Breaking News

Kisah Pasien Virus Corona di China, Sempat Diberi Obat HIV dan Dikarantina di Apartemen

Kisah pasien Virus Corona di China, sempat diberi obat HIV dan dikarantina di apartemen dan akhirnya sembuh

Editor: Samir Paturusi
Hollywoodreporter via Sonora.id
VIRUS CORONA - Virus corona menyebakan harga masker di China naik enam kali lipat. 

"Saya pikir saya mengetuk pintu neraka," katanya.

Ye kembali ke rumah sakit setelah suhunya melonjak hingga 39 derajat Celcius.

Dokter memberinya tetes infus dan memberikan Kaletra, obat kombinasi yang digunakan untuk mengobati HIV yang telah menunjukkan beberapa keberhasilan dalam memerangi Virus Corona.

Suhunya akhirnya turun menjadi 37 derajat.

Seminggu setelahnya, Ye tampaknya mencapai titik balik.

Kondisi Ye terus membaik ketika ia akhirnya mendapatkan salah satu test kit pada 29 Januari, yang mengkonfirmasi bahwa dia memang terkena virus.

Dokter memberinya obat antiviral Aluvia selama lima hari dan mengirimnya kembali ke apartemennya untuk karantina, mengingat karena rumah sakit tidak memiliki cukup tempat tidur untuk menampungnya.

Di hari kesembilan, atau pada tanggal 7 Februari, serangkaian tes asam nukleat kembali dilakukan.

Ye dinyatakan negatif, tetapi bukan berarti Ye sudah sembuh total.

Setelah ada laporan bahwa bahkan pasien yang dites negatif bisa kembali kritis, pemerintah setempat mengkarantina Ye di sebuah hotel yang telah berubah menjadi rumah sakit darurat.

Polisi berjaga di luar untuk mencegah siapa pun pergi atau masuk.

Ye akhirnya diizinkan pulang lima hari kemudian, mengakhiri perjuangannya selama lebih dari tiga minggu.

Ia bersyukur dirinya berhasil sembuh.

Ye memberi hormat kepada para dokter dan perawat yang mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk membantunya.

Beberapa dokter mengatakan kepadanya bahwa mereka curiga mereka juga terjangkit Virus Corona, tetapi mereka terus merawat pasien.

Seperti kebanyakan warga China pada umumnya, Ye sangat kritis terhadap respons pemerintah terhadap wabah tersebut, terutama respons awal yang lambat dari pejabat setempat.

"Hubei telah kehilangan satu kesempatan ketika mereka mencoba untuk menyembunyikan sesuatu," kata Ye.

Baca Juga

Virus Corona, Larangan Anies Baswedan Soal Izin Keramaian, Bikin Persija vs Persebaya Ditunda?

Pasien Positif Infeksi Virus Corona di China 50 Persen Sembuh, Simak Cara Cegah Penularan Covid-19

"Hal-hal tidak akan sampai seperti ini jika pemerintah tidak menyembunyikan informasi sebulan yang lalu."

Ye termasuk orang yang beruntung, karena ayahnya yang merupakan pekerja kesehatan, selalu waspada akan penyebaran virus ini.

Lebih dari 1000 orang meninggal dunia akibat Virus Corona di Provinsi Hubei.

Kurangnya tempat tidur rumah sakit, alat tes dan peralatan medis dasar lainnya mengakibatkan banyak orang harus antri berjam-jam untuk mendapatkan diagnosis dokter.

Beberapa meninggal bahkan sebelum menemui dokter. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved