Hebatnya Mami Lisa Janda Asal Sidoarjo, 'Punya' 600 PSK, Ada Grup WA Khusus dan Tarif Tak Main-main
Petualangan janda di Sidoarjo ini memang tak terduga, punya jaringan luas sehingga bisa mengendalikan ratusan PSK.
TRIBUNKALTIM.CO - Siapa sebenarnya mami Lisa, janda asal Sidoarjo ini mengendalikan bisnis PSK perlahan terkuak.
Wanita berstatus janda asal Sidoarjo ini piawai dalam menjalankan bisnis hitam via online.
Dengan lihainya janda asal Sidoarjo ini mengendalikan bisnis PSK.
Tak tanggung-tanggung, Mami Lisa atau Mami Lisa atau Lisa Semampaw ini mengendalikan 600 cewek atau PSK dari berbagai kota.
• NEWS VIDEO 14 Remaja Nekat Gelar Pesta Seks di Wilayah Zona Merah Corona
• 14 Remaja Nekat Gelar Pesta Seks di Wilayah Zona Merah Corona, Benda Terlarang Ini Ditemukan di TKP
• 14 Remaja Ini Nekat Gelar Pesta Seks di Wilayah Zona Merah Corona, Begini Kondisinya Saat Digerebek
• Viral Video TikTok di Kalimantan, Remaja Joget Berlatar Hubungan Badan, Terkuak Prostitusi Online
Dalam setahun setelah dicerai suaminya, Mami Lisa atau Lisa Semampaw ini bisa mengendalikan 600 cewek atau PSK dari berbagai kota di Indonesia.
Gadis yang disediakan mulai dari Surabaya, Bandung, Semarang dan Jakarta serta kota lain.
Tarif yang dipatok mulai Rp 2,5 juta sampai Rp 25 juta.
Harga tersebut tergantung dari penampilan wajah, tinggi badan atau bodi dan layanan.
Anak buah Mami Lisa mulai dari pekerja kantor, mahasiswi dan SPG freelance.
Foto 600 cewek yang disiapkan cukup menggoda karena tampilannya berbagai pose.
Kok bisa sampai memiliki anak buah sebanyak 600?
"Kenalnya dari teman, yang ada di luar kota. Aku yang tawari mereka yang sudah memiliki anak buah," kata Lisa.
Perempuan yang juga punya toko di kawasan Pasar Atom Surabaya ini mengaku awal menggeluti dunia mucikari setelah cerai dengan suaminya.
"Awalnya saya bingung mau cari uang darimana setelah cerai sama suami.
• Pakar Seksologi dr Naek L Tobing Meninggal Dunia, Hasil Tes Disebut Positif Corona
• Kabar Duka, Ahli Seksologi dr Naek L Tobing Meninggal Dunia, IDI Benarkan Positif covid-19
Cuma ada satu toko saja di Pasar Atom. Dari sana saya mulai coba-coba menggeluti dunia mucikari via online.
Cari perempuannya ada yang dari teman terus diteruskan daro mulut ke mulut.
Itu saya juga kasih uang ke orang yang mencarikan perempuan kalau memang sudah berhasil layani tamu," tambah janda tersebut.
Lisa tak menyangka jika bisnis haramnya itu membuahkan banyak peminat.
"Ya akhirnya punya teman di Semarang, Bandung dan Jakarta mau join. Ya sudah saya giliran cari pelanggan atau cari perempuan.
Kalau ada pesanan di Surabaya dari Semarang, teman saya telepon saya suruh nyiapin. Begitu juga sebaliknya," terangnya.
Namun kehebatan Mami Lisa dalam memasarkan cewek berakhir di tangan Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya.
Mami Lisa dan dua mucikari lainnya ditangkap.
Kedua mucikari yang juga ditahan di Mapolres Surabaya adalah Kusmanto (39) asal Semarang, Jateng dan Dewi Kumala (44) warga Wiyung, Surabaya.
• Hukuman Berat Menanti Pelaku Pelecehan Seksual Anak di Tarakan
• Anak di Bawah Umur Jadi Korban Pelecehan Seksual, Pelakunya Karyawan Restoran di Tarakan
Terbongkarnya prostitusi yang dijajakan lewat media sosial setelah polisi melakukan penyelidikan dan undercover buy untuk memastikan praktik tersebut benar-benar ada. Pasalnya, tawaran lewat grup facebook itu banyak direspons oleh banyak kalangan.
Tawaran yang dilakukan oleh Mami Lisa juga lewat WhatsApp grup. Tentunya tidak semua orang bisa masuk untuk bergabung.
Syarat utamanya, pengelola baru bisa memasukkan ke grup setelah konsumen mengajak keluar dua kali anak buahnya.

"Pengelola grup WhatsApp ini tersangka LS.
Anggota yang bisa masuk menjadi member, minimal sudah dua kali transaksi dengan mucikari ini," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran didampingi Kanit Jatanras AKP Iwan Hari Purwanto, Selasa (14/4/2020).
Dalam aksinya, Lisa dan dua mucikari lainnya saling berkomunikasi. Mulai dari penyiapan cewek hingga siapa yang mengajak dan lokasinya mana.
"Anak buah mereka sudah tersebar dimana-mana. Misalnya, ada orang Semarang, Surabaya atau Jakarta butuh layanan, sudah ada. Tinggal kontak tersangka dan spesifikasi yang diminta seperti apa," terangnya.
Tersangka juga bisa menyediakan perempuan untuk melayani satu laki-laki dengan dua atau tiga perempuan dalam sekali permainan. Tarif yang ditentukan tentu beda dengan layanan biasa.
"Kalau layanan dua sampai tiga cewek Rp 10 juta - Rp 25 juta," tambahnya.
Dari hasil kerja anak buahnya itu, tersangka Lisa, Kusmanto dan Dewi Kumala memotong sebesar 10 hingga 20 persen, tergantung kesepakatan.
Dari ketiga tersangka yang dijerat Pasal 2 UU RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang, penyidik menemukan 600 nama dan foto perempuan. Nama dan foto itu disimpan di ponsel ketiga tersangka.
"Dari 600 foto anak buah tersangka, menonjolkan pose tertentu. Ya tujuannya agar konsumen tergiur," ujar AKP Iwan.
Dari penyelidikan dan pengakuan tersangka, dari 600 perempuan memiliki latar belakang profesi berbeda.
"Ada yang pekerja kantor, SPG freelance, dan mahasiswi. Mereka itu tersebar mulai dari Surabaya, Semarang, Jakarta dan kota lain di Indonesia," tandas Iwan.
• Wanita Wajib Perhatikan Hal Ini, Terlalu Banyak Pasangan Seksual Tingkatkan Risiko Kanker
• Terkenal Hingga Internasional, Begini Pelayanan Wisata Seks Halal di Puncak Bogor, Dibongkar Polisi
• Fakta Baru Kasus Video Viral Mirip Vina Garut, Suami Jual Istri Lawan 4 Pria, Tarifnya Tak Main-main
• Pemeran Video Viral Vina Garut Divonis Tiga Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Miliar, Sidang via Online
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Janda Sidoarjo Kendalikan 600 PSK Lewat Prostitusi Online, Alasannya Bingung Cari Uang Dimana