Mayat Balita Tanpa Kepala

Pengakuan Kepala Sekolah PAUD Setelah 2 Guru Jadi Tersangka Mayat Balita Tanpa Kepala di Samarinda

Berikut ini pengakuan Kepala Sekolah setelah dua guru PAUD ditetapkan sebagai tersangka terkait penemuan mayat balita tanpa kepala di Samarinda

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Dok tribunkaltim.co/Nevrianto Hardi Prasetyo
Pengakuan Kepala Sekolah PAUD Setelah 2 Guru Jadi Tersangka Jasad Balita Tanpa Kepala di Samarinda 

Pengakuan ML, saat Yusuf Gazali hilang dirinya sedang ke toilet.

Di ruang kelas ada tujuh anak yang dijaga rekannya.

"Waktu saya tinggal ke toilet itu tidak sampai 5 menit begitu pulang sudah Yusuf Gazali sudah tidak ada," kata ML.

Sementara, TS yang menjaga ketujuh anak tersebut, mengatakan Yusuf Gazali luput dari pengawasannya.

Dia tak mengetahui jejak Yusuf Gazali, karena sibuk membujuk anak lain yang rewel.

"Tujuh anak itu Yusuf yang paling tua. Yang lain, ada yang bayi, ada juga yang usia 2 tahunan.

Yusuf kemungkinan keluar lewat pintu," kata TS.

Sejak itu semua guru yang ada di PAUD itu tak tahu ke mana Yusuf Gazali pergi.

Hingga sepekan kemudian, Minggu (8/1/2020) ditemukan jasad tanpa kepala di anak sungai Jalan Antasari yang adalah Yusuf Gazali sebagaimana hasil DNA polisi.

Tersangka TS sudah menjadi pengasuh di PAUD itu selama dua tahun empat bulan.

Sementara, ML sudah 10 tahun, sejak usianya 16 tahun mengajar di PAUD.

Kejadian ini yang pertama bagi keduanya ini selama menjalani profesi pengasuh anak.

"Saat kejadian itu memang kami berdua yang piket," kata TS.

Yanti menyesali perbuatannya karena lalai menjaga Yusuf Gazali.

Begitu juga ML. "Kami lalai karenakan waktu itu kami piket," jelasnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved