GEGER Balita 4 Tahun Ditemukan Tewas di Kolong Rumah Tetangga, Tiba-tiba Menghilang Saat Mandi Hujan
Warga di Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga, Sumatera Utara geger dengan hilangnya bocah 4 tahun saat sedang mandi hujan.
TRIBUNKALTIM.CO - Balita 4 tahun ditemukan tewas di kolong rumah tetangga, sebelumnya, ia menghilang saat mandi hujan di depan rumahnya.
Warga di Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga, Sumatera Utara geger dengan hilangnya bocah 4 tahun saat sedang mandi hujan.
Pencarian selama dua jam akhirnya membuahkan hasil
Namun, naas, balita tersebut sudah meninggal dunia.
BACA JUGA
Balita 3 Tahun Tewas Saat Minta Makan, Ibunya Mengaku Tak Sengaja dan Kaget Lihat Anaknya Berdarah
Ada Kekerasan Anak dan Perempuan Kubar, Masyarakat Bisa Adukan ke Puspaga di DP2KBP3A Ini
Cegah Kekerasan Anak dan Perempuan, DP2KBP3A Kubar Luncurkan Program Puspaga
Cepatnya Penyebaran Covid-19, Anak-anak Bisa Jadi Pembawa Virus Corona Tanpa Batuk atau Demam
Balita berjenis kelamin perempuan itu dua jam kemudian ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di kolong rumah tetangganya.
Insiden nahas itu berawal ketika korban bermain hujan-hujanan sekitar pukul 15.00 WIB sore hari.
Balita berusia 4 tahun itu tadinya bermain hujan di dekat rumahnya.
Namun, tak lama kemudian korban menghilang.
Sang ibu yang diketahui bernama Sinta (33) pun kebingungan mencari keberadaan buah hatinya.
Orangtua korban bersama warga pun mencari keberadaan gadis kecil itu.

Bahkan, rumah-rumah warga di sekitar kediaman korban didatangi untuk mencari keberadaan balita yang tiba-tiba menghilang saat bermain mandi hujan.
Pencarian yang dibantu oleh warga sekitar pun akhirnya membuahkan hasil.
BACA JUGA
Salah Satunya Ikan, 4 Makanan Wajib Ibu Hamil untuk Bantu Kecerdasan Anak Sejak Dalam Kandungan
Lawan Covid-19, Keluyuran dan Nongkrong di Cafe, Anak-anak Muda Dibubarkan Tim Gegana Polda Kaltim
Cegah Virus Corona Disdik Samarinda Minta Guru Tidak Berikan Tugas yang Memberatkan Anak-anak
Korban ditemukan sekitar pukul 18.15 WIB atau dua jam setelah dikabarkan hilang dari pantauan ibunya.
Namun nahas, saat ditemukan korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Korban ditemukan dengan kondisi tubuh sudah membiru di kolong salah satu rumah panggung milik tetangganya.
"Saat ditemukan, keadaan tubuh korban membiru dan tidak bernyawa lagi.
Selanjutnya warga langsung membawa ke rumah sakit," ungkap Kassubag Humas Polres Kota Sibolga Iptu R Sormin seperti dilansir dari Kompas.com, pada Selasa (7/4/2020).
Mayat bocah itu, ditemukan dalam kondisi terapung di laut, di kolong rumah panggung warga.
Menurut Sormin, pihaknya menerima laporan ada penemuan tubuh seorang bocah perempuan yang sudah dalam keadaan meninggal dunia, dengan kondisi terapung di laut.
"Korban merupakan balita perempuan, ditemukan dengan kondisi telungkup dan terapung di laut dalam keadaan sudah meninggal dunia," ujar Sormin.
Korban, kata Sormin, ditemukan persis di kolong rumah warga yang masih berdekatan dengan kediaman korban di Gang Soarna, Kelurahan Pasar Belakang, Kota Sibolga.
Pihaknya sudah melakukan cek TKP, dan meminta keterangan dari saksi-saksi.
"Masih dalam penyelidikan, keluarga juga menolak dilakukan otopsi." ucap Sormin.
Mengaku Menyesal Seumur Hidup, Ibu Muda Ini Kaget Anak Balitanya Berdarah dan Tewas Saat Minta Makan
Ibu muda berusia 19 tahun di Muaraenim Sumatera Selatan mengaku menyesal seumur hidupnya.
Ia mengaku kaget saat anaknya yang masih balita berumur 3 tahun berdarah-darah dan akhirnya meninggal dunia.
Kejadian ini berawal saat balita berusia belum genap 3 tahun meninggal dunia saat minta makan pada ibunya.
Peristiwa nahas ini terjadi di Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan.
Nyawa balita berinisial RN berusia 3 tahun ini tak tertolong meski sudah dibawa ke rumah sakit.
Salah Satunya Ikan, 4 Makanan Wajib Ibu Hamil untuk Bantu Kecerdasan Anak Sejak Dalam Kandungan
Peristiwa berawal saat sang anak minta makan pada ibunya.
Pelaku yang merupakan ibu muda berusia 19 tahun ini mengaku menyesali perbuatannya.
"Saya menyesal seumur hidup saya menyebabkan anak saya meninggal," ucap LN ibu kandung korban dilansir TribunnewsBogor.com dari Sripoku.com, Senin (6/4/2020).
Ibarat pribahasa mengatakan 'nasi sudah menjadi bubur'.
Penyesalan ibu muda ini sudah tak berarti lagi.
Nasib malang yang menimpa balita berusia 3 tahun ini terjadi pada Jumat (25/3/2020).

Insiden tersebut terjadi di dalam rumahnya saat korban berdua bersama ibu kandungnya LN.
Menururt LN, saat itu balitanya baru saja bangun tidur.
Bocah itu kemudian meminta makan kepada ibunya.
Di saat itu, LN meminta anak balitanya yang berusia 3 tahun itu mengambil sendiri makanan tersebut.
Namun, sang anak tidak mau lantaran ingin diambilkan oleh ibunya.
Entah setan apa yang merasuki LN, ia pun emosi lalu memukul dan mencubit kaki korban.
Namun setelah itu, LN mengambilkan makanan untuk sang anak.
BACA JUGA
Sebelum Dibunuh, Siswi SMP di Sawah Besar Ajak Korban Nonton Bareng Film Horor
Pengakuan Saksi Dibeber di ILC, Pengacara Beber Fakta Lain Siswi SMP Bunuh Bocah: Sudah Direncanakan
Korban Dipukul Pakai Piring
Korban RN balita 3 tahun tewas seusai dipukul pakai piring oleh ibu kandungnya sendiri LN.
Ibu muda ini tiba-tiba kesal lantaran anaknya tak mau makan saat ia suapi.
Tak bisa mengendalikan emosinya, LN pun memukul piring ke arah bahu bocah balita tersebut.
Wanita ini pun kaget saat melihat piring yang ia pukulkan kepada anak kandungnya itu pecah.
Saat itu, tubuh anaknya berlumuran darah seusai dipukul piring oleh ibu kandungnya sendiri.
Melihat anaknya berlumuran darah, LN panik dan sigap membawa anaknya ke bidan desa yang berjarak 500 meter dari rumahnya.
Ia berlari menggendong sang anak bertelanjang kaki sampai kakinya melepuh karena menginjak aspal.
Ketika diperiksa, bidan desa menyuruh sang ibu membawa korban ke Puskesmas Gunung Megang.
LN membawa anaknya ke Puskesmas Gunung Megang, ketiika diperiksa mereka tak sanggung dan dirujuk ke RSU dr HM Rabain Muaraenim.
"Saya ibunya, saya sangat menyayanginya, itu cuma karena kesal saja,"
Pelaku mengaku tak kencang memukul sang anak, namun piring yang dipakai pelaku tipis sehingga langsung pecah.
"Saya menyesal, mbak," tuturnya.
Panik Lihat darah anaknya
Saat melihat sang anak terkapar berlumur darah, pelaku mengaku syok.
Ia mengaku dibantu kerabatnya saat membawa korban ke bidan.
"Anak saya, saya gendong dan bawa lari ke bidan desa. Pakai sendalpun saya tak sempat hingga telapak kaki melepuh karena aspal panas,"
"Saya panik melihat darah terus mengucur," kata pelaku.
Ia pun tak menyangka jika peristiwa tersebut berujung pada kematian pada anak korban.
"Saya berusaha agar anak saya bisa diselamatkan, tapi setelah sampai di rumah sakit dia meninggal," kata dia.
Meninggal di Rumah Sakit
Nyawa RN balita berusia 3 tahun tak tertolong seusai mendapat perlakuan kasar dari ibu kandungnya sendiri.
Meski sempat dirawat, namun nyawa balita malang itu tak tertolong.
"Saya tak menyangka dan tak sengaja akan seperti itu,"
"Mana ada ibu mau membunuh anaknya. Anak saya sudah meninggal dan saya masuk penjara," kata LN.
Menurutnya, ia tidak ada niat membuat nyawa anaknya melayang.
"Sebenarnya tak ada niat membunuh, saya sangat menyanyangi anak saya. Saya yang melahirkannya, mana mungkin saya mau bunuhnya,"
"Kalau emang saya mau membunuhnya, mungkin sebelum dia lahir aja," kata wanita berambut panjang itu.
BACA JUGA
Ekspresi Siswi SMP yang Bunuh Bocah 5 Tahun Buat 10 Dokter Jiwa Heran, Datar & Santai Saat Diperiksa
Tetangga Ungkap Hubungan Ibu Tiri dengan Siswi SMP Bunuh Bocah, Sempat Mengadu ke Ibu Kandung
Pasutri di Malang Kompak Bunuh Diri Bersama, Tega Tinggalkan Anak Masih di Bawah Umur, Ini Wasiatnya
Nasib Siswi SMP Bunuh Bocah, Rehabilitasi atau Hukuman Mati? Keluarga Korban Khawatirkan Hal Ini
Pelaku Dilaporkan Nenek Korban
Nenek korban atau ibu mertuanya melaporkan LN ke polisi.
Kepada petugas penyidik Polres Muaraenim, pelaku mengakui perbuataannya hanya karena emosi sesaat.
Kapolres Muaraenim, AKBP Donni Eka Saputra, melalui Kasat Reskrim, AKP Dwi Satya Arian membenarkan adanya kejadian tersebut.
"Tersangka sudah kita amankan guna pemeriksaan lebih lanjut,"katanya.
Ditambahkan terkait peristiwa tersebut lanjutnya pihaknya telah mengamankan barang bukti berupa 1 buah pecahan piring beling bening,1 lembar celana dalam, 1 bantal yang belumur darah.
Atas perbuatannya tersangka akan dikenakan pasal 80 ayat 3 UU RI No.35 tahun 2014 atas perubahan UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
(*)
(Tribun Bogor/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Kronologi Balita Ditemukan Tewas Membiru Di Kolong Rumah Tetangga, Berawal saat Korban Main Hujan, https://bogor.tribunnews.com/2020/04/08/kronologi-balita-ditemukan-tewas-membiru-di-kolong-rumah-tetangga-berawal-saat-korban-main-hujan?page=all