Virus Corona

Pengakuan Perawat Bali yang Perang Lawan Virus Corona di Ruang Isolasi Covid-19, Keluarga Ketakutan

Pengakuan Perawat Bali yang perang lawan Virus Corona di ruang isolasi pasien covid-19, keluarga ketakutan

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Kolase TribunKaltim.co / Tribunnews dan Freepik.com
Pengakuan Perawat Bali yang Perang Lawan Virus Corona di Ruang Isolasi Covid-19, Keluarga Ketakutan 

TRIBUNKALTIM.CO - Pengakuan Perawat Bali yang perang lawan Virus Corona di ruang isolasi pasien covid-19, keluarga ketakutan.

Satu lagi kisah pilu yang sempat dialami seorang Perawat di Bali akibat terjun langsung perang melawan Virus Corona.

Seorang Perawat ini siap menjalankan tugas negara dalam menangani pasien covid-19 di ruang isolasi.

Sampai-sampai, keluarga Perawat ini ketakutan dan minta dipindah, lantaran risiko besar menghantui tenaga medis Virus Corona.

Kisah tentang Perawat yang keluarganya sempat ketakuan dengan risiko covid-19 dibeberkan oleh Gusti Putu Rai Sumiari, Kepala Ruang Isolasi Nusa Indah RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.

Iapun menceritakan bagaimana menjadi tenaga medis di ruang isolasi penyakit menular ini.

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar merupakan salah satu rumah sakit rujukan untuk penanganan pasien virus corona atau covid-19.

UPDATE Virus Corona di Balikpapan, 2 Ribu Set Alat Pelindung Diri Mendarat di Base Ops Lanud Dhomber

Perawat yang Pergi dari Kost Karena Tangani Pasien Corona Dapat Tawaran dari Hotel dan Apartemen

Perawat dan Dokter di Wilayah Anies Baswedan Diusir Tetangga Karena Perang Lawan Virus Corona

Di rumah sakit ini, baik pasien yang memiliki gejala mirip covid-19 hingga yang positif akan diisolasi di ruang Nusa Indah.

Ada 18 ruangan di Nusa Indah untuk merawat para pasien terkait covid-19.

Sumiari yang sudah 8 tahun bertugas di ruangan ini mengaku sempat diminta suaminya untuk pindah.

Keluarga terdekatnya merasa khawatir ia akan tertular penyakit saat bertugas di ruang Nusa Indah.

"Semua keluarga takut, bahkan suami saya sempat meminta pindah dari Nusa Indah," cerita Sumiari, dalam video yang diunggah di akun instagram resmi RSUP Sanglah, Selasa (24/3/2020).

Ia kemudian menjelaskan dengan sabar bahwa ia dibekali prosedur-prosedur untuk mencegah penularan.

Juga dibekali alat pelindung diri (APD) untuk mencegah penularan tersebut.

Sebelum pulang, tenaga kesehatan di Nusa Indah diwajibkan untuk mengganti semua pakaiannya dan mandi.

"Sukurlah keluarga mengerti setelah diberi penjelasan.

Ini adalah tugas Negara dan kami mencintai profesi kami," kata dia.

Perawat dan Tenaga Kesehatan di RS Persahabatan Diusir dari Tempat Kost,Pemilik Kost Takut Tertular

Hal yang sama diungkapkan I Gede Ketut Sajinadiyasa, dokter spesialis paru di ruang isolasi Nusa Indah.

Ia mengaku selama merawat pasien dengan penyakit menular ini, keluarga dan anak-anak merasa khawatir.

"Namun, dengan penjelasan-penjelasan bagaimana cara mencegah infeksi dan menghindari infeksi, mereka bisa menerima kondisi seperti ini," kata dia.

Dia menyebut, hal ini sudah menjadi kewajibannya sebagai dokter dan tenaga kesehatan untuk merawat para pasien ini.

Di akhir video berjudul "kisah kasih di Nusa Indah" tersebut, RSUP Sanglah menyeliplan pesan kepada masyarakat.

"Bahwa masa sulit ini apakah bisa segera terlewati, tidak hanya tergantung pada para tenaga kesehatan.

Mencegah dan mengendalikan wabah adalah tanggung jawab kita semua.

Asalkan kita semua tidak keluar rumah maka kita bisa memusnahkan wabah ini."

Untuk diketahui, seorang pasien warga negara asing sempat dirawat dan dinyatakan meninggal di RSUP Sanglah pada Rabu (11/3/2020) lalu.

Perawat dan Dokter di Wilayah Anies Baswedan Diusir Tetangga Karena Perang Lawan Virus Corona

Sementara itu, hingga saat ini, sebanyak 6 pasien positif covid-19 tercatat di Bali. Sebanyak 2 di antara 6 pasien itu meninggal.

Sementara, 4 pasien lain masih dirawat di sejumlah rumah sakit.

Sedangkan total pasien dalam pengawasan sebanyak 102 orang.

Sebanyak 73 pasien telah dinyatakan negatif mengidap covid-19.

Saat ini, terdapat 23 PDP yang dirawat dan menunggu hasil laboratorium.

Insentif tenaga medis

Pemerintah sudah menentukan besaran insentif yang diberikan kepada tenaga kesehatan yang menangani VIrus Corona covid-19.

"Kemarin kita telah rapat dan telah diputuskan, sudah dihitung oleh Menkeu, diberikan insentif bulanan untuk tenaga medis," kata Jokowi usai meresmikan RS Darurat Virus Corona di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020).

Petugas Medis Juga Kena Virus Corona, Dokter Spesialis Paru Ungkap Penyebab, Salah Satunya Berjemur

Presiden Jokowi lantas membeberkan besaran insentif untuk masing-masing tenaga medis.

Untuk Dokter spesialis Rp 15 juta, Dokter umum/dokter gigi Rp 10 juta, bidan atau perawat Rp 7,5 juta, dan tenaga medis lainnya Rp 5 juta.

Selain itu, akan ada santunan kematian sebesar Rp 300 juta bagi tenaga medis yang meninggal karena tertular Virus Corona.

Kendati demikian, insentif hingga santunan kematian ini hanya berlaku di daerah yang sudah menyatakan tanggap darurat.

"Ini untuk daerah yang tanggap darurat," kata Jokowi.

(*)

IKUTI >> Update virus Corona

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Tenaga Kesehatan yang Bertugas di Ruang Isolasi Covid-19...", https://regional.kompas.com/read/2020/03/24/21375861/cerita-tenaga-kesehatan-yang-bertugas-di-ruang-isolasi-covid-19.
Penulis : Kontributor Bali, Imam Rosidin
Editor : Robertus Belarminus
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved