Virus Corona
Walikota Surabaya Risma Langsung Reaksi Begini Setelah WHO dan Kemenkes Melarang Bilik Disinfektan
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma langsung terbitkan Surat Edaran setelah WHO dan Kemenkes melarang bilik disinfektan
TRIBUNKALTIM.CO - Walikota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma langsung terbitkan Surat Edaran setelah WHO dan Kemenkes melarang bilik disinfektan.
Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) dan Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) kompak mengeluarkan Surat Edaran yang mengimbau masyarakat agar tidak menggunakan bilik disinfektan.
Pasalnya, WHO dan Kemenkes menilai penggunaan bilik disinfektan mempunyai risiko terhadap kesehatan.
Oleh sebab itum penggunaan bilik disinfektan untuk sterilisasi sebagai upaya pencegahan penyebaran dan penularan virus corona hendaknya dihindari.
Lantas bagaimana dengan di Surabaya ?
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma telah menempatkan sejumlah bilik disinfektan di ruang publik guna mencegah penyebaran Virus Corona.
• Jangan Sembarangan Tiru Cara Risma Semprot Disinfektan di Surabaya, Ganjar Pranowo Minta Dihentikan
• Kasus Virus Corona di Surabaya 13 Orang Sembuh, hingga Cara Risma Terapkan PSBB di Surabaya
• Penyebaran Virus Corona di Surabaya, Wilayah Risma Masuk Zona Sangat Merah, Ini Kata Khofifah
Terkait larangan WHO dan Kemenkes tersebut, Risma mengklaim cairan disinfektan yang digunakan pada bilik sterilisasi di Surabaya dijamin aman.
Sejauh ini tak ada imbauan dari Risma untuk menghentikan penggunaan bilik disinfektan di Surabaya.
Sementara itu, menanggapi larangan Kemenkes dan WHO, Ketua Gugus Kuratif Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi mengatakan pihaknya sudah mengetahui hal tersebut.
Namun Joni menjelaskan di imbauan tersebut dijelaskan yang tidak diperbolehkan adalah langsung disemprotkan ke manusia.
"Memang kementerian kesehatan mengeluarkan edaran tentang disenfektan. Yang tidak boleh itu disempeotkan ke manusianya.
Memnag dia bisa menimbulkan iritasi. Kalau kepada benda tidak masalah," ucap Joni, yang Juga Dirut RSUD Dr Soetomo, Surabaya ini Sabtu (4/4/2020), melansir Surya.
Di beberapa sudut di Gedung Negara Grahadi Surabaya memang nampak adanya penyemprotan disinfektan.
Mulai dari di depan Gedung Negara Grahadi, untuk para pengendara yang lewat Jalan Gubernur Suryo, baik roda dua maupun roda empat.
Lalu ketika akan masuk ke halaman Gedung Negara Grahadi, para tamu juga harus melewati bilik disinfektan secara drive thru.
Namun begitu, para petugas mengingatkan agar kaca mobil tetap tertutup dan bagi pengguna roda dua agar kaca helm dalam kondisi tertutup sehingga disinfektan tidak mengenai anggota tubuh.
Seperti diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan Surat Edaran Kementerian Kesehatan Nomor: HK.02.02/III/375/2020 tentang Penggunaan Bilik Disinfeksi dalam Rangka Pencegahan Penularan Covid-19.
Dalam surat tertanggal 3 April 2020 itu, Kemenkes salah satunya menyatakan tak merekomendasikan penggunaan bilik disinfeksi di permukiman maupun tempat dan fasilitas umum.
• Jangan Sembarangan Tiru Cara Risma Semprot Disinfektan di Surabaya, Ganjar Pranowo Minta Dihentikan
Risma Terbitkan Surat Edaran di Surabaya
Sementara itu, Walikota Surabaya Tri Rismaharini telah mengeluarkan Surat Edaran yang menyasar penyedia layanan publik terkait kebersihan dan sterilisasi.
Surat itu juga ditujukan untuk perkantoran, pengelola mall, perumahan serta apartemen.
"Kami kirimkan lagi SE Wali Kota untuk lebih menekankan protokol ini,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Antiek Sugiharti, Minggu (5/4/2020).
Sebelumnya, Risma memang mengeluarkan edaran terkait protokol yang harus dijalankan di berbagai sektor.
Termasuk untuk pengelola mall, perkantoran, hotel, apartemen, dan perumahan serta penyedia layanan publik.
Antiek mengatakan, surat edaran Risma kali ini, lebih menekankan agar perilaku hidup bersih terus disiplin dilakukan.
Misalnya, dengan rutin mencuci tangan, serta pihak pengelola harus menyediakan fasilitas cuci tangan dan cairan hand sanitizer. Kemudian juga harus meminimalisir kontak fisik.
Selain itu, lanjut Antiek, Risma juga meminta agar dilakukan deteksi suhu tubuh di pintu masuk.
Bahkan, tempat duduk yang dipasang harus menyesuaikan dengan protokol yang telah ditetapkan.
"Jika kursinya enggak panjang, maka diatur jaraknya 1 sampai 2 meter, tapi kalau kursinya panjang, harus diberi tanda silang supaya beberapa tidak bisa diduduki," terangnya.
Dia memastikan, pihaknya bakal terus memantau kondisi di lapangan terkait penerapan itu.
"Kita juga melakukan monitoring kekurangannya, kami juga selalu komunikasi aktif dengan mereka,” imbuhnya.

• Penyebaran Virus Corona di Surabaya, Wilayah Risma Masuk Zona Sangat Merah, Ini Kata Khofifah
Risma Pastikan Aman
Sebelumnya, Tri Rismaharini, menjawab tentang disinfektan yang dipakai untuk di chamber atau bilik desifektan yang disediakan Pemkot Surabaya.
"Kita sudah konsultasi dengan Departemen Farmasi Universitas Airlangga Surabaya, guru besar Bu Ratna kepala departemennya, beliau menyampaikan cairan disinfektan kita aman," kata Risma disela menerima bantuan 700 liter sabun Nuvo dari PT Wings Surya, Selasa (31/3/2020).
Diakui Risma ada dua macam desifektan yang dipakai.
Pertama yang di chamber atau bilik yang aman untuk manusia dan kedua yang memang khusus untuk lingkungan, yang disemprotkan oleh petugas PMK.
Risma juga menegaskan yang dipakai untuk bilik tidak mengandung klor.
"Karena virus ini nempel lama di logam. Nah dengan masuk bilik, seperti ikat pinggang, kancing, bisa kena. Juga kacamata," kata Risma ditemui di depan balaikota.
Tentang jenisnya, Risma mengaku kurang paham dengan istilah kimia-kimianya.
"Tapi ada catatannya kok. Silakan nanti dicopy biar tidak salah," ujarnya.
Keberadaan bilik desifektan ini juga diakui Risma setelah dirinya membaca artikel bahwa Vietnam berhasil mencegah penyebaran covid-19 salah satunya dengan menggunakan bilik disinfektan ini.
Sementara itu terkait keinginannya menambah cuci tangan dengan cuci muka dan rambut, akan disediakan Risma di wastafel portabel yang sudah ada di berbagai titik.
"Jadi saya minta sabun. Wastafel portabel yang sebelumnya pakai hanya untuk tangan sekarang bisa untuk wajah, dan rambut," ungkapnya.
• Kasus Virus Corona di Surabaya 13 Orang Sembuh, hingga Cara Risma Terapkan PSBB di Surabaya
Nantinya semua sabun tangan di wastafel portabel akan diganti dengan sabun yang bisa dipakai wajah dan diusapkan ke rambut hingga ke telingga.
Wali Kota Risma mengatakan, walaupun kulit agak kering setelah menggunakan sabun ini tapi yang terpenting bersih dan terbebas dari virus.
"Lebih baik mencegah dari pada mengobati, karena rumah sakit dan petugas medis kita sudah kuwalahan menangani pasien yang sakit," tambah Risma.
(*)
IKUTI >> Update virus Corona