Virus Corona
Serang Aparat dan Langgar Aturan Lockdown di Tengah Virus Corona Pria di Filipina Ditembak Mati
Serang aparat dan langgar aturan lockdown di tengah virus Corona pria di Filipina ditembak mati
TRIBUNKALTIM.CO - Serang aparat dan langgar aturan lockdown di tengah virus Corona pria di Filipina ditembak mati .
Gara-gara menyerang aparat dan melanggar aturan lockdown seorang pria di Filipina ditembak mati .
Perstiwa ini terjadi di tengah-tengah ancaman virus Corona yang melanda Filipina.
Seorang pria di Filipina ditembak mati setelah melanggar aturan lockdown.
Pria 63 tahun itu mengancam para pejabat desa dan polisi dengan sabit di pos pemeriksaan Covid-19 pada Sabtu lalu.
Pria ini diyakini mabuk saat mengancam petugas keamanan di pos pemeriksaan Kota Nasipit, Provinsi selatan Agusan del Norte.
• Peneliti di Indonesia Mulai Temukan Senyawa Antivirus Covid-19, Sudah Ada Obat Virus Corona?
• Kabar Gembira Peneliti Unair Temukan 5 Jenis Senyawa yang Bisa jadi Obat Virus Corona
• Jauh dari Kata Menyeramkan, Beginilah Pengalaman 4 Pasien Sembuh dari Covid-19, Tak Melulu Soal Obat
"Tersangka itu diperingatkan oleh petugas kesehatan desa karena tidak mengenakan masker," menurut laporan polisi, melansir Al Jazeera.
"Tapi tersangka marah, mengucapkan kata-kata memprovokasi dan akhirnya menyerang personil menggunakan sabit."
Kemudian pria itu ditembak mati oleh polisi yang berusaha menenangkannya.
Insiden ini menjadi kasus pertama penembakan warga sipil karena menolak aturan lockdown di Filipina.
Sebelumnya, Presiden Rodrigo Duterte telah memperingatkan akan mengerahkan polisi dan militer untuk menembak siapapun yang melanggar lockdown.
"Ikuti pemerintah saat ini karena ini adalah saat yang kritis," jelas Duterte pada Rabu silam.
"Dan jangan membahayakan pekerja kesehatan, para dokter karena itu adalah kejahatan serius."
"Perintah saya kepada polisi dan militer, jika ada yang membuat masalah, dan hidup mereka (aparat) dalam bahaya, tembak mereka mati," tambahnya.
Sebelumnya, Pulau Luzon di Filipina telah ditutup selama sebulan sejak 16 Maret.
Penguncian ini memaksa warga agar lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
Warga hanya boleh keluar untuk tujuan yang penting yakni ke toko kebutuhan atau apotek.
Menurut catatan Worldometers pada Senin (6/4/2020), Filipina sudah mengantongi 3.660 kasus Covid-19.
Sebanyak 163 orang meninggal dunia.
Sedangkan 73 pasien berhasil pulih dari virus mematikan ini.
"Tanpa pembatasan, ini tidak akan berakhir," kata Duterte.
"Jadi, jika kamu tidak mau mengikuti, maka aku akan menghabisimu untuk melindungi nyawa orang tak bersalah yang tidak ingin mati."
• Peneliti Ungkap 3 Kabar Baik dari Virus Corona yang Bisa Buat Sedikit Lega, Vaksin Tak Serumit Flu
Duterte Dianggap Batasi Kebebasan Pendapat
Amnesty International menyesalkan bahwa seorang penguasa seperti Duterte menggunakan pandemi corona untuk melumpuhkan kritik dan perbedaan pendapat.
"Ini adalah krisis kesehatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi Presiden Duterte fokus menyerang kebebasan berbicara dan berkumpul," kata Butch Olano, direktur Amnesty International di Filipina.
"Dia meremehkan permintaan negara untuk layanan yang lebih baik ketika prioritasnya adalah untuk memenuhi kewajiban pemerintah untuk menyediakan layanan kesehatan dan bantuan vital bagi semua orang tanpa diskriminasi," tambahnya.
Sebelumnya, pemerintah Filipina sudah mulai mendistribusikan bantuan tunai kepada keluarga miskin dan pekerja yang terkena dampak penguncian.
Paket stimulus ini totalnya adalah 200 miliar peso ( 4 miliar Dolar) sekitar Rp 66 Triliun.
Namun banyak keluhan berdatangan terkait bantuan ini, seperti paket makanan yang terlambat.
Seperti pada Rabu silam, sebuah kerusuhan terjadi di pinggiran Manila.
Sekelompok penduduk di daerah kumuh berkumpul di luar rumah setelah mendengar ada distribusi bantuan.
Petugas keamanan desa dan polisi berusaha mendesak warga agar kembali ke rumah.
Namun mereka malah menolak anjuran itu.
Alhasil setidaknya 21 warga setempat ditangkap dan mendapatkan berbagai tuntutan pidana.
Duterte: Masyarakat Perlu Menyadari Situasi
Pada Jumat (3/4/2020), Duterte mengatakan, masyarakat perlu menyadari gawatnya situasi karena siapa pun dapat sakit karena penyakit itu.
"Tanpa lockdown ini, ini tidak akan berakhir," katanya. "Jadi, jika kamu tidak mau mengikuti, maka aku akan menghabisimu untuk melindungi nyawa orang tak bersalah yang tidak ingin mati," tegas Duterte.
Amnesty Internasional Sesalkan Kebijakan Duterte
Amnesty International menyesalkan fakta bahwa para pemimpin kuat di dunia seperti Duterte.
Pihaknya mengatakan, Duterte telah menggunakan pandemi Covid-19 uuntuk lebih jauh melumpuhkan kritik dan perbedaan pendapat.
"Ini adalah krisis kesehatan yang belum pernah terjadi sebelumnya," ungkap Butch Olano, Sirektur Amnesty International di Filipina.
"Tetapi Presiden Duterte fokus pada menyerang kebebasan berbicara dan berkumpul," katanya.
"Dia meremehkan permintaan negara untuk layanan yang lebih baik ketika prioritasnya adalah untuk memenuhi kewajiban pemerintah menyediakan layanan kesehatan dan bantuan vital bagi semua orang tanpa diskriminasi," tambahnya.
• Di Wilayah Anies Baswedan, 1 Jam, Ada 6 Jenazah Terkait Virus Corona yang Dikuburkan Tanpa Nisan
• Telegram Terbaru Kapolri Idham Azis, Minta Polisi Tindak 3 Kelompok Ini Saat Wabah Virus Corona
• Sudah Banyak yang Dapat Token Listrik Gratis, Login di www.pln.co.id atau Akses via WhatsApp
• Hasil Penelitian, Ini Cara Puasa Ramadhan Menangkal Virus Corona, Picu Produksi Sel Darah Putih
Bantuan Tunai kepada Keluarga Miskin
Lebih jauh, pemerintah telah mulai mendistribusikan bantuan tunai kepada keluarga miskin dan pekerja yang terkena dampak lockdown di bawah paket perbaikan 200 miliar peso atau 4 miliar dolar Amerika.
Namun ada keluhan terus-menerus tentang keterlambatan pengiriman bantuan, terutama paket makanan.
Pada Rabu (1/4/2020), keributan terjadi di pinggiran Manila ketika sekelompok penduduk daerah kumuh berkumpul di luar rumah.
Setelah mendengar desas-desus bahwa sumbangan akan didistribusikan.
Petugas keamanan desa dan polisi mendesak warga untuk kembali ke rumah mereka, tetapi mereka menolak.
Dua puluh satu warga ditangkap dan berbagai tuntutan pidana telah diajukan terhadap mereka.
IKUTI >> Update virus Corona
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Seorang Pria di Filipina Ditembak Mati setelah Serang Aparat dan Langgar Aturan Lockdown, https://www.tribunnews.com/internasional/2020/04/06/seorang-pria-di-filipina-ditembak-mati-setelah-serang-aparat-dan-langgar-aturan-lockdown?page=all.