Ibu Kota Negara
Polemik Ahok Soal Kepala Ibu Kota Negara Baru, dari Singgung Pertamina hingga Dukungan Cak Imin
Pro dan kontra muncul setelah Presiden Joko Widodo mempertimbangkan sosok Ahok selaku Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara baru.
Dilansir TribunWow.com dari tayangan YouTube Kompas TV, Rabu (4/3/2020), Ali Ngabalin menyebut empat tokoh tersebut memiliki rekam jejak yang baik.
"Yang pertama memang keempat orang ini kan track record-nya terukur," kata Ngabalin.
"Jelas, kemudian energik."
Ngabalin menilai keempat tokoh tersebut memiliki karakter yang lincah saat memimpin.
"Apalagi kayak Azwar, Pak Basuki Tjahaja Purnama, Tumiyana juga begitu," terang Ngabalin.
"Apalagi Mas Bambang, dalam body yang seperti begitu tapi kan sangat lincah tuh."
• Triwulan 3, Pemetaan Lahan Ibu Kota Negara RI di Kalimantan Timur Selesai, Total 412 Ribu Hektare
• Siasat Jokowi & Luhut Pandjaitan Pindahkan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Diungkap Teman Rocky Gerung
Untuk diketahui, Presiden Jokowi telah menyampaikan empat calon Kepala Badan Otorita IKN.
Empat calon tersebut di antaranya Bambang Brojonegoro, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Abdullah Azwar Anas, dan Tumiyana.
Siapa sajakah mereka? Berikut profil singkat empat calon pemimpin ibu kota baru yang Tribunnews rangkum dari berbagai sumber:
Dikutip dari pertamina.com, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) lulus dari jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Trisakti dan mendapatkan gelar Insinyur pada 1989.
Setelahnya, Ahok menyelesaikan pendidikan magister pada 1994 dengan gelar Master Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya.
Ia tercatat pernah menggeluti bisnis tambang sebagai kontraktor di PT Timah Persero.
Sedangkan karier politik Ahok dimulai saat dirinya menjadi Anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur (2004), Bupati Belitung Timur (2005), dan Anggota DPR RI (2009).
Perjalanan Akoh di panggung politik semakin bersinar saat menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta (2012) dan Gubernur DKI Jakarta (2014).