridwan mengatakan Reskrim Polsek Samarinda ulu bersama Reskrim Polresta Samarinda telah melakukan gelar perkara tadi siang, selasa (21/01/20), terkait kasus hilangnya Yusuf Gazali.
Dan dari hasil tes DNA yang dilakukan Tim Inafis Mabes Polri menyatakan mayat balita tanpa kepala itu identik dengan Muhammad Yusuf Gazali.

Nasib 2 guru PAUD
Selasa 21 Januari 2020 malam, Reskrim Polsek Samarinda ulu melakukan penjemputan terhadap dua pengasuh Yusuf di PAUD tempat ia bersekolah.
"Jajaran Polsek Samarinda Ulu melakukan penjemputan terhadap tersangka berinisial (ML) dan (SY) di PAUD," kata Kanit Reskrim Polsek Samarinda ulu, Ipda M. Ridwan, selasa (21/01/20).
Kanit Reskrim menyebut dua orang tersebut merupakan pengasuh di PAUD, keduanya dibawa ke Polsek Samarinda Ulu guna pemeriksaan lebih lanjut.
Selanjutnya M Ridwan mengatakan dari gelar perkara keduanya akan dikenakan Pasal 359 KUHP:

“Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.”
Dalam hukum pidana, kelalaian, kesalahan, kurang hati-hati, atau kealpaan disebut dengan culpa.
Tanggapan orangtua
"Ya memang keduanya pengasuh Yusuf, ya bersyukur sudah ditetapkan," kata ayah balita Yusuf, Bambang Sulistyo, Selasa (21/1/2020) kepada Tribunkaltim.co.
"Saya rasa pengungkapan kasus ini sudah bagus dan baik," katanya.
"Kami juga berterimakasih untuk penetapan tersangka memang melalui tahapan yang tidak sebentar," lanjutnya
Dari pihak keluarga belum tahu apakah ada langkah-langkah selanjutnya terkait kasus ini.
"Kita serahkan saja ke kepolisian dulu bagaimana kinerja mereka," katanya.
"Meskipun ibaratnya masih seperti statment awal saya, cuman ikuti dulu perkembangan polisi seperti apa," ucapnya.
Bambang mengatakan jika berseberangan dengan mereka nanti pihaknya akan menunjukkan bukti yang relevan.
"Kami juga memiliki data yang kongkrit," tuturnya.
"Tunggu hasil mereka dululah, kami berharap adil dan jelas," tegasnya.
Ini harus didukung bukti yang kuat kalau memang kejadiannya seperti itu.
"Harus meyakinkan keluarga kalo ada bukti yang kuat kami terima," bebernya.
Pengakuan pengasuh
Dua pengasuh ML (26) dan SY (51) diamankan di Mapolsek Samarinda Ulu.
Setibanya di Mapolsek Jalan Juanda Samarinda Ulu pengasuh ML (26) mengaku dua kali dihubungi polisi sebelum diamankan hari Selasa malam ini.
Karena ia dan SY (51) berbeda tempat tinggal dan diberitahu polisi untuk berkumpul di PAUD jalan AW Syaranie Kelurahan Air Hitam Kecamatan Samarinda Ulu Selasa malam 21 Januari 2020.
Ditanya wartawan, ML pun kembali mengingat peristiwa saat Ahmad Yusuf Ghozali (4) hilang 22 November lalu.
"Saya meninggalkan tinggal Yusuf cuma sebentar tak sampai 5 menit ke kamar mandi untuk buang air," tutur ML.
Dan ML mengaku sudah 10 tahun jadi pengasuh di PAUD tersebut.
Sedangkan SY mengaku tidak tahu berat dan tinggi Yusuf Gazali terkait yakin atau tidaknya bayi Yusuf Gazali meninggal terseret arus luapan air saat hujan di parit yang letaknya dari PAUD tak sampai 100 meter.
Pasalnya, di parit di jalan AW Syachranie ada besi ram yang dipasang untuk mengadang sampah maupun benda yang masuk di parit.
"Saya gak tau berat Yusuf, karena baru masuk 10 hari dan saya ga tahu soal ini,"katanya.
Selama mengabdi jadi pendamping dan pengasuh sejumlah di PAUD SY mengaku digaji standar.
"Saya selama bekerja jadi pengasuh standar saja gajinya sekitar 1 jutaan perbulan," tambah SY.
Kedua pengasuh ini pun mengaku antara menerima pasrah dan tidak menerima ditetapkan tersangka oleh polisi.
"Ya situasinya antara pasrah menerima dan tidak menerima,"ungkap ML.
Dinas Pendidikan menutup PAUD tempat Yusuf dititipkan
Diberitakan sebelumnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ( Disdikbud ) Kota Samarinda mengambil sikap tegas untuk menutup Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) Jannatul Athfal, tempat almarhum Yusuf sekolah.
Keputusan ini diambil setelah internal Disdikbud Samarinda menggelar musyawarah, Kamis (26/12/2019), di Kantor Disdikbud Samarinda.
Pihak Disdikbud beralasan keputusan menutup PAUD untuk meredam tuntutan masyarakat sekitar terhadap sekolah ini.
Warga setempat menilai sekolah lalai sehingga mengakibatkan nyawa Yusuf tak bisa diselamatkan.
"Insya Allah kami yang tutup, ketimbang masyarakat yang menutup PAUD itu," ujar Kadis Dikbud, Asli Nuryadin saat ditanya wartawan, Kamis (26/12/2019).
Asli Nuryadin menambahkan, dasar penutupan PAUD ini juga didukung dari fakta yang terjadi di lokasi ini.
Kemudian, surat dari kepolisian, pemerhati perlindungan anak dan warga sekitar.
"Pertimbangan ya sih banyak, dari fakta kejadian itu. Ada surat dari Kapolsek juga, ada dari organisasi perlindungan anak, ada juga dari masyarakat," kata Asli Nuryadin.
Rencananya, surat penutupan PAUD Jannatul Atfal bakal dilayangkan hari ini.
Disdikbud berharap pihak sekolah tak lagi melakukan aktivitas apapun di sekolah tersebut.
Keputusan ini bersifat final. Tidak ada toleransi dari Pemerintah tak menghentikan aktivitas di sana.
"Supaya itu tidak berkepanjangan, kami close dulu sambil kami menunggu langkah-langkah selanjutnya seperti apa, supaya tidak bias," pungkas Asli Nuryadin.
Kasus kematian Yusuf menarik simpati dunia maya hingga tingkat nasional. Mulanya, Yusuf dikabarkan hilang diculik.
Sekira 2 pekan kemudian, tubuh Yusuf ditemukan di anak Sungai Karang Mumus sekitar 2 kilometer dari sekolah.
Namun, kondisi mayatnya memperihatinkan.
Mayat Yusuf tanpa kepala. Keluarga menyakini jasad tersebut Yusuf dan telah dikebumikan sesaat setelah ditemukan.
• DPRD Samarinda Dukung Keputusan Dinas Pendidikan Tutup PAUD Tempat Almarhum Yusuf Sekolah
• Dinas Pendidikan Samarinda Putuskan Tutup PAUD Tempat Almarhum Yusuf Dititipkan
• Gali Informasi Tambahan, Kapolresta Samarinda Temui Orangtua Ahmad Yusuf Ghozali
• Polisi Menduga Yusuf Gazali Terseret Air di Parit Depan PAUD Saat Hujan Deras,Penyelidikan Berlanjut
(*)