Virus Corona

Pasar di Wuhan, Titik Awal Corona Muncul Kembali Dibuka, Kelelawar dan Hewan Liar Lainnya Dijajakan

Pasar Huanan di Wuhan China mulai beroperasi dan kembali menjual hewan liar setelah dua bulan alami lockdown.

Editor: Doan Pardede
Eva.vn
PASAR WUHAN - Pasar Satwa Liar di Wuhan. 

TRIBUNKALTIM.CO -  Jelang dibukanya lockdown pada 8 April mendatang, Wuhan mengumumkan kabar baik berupa nol kasus baru selama 6 hari beruntun.

Warga Wuhan pun bersiap memulai kembali aktivitasnya termasuk membuka tempat usahanya lagi, setelah 2 bulan menjalani kehidupan di masa lockdown.

Dari pantauan jurnalis Reuters, terlihat pegawai memakai masker saat menyambut pelanggan di pintu masuk Wuhan International Plaza yang dibuka lagi.

Mal tersebut adalah rumah bagi toko busana bermerek mewah seperti Cartier dan Louis Vuitton.

• Sudah Renggut Banyak Korban, Kelemahan covid-19 Perlahan Terkuak, Ternyata Ada yang Sangat Sederhana

• Kasus virus Corona di Surabaya 13 Orang Sembuh, hingga Cara Risma Terapkan PSBB di Surabaya

• Di ILC Haris Azhar Terus Kritik Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman Ngambek Tak Mau Lanjutkan Debat

• Baru Pulih dari covid-19, Pasar Wuhan Sudah Kembali Dibuka, Hewan Liar Dijajakan, Diserbu Pengunjung

Pengunjung mengantre dengan jarak 1 sampai 1,5 meter antarindividu untuk pemeriksaan suhu tubuh di Wuhan International Plaza.

Mereka juga menunjukkan "kode hijau" di ponsel yang membuktikan mereka sehat.

"Wuhan International Plaza adalah ciri khas (kota)," kata Zhang Yu.

"Jadi pembukaan kembali benar-benar membuat saya merasa kota ini hidup lagi," ungkap warga berusia 29 tahun itu.

Kompleks ritel dan jalan-jalan pertokoan pun mulai dibuka lagi. Produsen mobil listrik Tesla Inc. juga membuka kembali showroom di Wuhan, kata seorang eksekutif perusahaan di Weibo.

"Bisa sehat dan meninggalkan rumah, dan bertemu dengan rekan kerja lain yang juga sehat adalah hal yang sangat membahagiakan," kata Wang Xueman, seorang penjual kosmetik.

Kemudian di provinsi Hubei, pihak berwenang mengatakan 4,6 juta orang kembali bekerja pada Sabtu.

Sebanyak 2,8 juta di antaranya menuju bagian lain dari China.

• Bukan Prabowo dan Tito Karnavian, Jokowi Tunjuk Institusi Idham Azis Tertibkan PSBB di Masyarakat

• Jadi Opsi Jokowi Lawan virus Corona, Yusril Ihza Mahendra Beber Gus Dur Pernah Pakai Darurat Sipil

Sebagian pekerja migran berangkat ke selatan provinsi Guangdong dan Fujian, timur provinsi Zhejiang dan Jiangsu, serta China timur laut.

Sementara itu di China secara keseluruhan, penurunan jumlah kasus terjadi di hari keempat setelah pembatasan kedatangan internasional di bandara.

31 kasus baru pada Minggu (29/3/2020) termasuk 1 kasus lokal, turun dari 45 kasus di hari sebelumnya, kata Komisi Kesehatan Nasional.

Ketika jumlah kasus turun, para pembuat kebijakan berjuang merevitalisasi ekonomi yang hampir lumpuh akibat lockdown 2 bulan.

Pemerintah mendorong bisnis dan pabrik buka lagi, demi memacu kebangkitan ekonomi yang telah mati suri selama 2 bulan terakhir.

Meski jumlah kasus terun menurun, tetapi pemerintah China tetap mewaspadai gelombang kedua virus corona yang berasal dari kasus impor.

Kebanyakan di antara kasus impor adalah pelajar China yang pulang dari luar negeri.

Negeri "Tirai Bambu" memangkas jumlah penerbangan internasional secara besar-besaran mulai Minggu (29/3/2020) untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Imbasnya, rata-rata kedatangan harian di bandara minggu ini sekitar 4.000 orang, turun dari 25.000 penumpang minggu sebelumnya.

• Dokter Sarankan Lakukan Cara Sederhana Ini Agar Terbebas dari virus Corona

• Artis yang 5 Hari Lalu Positif Corona Ini Akhirnya Sembuh Tanpa Dirawat di RS, Cuma Konsumsi Ini

Data tersebut diungkapkan oleh seorang petinggi Administrasi Penerbangan Sipil China pada konferensi pers di Beijing, Senin (30/3/2020).

Pembukaan kembali tempat kerja juga memicu kekhawatiran tentang kemungkinan kasus infeksi lokal.

Sebab para carrier yang tidak menunjukkan gejala atau sangat minim gejala, justru bisa menularkan virus.

Bagian barat laut provinsi Gansu melaporkan kasus baru, yaitu seorang pendatang dari provinsi Hubei yang bisa melakukan perjalanan pulang berkat "kode sehat".

Hewan Liar Dijajakan, Diserbu Pengunjung

Pasar Huanan di Wuhan China mulai beroperasi dan kembali menjual hewan liar setelah dua bulan alami lockdown.

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah China terpaksa menutup pasar Wuhan pada Januari 2020.

Di bulan Februari, pemerintah juga menyatakan larangan pada perdagangan dan konsumsi hewan liar.

Bahkan seluruh China saat itu juga lockdown hingga 2 bulan lamanya.

Padahal pasar seafood Huanan di Wuhan, China merupakan tempat pertama kali di mana virus Corona muncul pada bulan Desember.

Kemudian, virus Corona mulai menyebar dan menyebabkan puluhan ribu kematian di seluruh dunia.

Namun setelah dinyatakan tidak ada kasus virus Corona yang baru di negaranya, pasar Huanan kembali menjual hewan-hewan liar.

Daging hewan-hewan liar yang kembali dijual di pasar Huanan seperti kelelawar, ular, anjing, tikus dan lainnya.

Saksi mata mengklaim kerumunan besar turun ke pasar dalam ruangan di Guilin, China barat daya, dan Dongguan, China selatan, ketika mereka dibuka kembali kemarin.

Banyak daerah di China telah merayakan "kemenangan" atas virus Corona.

Bisnis yang sebelumnya ditutup karena wabah Corona pun kembali dibuka untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu.

Melansir Dailystar, Minggu (29/3/2020), kegiatan itu disaksikan oleh koresponden Mail on Sunday, yang menggambarkannya sebagai "sangat meresahkan".

Koran itu melaporkan bahwa tampaknya tidak ada upaya yang dilakukan untuk mencegah wabah di masa mendatang dengan meningkatkan standar kebersihan.

Di Dongguan, kelelawar yang terkait dengan wabah covid-19 bahkan diiklankan oleh penjual obat.

Pemerintah telah mengumumkan pada penduduk China untuk kembali menjalani kegiatan secara normal.

Hal itu dilakukan setelah hanya ada sejumlah kecil infeksi baru yang dilaporkan.

Koresponden yang tidak disebutkan namanya yang berbasis di Tiongkok itu mengatakan, "Semua orang di sini percaya wabah telah berakhir dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.

"Itu hanya masalah di luar negeri sekarang sejauh yang mereka khawatirkan."

Dan di Dongguan, mereka menyatakan, satu-satunya perubahan adalah bahwa penjaga menghentikan orang-orang mengambil gambar.

"Pasar telah kembali beroperasi dengan cara yang persis sama seperti yang mereka lakukan sebelum virus Corona," kata mereka.

Beberapa bulan lalu, pasar di Wuhan benar-benar ditutup setelah kasus-kasus awal Corona diidentifikasi berasal dari daerah itu.

Lebih dari 665.000 orang telah terinfeksi di seluruh dunia, dengan Spanyol, Italia, AS dan Inggris di antara negara-negara yang paling parah terkena dampaknya.

Setidaknya 30.900 orang diketahui telah meninggal.

Sementara Indonesia Baru Berkutat dengan Corona, Wuhan Kini Bisa Bernapas Lega, Bagaimana Caranya?

Pandemi virus Corona yang melanda berbagai penjuru dunia kini sudah masuk ke Indonesia.

Sejak akhir Februari lalu, virus Corona mulai terdeteksi di Indonesia dan hingga kini masih terus menelan korban.

Kini pemerintah Tanah Air sedang menggalakkan social distancing atau physical distancing dan menutup sejumlah fasilitas umum.

Sementara Indonesia sedang berkutat dengan virus Corona, Wuhan di Provinsi Hubei Tiongkok.

Seperti yang diketahui, Wuhan diduga adalah kota pertama tempat virus Corona "menginvasi".

Bahkan Kota Wuhan juga menjadi yang pertama kali melakukan lockdown agar penyebaran virus Corona tidak semakin meluas.

Selama kurang lebih empat bulan berjuang melawan virus Corona, kini Kota Wuhan telah bisa bernapas lega.

Seperti dilansir dari KOMPASTV, pemerintah Tiongkok berencana membuka lockdwon Wuhan pada 8 April 2020 mendatang.

Sejak 25 Maret 2020 lalu, secara perlahan lockdown di Wuhan dibuka oleh pemerintah.

Bahkan di media sosial banyak beredar video petugas medis di Wuhan yang berjejer sambil satu persatu melepas masker yang selama ini setia menemani mereka melawan pandemi virus Corona.

Lalu, bagaimana Wuhan bertahan dari pandemi virus Corona ini?

Melansir dari SCMP, pemerintah Tiongkok telah menerapkan sistem membagi kota menjadi zona-zona dengan blok dan komunitas terpisah.

Di setiap zona akan ada pengontrol yang ditugaskan sebagai manajer sosial.

Pengontrol tersebut bertanggung jawab untuk melaporkan kondisi penduduk setempat kepada pemerintah daerah.

Mereka juga akan memantau semua kegiatan di lingkungan yang ditugaskan itu, serta memberi bantuan kepada orang lanjut usia dan penyandang disabilitas.

Proyek yang diberi nama China National Grid ini pertama kali diuji coba di distrik Dongcheng Beijing pada 2004 silam.

Sistem ini telah ada selama beberapa tahun, tetapi tidak pernah dianggap serius sampai virus Corona mewabah.

Di Wuhan sendiri, ada 13.000 zona dan 8.700 pekerja yang masing-masing mengelola 300 hingga 500 rumah tangga.

Selama virus Corona mewabah, banyak sukarelawan yang bergabung untuk membantu mereka membeli makanan dan obat-obatan, bahkan barang-barang penting lainnya.

PASAR WUHAN - Petugas sistem zonasi di Wuhan saat virus Corona atau covid-19 mewabah
PASAR WUHAN - Petugas sistem zonasi di Wuhan saat virus Corona atau covid-19 mewabah (SCMP)

Para petugas itu juga mengumpulkan data kesehatan penduduk seperti suhu tubuh.

Mereka juga intens melakukan komunikasi dengan penduduk setempat melalui aplikasi pesan singkat.

Dengan berjalannya sistem ini, Wuhan berhasil bertahan.

Hal ini karena sejak 11 Februari lalu, komite pengendalian dan pencegahan epidemi Wuhan telah memerintahkan semua area perumahan membatasi pergerakannya dengan memanfaatkan sistem zonasi itu.

IKUTI >> Update virus Corona

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: Nol Kasus Baru di Wuhan dalam 6 Hari Beruntun" dan di di TribunStyle.com dengan judul Lockdown Baru Dibuka, Corona Baru Pulih, Pasar Wuhan Jual Daging Kelelawar Lagi, Tak Ada Kapoknya?

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved