Curhat di Twitter, Sudjiwo Tedjo Terusik Guru Digundul Polisi, Jokowi dan Idham Aziz Ada Karena Guru

Curhat di Twitter, Sudjiwo Tedjo terusik guru digundul polisi, Jokowi dan Kapolri Idham Aziz ada karena guru

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribun Jogja/Hasan Sakri Ghozali
3 tersangka kasus susur Sungai Sempor digiring polisi 

TRIBUNKALTIM.CO - Curhat di Twitter, Sudjiwo Tedjo terusik guru digundul polisi, Jokowi dan Kapolri Idham Aziz ada karena guru.

3 guru SMPN 1 Turi Sleman, Yogyakarta, yang kini jadi tersangka kasus susur Sungai Sempor jadi perhatian publik.

Termasuk budayawan Sudjiwo Tedjo ikut komentar terkait perlakuan polisi kepada 3 guru tersebut.

Pasalnya, selain jadi tersangka tewasnya 10 siswa SMPN 1 Turi, 3 guru ini juga digundul oleh polisi.

Budayawan Sudjiwo Tedjo ikut mengomentari polemik soal penggundulan tersangka susur sungai SMPN 1 Turi yang ramai di media sosial.

Menurut Sudjiwo Tedjo, dirinya merasa terusik saat melihat para tersangka yang merupakan guru itu digunduli dan diarak.

Geram Perlakuan Polisi ke Tersangka Susur Sungai, Ikatan Guru Desak Idham Aziz Lepas Jabatan Kapolri

Berhati Emas 2 Sosok Penyelamat Puluhan Korban Susur Sungai Sumbang Uang Penghargaan Untuk Masjid

Meski tidak pernah mendapatkan ilmu soal kepolisian sedikitpun, Sudjiwo Tedjo yakin kalau para tersangka itu tidak memiliki niat jahat sejak awal.

Sudjiwo Tedjo lebih menilai kalau kasus ini merupakan kelalaian.

Sehingga ia mempertanyakan apakah patut para tersangka itu diperlakukan seperti itu, yakni digunduli dan diarak.

Dengan adanya hal seperti itu, Sudjiwo Tedjo khawatir kalau nantinya itu malah membuat guru lain jadi takut untuk berkereasi.

Di mana nantinya hal itu akan berdampak pada murid itu sendiri.

Hal itu disampaikan oleh Sudjiwo Tedjo di akun Twitter miliknya @sudjiwotedjo, Kamis (27/2/2020).

Sambil mengomentari hal itu, Sudjiwo Tedjo juga bahkan menyebut nama Kapolri Idham Azis.

Meski begitu, Sudjiwo Tedjo menegaskan kalau komentarnya itu sama sekali tidak mengecilkan keluarga korban.

Ia pun menyampaikan hal itu dengan segala empati kepada semua murid yang jadi korban.

Namun, ia ingin berkata jujur kalau dirinya terusik dengan penggundulan tersebut.

"Yth, Bapak Kapolri Jenderal Pol Idham Azis, dan dengan segala empati kepada murid-murid yang meninggal, luka-luka, traumatis dan lain-lain dari peristiwa susur sungai, beserta keluarganya, izinkan saya jujur bahwa agak terusik melihat guru-guru tersangka itu digunduli .. ," tulis Sudjiwo Tedjo.

Ia pun menegaskan kalau dirinya yakin para tersangka itu tidak memiliki niat jahat sejak awal.

Bahkan ia membandingkan dengan oknum guru yang memperkosa siswanya.

Tentukan Susur Sungai Sempor untuk Lokasi Kegiatan Pramuka, Guru Olahraga Ini Hanya Modal WhatsApp

Siswi SMP Ini Selamat dari Tragedi Susur Sungai Gara-gara tak Turuti Perkataan Pembina Pramuka

"Digunduli dan diarak seperti pesakitan tertentu.

Saya tak pernah terdidik sedikit pun ilmu kepolisian, sehingga bisa saja pendapat yang ini keliru:

Rasanya, tidak mungkin guru-guru tersangka itu punya niat jahat sejak awal, berbeda dengan, misalnya, guru yang memerkosa muridnya."

"Pada kasus perkosaan guru ke murid, patut diduga ada awal niat jahat.

Tapi, rasanya, yg terjadi pada kasus susur sungai ini bukan adanya niat jahat sejak awal dari para guru tersangka.

Barangkali yang ada adalah kelalaian.

Patutkah mereka diperlakukan seperti pesakitan tertentu?," tulis Sudjiwo Tedjo lagi.

"Apalagi yg diperlakukan spt pesakitan tertentu itu guru.

Krn tidak ada bekas guru, sebagaimana tidak ada bekas orangtua dan bekas anak.

Sekali pernah menjadi guru, setidaknya bagi saya, selamanya dia guru saya.

Mereka berasal dari dharma yg dari dharma itulah muncul Pak Jokowi," tulisnya.

"Dari tangan para guru muncul Pak Jokowi sampai para pemimpin di tingkat RT, termasuk Jenderal Idham Azis sendiri dan para orangtua murid yang kini sedang menyandang prihatin"

Pengakuan Tersangka

Sementara itu, polemik soal penggundulan tersangka susur sungai yang merupakan guru di media sosial rupanya sampai ke telinga tersangka.

Pada Rabu (26/2/2020), tersangka IYA mewakili dua tersangka lainnya R dan DS ingin meluruskan informasi yang simpang-siur.

IYA mengatakan bahwa ia bersama dua rekannya dalam keadaan baik dan tidak mendapatkan tekanan apapun.

Ia pun menceritakan bahwa selama pemeriksaan dan penahanan diperlakukan dengan baik.

Mematahkan perdebatan di luar, IYA mengatakan penggundulan ini karena permintaan mereka sendiri.

"Jadi kalau gundul itu memang permintaan kami, jadi pada dasarnya demi keamanan, karena kalau saya tidak gundul banyak yang melihat saya.

Kalau gundul kan sama-sama di dalam gundul semua.

Jadi ini permintaan kami," ujarnya.

 Geram Perlakuan Polisi ke Tersangka Susur Sungai, Ikatan Guru Desak Idham Aziz Lepas Jabatan Kapolri

 Berhati Emas 2 Sosok Penyelamat Puluhan Korban Susur Sungai Sumbang Uang Penghargaan Untuk Masjid

Mereka tidak ingin terlihat mencolok sehingga, selain gundul mereka juga ingin mengenakan seragam tahanan yang sama dikenakan oleh tahanan lainnya.

"Kalau di dalam sama-sama gundul, bajunya juga sama, jadi orang melihatnya nggak terlalu spesifik ke saya," imbuhnya.

Selama pemeriksaan pun ia mengaku bahwa tidak ditekan atau bahkan dipukuli.

Justru ia mengaku diperlakukan dengan baik oleh petugas.

"Bahkan petugas, setiap datang ke tempat kami, kami bertiga pasti di-support diberi dukungan moral sehingga hati kami semakin kuat," ucapnya.

Ia berharap kesimpangsiuran informasi di media sosial dapat segera reda.

Sehingga mereka pun juga tenang dalam menjalani proses hukum ini, dan menyatakan akan menerima segala keputusan hukum yang berlaku.

Pengakuan polisi

Sementara itu Kapolres Sleman AKBP Rizki Ferdiansyah menyampaikan bahwa pada prinsipnya penyidik Satreskrim Polres Sleman melakukan penyidikan sangat dengan hati-hati dan secara prosedural dan tidak mungkin meakukan penyidikan dengan semena-mena.

Ia menjelaskan bahwa pihaknya mempunyai aturan internal dan saat ini Propam Polda DIY sudah turun untuk memeriksa anggota Polres Sleman.

Apakah ditemukan pelanggaran atau tidak dalam penggundulan ini.

"Namun yang terpenting, yang ingin saya sampaikan, saya bisa seperti ini karena guru.

Kasat Reskrim bisa seperti ini karena guru.

Tidak mungkin kita memperlukan seorang guru tidak manusiawi," tegasnya.

Ia menekankan bahwa proses penyidikan tetap pada koridor aturan yang ada.

"Terkait propam, pemeriksaan sudah berjalan nanti kita lihat hasilnya apa," imbuhnya.

Terkait dengan perundungan yang dialami oleh keluarga tersangka, Kapolres mengatakan agar masyarakat dapat menahan diri dan menghentikan segala bentuk perundungan terlebih pengancaman.

Pasalnya, tersangka selama pemeriksaan juga dinilai sangat kooperatif.

 Geram Perlakuan Polisi ke Tersangka Susur Sungai, Ikatan Guru Desak Idham Aziz Lepas Jabatan Kapolri

 Berhati Emas 2 Sosok Penyelamat Puluhan Korban Susur Sungai Sumbang Uang Penghargaan Untuk Masjid

"Seorang guru, yang bertanggung jawab mengajarkan bagaimana orang tidak berbohong dan berbuat baik, dan itu dilakukan oleh mereka.

Tolong hargai itu dan jangan melakukan pengancaman ke keluarga mereka. Mereka juga ikhlas dan siap menjalani dari apa yang harus dipertanggungjawabkan," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menjelaskan bahwa selama ini polisi bekerja tidak berdasarkan tekanan.

Namun berdasarkan fakta hukum dan petunjuk yang ada. Termasuk dalam penetapan tersangka.

"Kita tentukan sesuai perannya masing-masing, jangan sampai kita menyalahkan orang yang tidak salah. Sementara tersangka masih tiga," tutupnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Soroti Penggundulan Tersangka Susur Sungai, Sudjiwo Tedjo: Patutkan Mereka Diperlakukan Seperti Itu?, https://bogor.tribunnews.com/2020/02/27/soroti-penggundulan-tersangka-susur-sungai-sudjiwo-tedjo-patutkan-mereka-diperlakukan-seperti-itu?page=all.

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved