Virus Corona
Tak Perlu Takut Virus Corona, Obatnya Ditemukan, Bukan Avigan dan Klorokuin, Sudah Dibuktikan China
Tak perlu takut Virus Corona, obatnya ditemukan, bukan Avigan dan Klorokuin, sudah dibuktikan China
TRIBUNKALTIM.CO - Tak perlu takut Virus Corona, obatnya ditemukan, bukan Avigan dan Klorokuin, sudah dibuktikan China.
Para ilmuwan terus bekerja keras menemukan obat yang ampuh melawan Virus Corona, atau covid-19.
Selain mengembangkan vaksin, China, sebagai tempat Virus Corona bermula juga mengujicoba beberapa obat covid-19.
Bahkan, obat yang baru diujicoba ini diklaim mampu sembuhkan pasien Virus Corona dengan tingkat kekritisan 90 persen.
Beberapa waktu yang lalu ada kabar gembira bahwa ada obat yang digunakan untuk menyembuhkan pasien dari Virus Corona.
• Penggali Kubur Takut, Bupati dan Dokter Ini Turun Langsung Ikut Makamkan Pasien Positif Virus Corona
• Peneliti Ungkap 3 Kabar Baik dari Virus Corona yang Bisa Buat Sedikit Lega, Vaksin Tak Serumit Flu
Obat tersebut adalah Avigan dari Jepang dan Klorokuin obat malaria yang selama ini mudah dijumpai di Indonesia.
Meski tidak resmi, namun kedua obat tersebut sudah dijadikan alternatif untuk mengobati pasien Virus Corona.
Kini ada kabar gembira lagi bahwa ditemukan obat baru diyakini juga bisa digunakan untuk mengobati covid-19.
Bahkan obat tersebut memiliki rasio besar hingga 90% bisa menyembuhkan dari Virus Corona.
Dilansir oleh Daily Star pada Kamis (26/3/2020), sebuah obat ditemukan untuk melawan Virus Corona dan bahkan disebut memiliki rasio 90% untuk menyembuhkan.
Hal itu dibuktikan dalam uji coba pertama.
Pasien covid-19 yang didiagnosis kondisinya parah atau kritis di dua rumah sakit terpisah di Provinsi Anhui, China Timur.
Mereka diberi obat yang disebut tocilizumab bersama secara rutin antara 5-14 Februari.
Hasilnya efektif, keduanya bisa disembuhkan dan memberikan perubahan signifikan.
Ini bisa menjadi temuan besar dalam membantu mengatasi pandemi yang belum ditemukan solusinya hingga saat ini.
Tocilizumab atau dikenal dengan Actemra diproduksi oleh perusahaan farmasi Swiss Roche.
Biasanya obat ini digunakan untuk mengobati radang sendi.
Setelah diberikan pada pasien covid-19, demam pasien dengan cepat mulai normal, dan semua gejalanya membaik.
Lima belas dari 20 pasien yang terlibat dalam percobaan dapat menurunkan asupan oksigen.
Dengan 19 pasien dipulangkan rata-rata 13,5 hari setelah perawatan.
Studi ini menyimpulkan "Tocilizumab adalah pengobatan yang efektif pada pasien covid-19 yang parah yang memberi strategi terapi baru untuk penyakit fatal ini."
Tocilizumab membantu menurunkan kadar protein interleukin 6 tinggi yang membantu beberapa penyakit peradangan.
Genetech sebuah perusahaan bioteknologi di AS meluncurkan uji coba pada obat ini apakah bisa digunakan di Amerika.
"Kami sedang melakukan uji klinis pada Actemra untuk perawatan di rumah sakit dengan covid-19 sehingga dapat lebih baik sehingga bisa menentukan apakah Actemra potensial dalam memerangi penyakit ini," katanya.
Di China penelitian dengan Actemra masih terus berjalan dan dalam uji klinis sudah diujikan pada 188 pasien dan akan terus berjalan sampai 10 Mei.
Jumat lalu WHO mengumumkan, uji coba global untuk mencari tahu obat-obatan yang potensial untuk digunakan melawan covid-19.
• Pasien Virus Corona Bertambah Ratusan per Hari, Ketum IDI Kritisi Pengawasan Social Distancing
• Gejala Mulai Terlihat, Inilah Pesepakbola Diprediksi Kehilangan Karier Karena Corona, Ada Nama Besar
Aksi tersebut disebut SOLIDARITY untuk menggunakan obat-oabatan yang tersedia yang mungkin bisa mengendalikan virus tersebut.
Jika ini berhasil bukan tidak mungkin kita tak perlu takut lagi dengan wabah penyakit ini, karena bisa diatasi dengan mudah.
Vaksin Dikembangkan
Para relawan pun secara sukarela menjadikan diri mereka media ujicoba vaksin Virus Corona.
Kesaksian sukarelawan yang memberanikan dirinya diuji coba vaksin Virus Corona.
Mewabahnya covid-19 sebagai pandemi di seluruh dunia membuat banyak ahli medis yang berbondong-bondong mencari vaksin untuk corona.
• Tak Bisa Cium Bau dan Kecap Rasa, Waspada Gejala Baru Infeksi Virus Corona, Ini Penjelasan Para Ahli
• SBY Singgung Kebijakan Jokowi Tolak Lockdown Tepat, Ayah AHY: Darurat, Jangan Dianggap Mengada-ada
• Ini Yang Terjadi Pada Tubuh Setelah Disuntik Vaksin Virus Corona, Suhu Tubuh Bisa Tembus 38 Derajat
Salah satu yang sudah memulai uji coba vaksin corona adalah Kota Wuhan, China tempat virus ini muncul untuk kali pertama.
Setidaknya 108 sukarelawan merelakan dirinya menjadi uji coba dalam efektivitas vaksin ini.
Tentu saja, ada efek samping yang ditimbulkan dari uji coba ini sebagai risiko yang harus ditanggung.
Meski ada yang mengaku mengalami diare, suhu tubuh meninggi, hingga rasa gelisah, rata-rata relawan mengaku bangga sudah berpartisipasi.
1. Kesaksian Sukarelawan
Vaksin Virus Corona itu dikembangkan oleh CanSino Biologics, sebuah perusahaan farmasi yang bekerja sama dengan militer China.
Uji coba terhadap 108 sukarelawan tersebut digelar di Wuhan pada Kamis (19/3/2020) setelah mendapat izin dari pemerintah pusat.
Dari ke-108 peserta, seorang peserta bernama Xiao Mi mengungapkan kesaksiannya.
Xiao Mi, masuk dalam kelompok dosis rendah, mengungkapkan dia tidak merasa takut saat mendaftar.
2. Panas Tinggi dan Diare
Di Weibo, Xiao mengisahkan bagaimana peneliti langsung menghubunginya sehari setelah mendaftar bahwa dia akan menjalani uji coba.
Saat itu, dia merasa takut setelah membaca bahwa ada kemungkinan efek samping dari vaksin Virus Corona.
Seperti mengalami alergi.
Tetapi, dia berusaha menguasai diri dengan mengatakan efek samping tersebut merupakan "kemungkinan yang paling buruk".
"Dua orang dari kelompok kami suhu tubuhnya meningkat menjadi 38 derajat Celsius.
Kemudian ada juga yang mengalami diare," kata Xiao.
• Risma Kaitkan Zona Merah Virus Corona Dengan PDIP, Roy Suryo: Covid-19 Pandemi Serius, Bu Cyantik!
• Bos Nasdem Surya Paloh Tawarkan Bantuan ke Jokowi Soal Virus Corona, Johny G Plate: Pasar Uang Turun
• Gara-gara Wabah Virus Corona, Mahasiswi Hubei Asal Balikpapan Ini Jalani Perkuliahan Online
3. Takut tapi Ingin Membantu
Dia menuturkan, yang lebih penting, meski dia sempat merasa takut, adalah dia bisa memberikan memberikan kontribusi bagi masyarakat.
Xiao menjelaskan, dia ingin berperan bagi orang banyak untuk sekali saja dalam hidupnya.
"Saya merasa bisa menanggung beban ini," jelas dia.
Dia mengatakan mendapat laporan bahwa orang pertama yang disuntik adalah Mayor Jenderal Chen Wei, ilmuwan militer yang memimpin percobaan.
Sukarelawan lain adalah Li Ming. Istrinya, Wang Feng, baru-baru ini pulih dari covid-19, nama penyakit yang diakibatkan Virus Corona.
Wang menceritakan setelah mengalami gejala dan terkonfirmasi positif, dia mengalami kesulitan dalam mendapat diagnosa dan perawatan.
"Suami saya menemani saya melewati momen ini.
Jadi, dia sangat mengerti kesulitan yang dihadapi oleh pasien," tutur Wang.
• Tak Bisa Cium Bau dan Kecap Rasa, Waspada Gejala Baru Infeksi Virus Corona, Ini Penjelasan Para Ahli
• SBY Singgung Kebijakan Jokowi Tolak Lockdown Tepat, Ayah AHY: Darurat, Jangan Dianggap Mengada-ada
• Ini Yang Terjadi Pada Tubuh Setelah Disuntik Vaksin Virus Corona, Suhu Tubuh Bisa Tembus 38 Derajat
4. Prosedur Vaksin
Berdasarkan informasi dari bagian uji klinis Beijing, para relawan yang berusia antara 18-60 tahun itu dibagi menjadi tiga kelompok besar.
Dengan setiap kelompok yang masing-masing beranggotakan 36 orang, mereka mulai mendapat dosis rendah, sedang, dan tinggi di fasilitas milik polisi.
Wang Junzhi, peneliti di Akademi Teknik China mengatakan di Science Daily, setelah menerima injeksi, para peserta dikarantina selama 14 hari dan terus diawasi.
5. Vaksin Terus Dikembangkan
Saat ini, baik China dan AS sama-sama berada di garisan depan untuk mengembangkan vaksin.
Beijing bahkan memerintahkan militer untuk turun tangan.
• Risma Kaitkan Zona Merah Virus Corona Dengan PDIP, Roy Suryo: Covid-19 Pandemi Serius, Bu Cyantik!
• Bos Nasdem Surya Paloh Tawarkan Bantuan ke Jokowi Soal Virus Corona, Johny G Plate: Pasar Uang Turun
• Gara-gara Wabah Virus Corona, Mahasiswi Hubei Asal Balikpapan Ini Jalani Perkuliahan Online
Wang Junzhi berujar, pengembangan program berjalan sukses, dengan banyak peneliti diharapkan bisa merampungkan uji praklinis mereka akhir Maret ini.
Tetapi, pakar virologi asal Universitas Queensland di Australia, Roy Hall, berkata butuh waktu lebih sebelum obat itu siap diproduksi massal.
"Kemungkinan butuh waktu 6-9 bulan untuk memulai uji klinis. Jadi, kemungkinan bakal siap dalam waktu setahun," pungkasnya.
IKUTI >> Update Virus Corona
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki berjudul https://www.tribunnewswiki.com/2020/03/26/kabar-gembira-ilmuan-temukan-obat-baru-untuk-covid-19-sembuhkan-90-meski-kondisi-pasien-kritis?page=all