Ingin Serang Satgas Yonif 755 TNI, Anggota Sabhara dan Reskrim Polisi Ini Justru Tewas Tertembak
Bentrok TNI- Polri bermula dari ingin serang Satgas Yonif 755 TNI, akibatnya anggota Sabhara dan Reskrim polisi ini justru tewas tertembak
TRIBUNKALTIM.CO - Bentrok TNI- Polri bermula dari ingin serang satgas Yonif 755 TNI, akibatnya anggota Sabhara dan Reskrim polisi ini justru tewas tertembak.
Peristiwa bentrok antara TNI dan Polri di Membramo Raya, Papua, memakan korban.
Tiga polisi tewas terkena tembak, sedang dua polisi lainnya terluka.
Peristiwa bentrok ini terjadi antara anggota Polres Membramo Jaya dengan satgas Yonif 755.
Tiga jenazah anggota Polres Membramo Raya, Papua, yang meninggal akibat luka tembak saat bentrok dengan oknum TNI akan dievakuasi ke Jayapura.
Jenazah tersebut akan dibawa menggunakan pesawat dari Membramo Raya ke Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura.
• 3 Tewas, Ini Kronologi, Penyebab Bentrok TNI Vs Polri di Papua, Kapolda Minta Keluarga Tetap di Mako
• Kabar Duka, Kronologi 3 Polisi Anak Buah Idham Azis Tewas, Jadi Korban Bentrok Yonif TNI dan Polri
Selanjutnya, ketiga jenazah akan menjalani visum di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua di Kota Jayapura.
"Untuk ketiga jenazah diterbangkan ke Jayapura untuk dilakukan visum di Rumah Sakit Bhayangkara di Kota Jayapura," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Polisi Ahmad Musthofa Kamal, Minggu (12/4/2020).
Sebelumnya, pertikaian antara oknum TNI-Polri terjadi di Kabupaten Membramo Raya, Papua, Minggu pagi pukul 07.40 WIT.
Pertikaian ini melibatkan oknum anggota satgas Pamrahwan Yonif 755/20/3-Kostrad dengan anggota Polres Mamberamo Raya, di Jalan Pemda I, Kampung Kasonaweja, Distrik Mamberamo Tengah.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Polisi Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, pertikaian itu akibat salah paham.
Akibat pertikaian itu, tiga anggota polisi meninggal dunia, dan dua anggota polisi lainnya terluka terkena tembakan.
"Akibat kesalahpahaman antara oknum anggota TNI dan anggota Polres Mamberamo Raya, tiga orang anggota Polri meninggal dunia dan dua orang mengalami luka tembak," kata Kamal dalam keterangan tertulisnya, Minggu siang.
Adapun tiga anggota polisi yang meninggal dunia yakni Briptu Marcelino Rumaikewi, anggota Satuan Reskrim, mengalami luka tembak pada leher bagian kanan sebanyak satu kali.
Bripda Yosias Dibangga, anggota Satuan Sabhara, mengalami luka tembak pada bagian leher kiri sebanyak satu kali.
Briptu Alexander Ndun, anggota Satuan Reskrim, mengalami luka tembak pada paha kiri.
Sementara, dua anggota polisi yang terluka yakni Bripka Alva Titaley, anggota Satuan Reskrim Polsek Membramo Tengah, mengalami luka tembak pada paha kiri sebanyak satu kali, dan Brigpol Robert Marien anggota SPKT, mengalami luka tembak pada punggung belakang sebanyak tiga kali.
Menurut Kamal, seluruh korban telah berada di Rumah Sakit Kawera Kasonaweja.
Sampai dengan saat ini Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjend TNI Herman Asaribab, dan Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw sedang menurunkan tim gabungan untuk melakukan penyelidikan di TKP, dalam rangka mendapatkan keterangan, fakta-fakta kronologis yang sebenarnya.
Kamal memastikan situasi sudah kondusif pasca insiden tersebut.
"Situasi pasca kejadian tersebut saat ini sudah kondusif," kata Kamal.
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel CPL Eko Daryanto juga membenarkan peristiwa itu.
Menurutnya, pertikaian itu akibat salah paham.
Namun, saat ini Kodam XVII/Cenderawasih maupun Polda Papua telah menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan.
"Sampai dengan keterangan pers ini diterbitkan pihak Kodam XVII/Cenderawasih dan Polda Papua sedang menurunkan tim gabungan untuk melakukan penyelidikan di TKP dalam rangka mendapatkan keterangan, fakta-fakta kronologis yang sebenarnya," kata Eko dalam keterangan tertulisnya, Minggu siang.
• Kondisi Terkini Kapolsek dan Anak Buah yang Jadi Korban Bentrok TNI vs Polisi, Danrem Jenguk Warga
Penjelasan Kapolda Papua
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, bentrokan terjadi berawal dari kesalahpahaman.
"Memang betul ada pertikaian yang berawal dari kesalahpahaman hingga menyebabkan dua anggota Polres Mamberamo Raya meninggal," kata Waterpauw, saat dihubungi, Minggu.
Dikutip Kompas.com dari Antaranews.com, menurut Waterpauw, insiden yang terjadi Minggu dini hari itu sebetulnya sudah diselesaikan pada Sabtu (11/4/2020) sekitar pukul 23.00 WIT.
"Dari laporan yang diterima, terungkap bahwa anggota yang meninggal itu bersama empat rekannya pada Minggu dini hari menyeberang ke Kasonaweja dan berupaya menyerang," katanya dikutip dari Kompas.com dari Antaranews.com.
Sambungnya, Kapolres Mamberamo Raya sedang berupaya menyelesaikan masalah tersebut dengan Dandim 1702/Sarmi.
Bentuk Tim Gabungan
Untuk mengetahui penyebab bentrokan yang terjadi antara aparat Polres Mamberamo Raya dengan satgas Yonif 755 di Kabupaten Mamberamo Raya, Polda Papua dan Kodam XVII Cenderawasih membentuk tim gabungan.
Hal itu disampaikan Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto, melalui keterangan tertulisnya, Minggu (12/4/2020).
"Sampai dengan keterangan pers ini diterbitkan pihak Kodam XVII Cenderawasih dan Polda Papua sedang menurunkan Tim Gabungan untuk melakukan penyelidikan di TKP dalam rangka mendapatkan keterangan, fakta-fakta kronologis yang sebenarnya," tulis Eko.
Pasca-terjadinya bentrok itu, Kapolda Papua memastikan akan segera bertolak ke Mamberamo Raya bersama Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab.
• Kabar Baik Setelah Bentrokan TNI vs Polisi Pecah di Tapanuli Utara, Danrem Perintahkan Ini
"Senin (13/4/2020) saya bersama Pangdam XVII/Cenderawasih akan ke Mamberamo Raya.
Namun hari ini Danrem 172, Direktur Intelkam dan beberapa pejabat ke Mamberamo Raya," kata Waterpauw.
Selain itu, Waterpauw juga telah memerintahkan seluruh anggota Mapolres Mamberamo Raya beserta dengan keluarganya untuk tidak keluar dari Mako sampai masalah tersebut tuntas.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jenazah 3 Polisi Korban Bentrok TNI-Polri di Membramo Raya Akan Dievakusi ke Jayapura", https://regional.kompas.com/read/2020/04/12/15575371/jenazah-3-polisi-korban-bentrok-tni-polri-di-membramo-raya-akan-dievakusi-ke?page=all.