Virus Corona

Jangan Terulang di Indonesia, Terkuak Kenapa Corona Begitu Mengerikan di Italia, Sehari 800 Kematian

Ahli akhirnya membongkar penyebab mengapa virus Corona di Benua Eropa, termasuk Italia bisa sedemikian menyedihkan.

Editor: Doan Pardede
rte.ie
CORONA DI ITALIA - Ahli akhirnya membongkar penyebab mengapa virus Corona di Benua Eropa, termasuk Italia bisa sedemikian menyedihkan. 

Banyaknya petugas medis yang terinfeksi kini menjadi krisis baru bagi negara-negara Barat di tengah melonjaknya kasus infeksi.

Di Italia, maupun di Benua Amerika, Amerika Serikat, serta negara-negara lainnya melaporkan kekurangan pasokan alat pelindung.

Sementara, banyak pasien yang membutuhkan perawatan mereka.

Sifat virus yang sangat menular menunjukkan tanda-tanda penularan yang tidak biasa.

Direktur Unit Perawatan Intensif di Peking Union Medical College Hospital Du Bin menyebutkan, dokter THT di Wuhan memiliki tingkat infeksi yang lebih tinggi dibandingkan rekan-rekan lainnya di rumah sakit yang sama.

CORONA DI ITALIA - Plastik belanja dan virus Corona
CORONA DI ITALIA - Plastik belanja dan virus Corona (kolase TribunStyle.com/rencongpost)

"Interpretasi pribadi saya adalah dokter-dokter ini memiliki kotak yang sangat dekat dengan pasien. Itulah alasan utama mereka mudah terinfeksi," kata Du.

"Sangat penting untuk mendidik dan melatih dokter tentang cara melindungi diri mereka sendiri," lanjut dia.

Tak seperti SARS, virus Corona hanya menyebabkan gejala ringan atau bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali pada tubuh pasien.

Artinya, pasien tersebut secara tak sadar bisa menyebarkan virus ke orang lain.

Menurut para dokter, pemberian tes asam nukleat yang mengidentifikasi urutan genetik virus dalam sampel pasien merupakan hal yang sangat penting.

"Uji, uji, dan uji," kata Du.

Pengujian telah menjadi barometer penting bagi pemerintah berbagai negara di dunia dan sistem perawatan kesehatan.

Pemerintah AS menghadapi kemarahan publik karena lambatnya peluncuran tes.

Sementara, negara-negara seperti Indonesia dan India dikritik karena tidak melakukan pengujian massal.

Korea Selatan, yang memiliki jumlah kasus terbesar kedua di Asia, telah mengendalikan wabahnya sebagian besar melalui pengujian puluhan ribu orang setiap hari.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved