Virus Corona
Tangis Sopir Ambulans di Mata Najwa, Curhat Peningkatan Jenazah Covid-19: Ingin Teriak di Jalanan
Tangis sopir ambulans di Mata Najwa, curhat peningkatan jenazah positif virus Corona atau covid-19 sampai ingin teriak di jalan.
TRIBUNKALTIM.CO - Tangis sopir ambulans di Mata Najwa, curhat peningkatan jenazah positif virus Corona atau covid-19 sampai ingin teriak di jalan.
Kesaksian sopir ambulans pengangkut jenazah protap covid-19 di DKI Jakarta di Mata Najwa menimbulkan keprihatinan Najwa Shihab.
Mendengar pengalaman sopir ambulans, Muhammad Nursyamsurya hingga menangis membuat Najwa Shihab terharu.
Mulanya, Muhammad Nursyamsurya atau yang disapa Syam ini menjelaskan dirinya memang selama ini bekerja sebagai sopir ambulans jenazah wabah penyakit menular.
Namun, semenjak covid-19 masuk ke Indonesia, ia bisa mengangkut puluhan jenazah tiap hari.
• Viral Kisah Pengantin Baru Menikah 3 Menit, Mempelai Wanita Langsung Minta Cerai karena Sikap Suami
• Heboh! Ariel NOAH Diam-diam Menikah dengan Pendangdut Putri Jamila? Ini Fakta di Balik Foto Beredar
• Kabar Gembira, Usai Daya 450 VA dan 900 VA, Pemerintah Jokowi Buka Peluang Diskon Listrik 1.300 VA
• JADWAL TVRI Belajar dari Rumah Kamis (16/4), Segmen Matematika: Teorema Phytagoras dan Trigonometri
"Ya Mbak Nana kami memang semenjak ada wabah ini kami jadi lebih banyak kerjaan kami karena kami harus mengurus jenazah penyakit menular seluruh DKI Jakarta."
"Dan kami harus terima telepon dan frekuensinya makin tambah banyak Mbak Nana, bertambah. Puluhan Mbak Nana," kata Syam.
Ia mengaku memang ada rasa khawatir menguburkan jenazah-jenazah tersebut namun ia merasa lebih sedih soal makin banyaknya mayat yang harus dikuburkan.
"Pertama kami itu memang tugas Mbak Nana itu memang kami harus menjalankan itu, memang ada rasa khawatir itu manusiawi tetapi bertambahnya hari ke hari karena bertambahanya yang meninggal itu yang buat kami sedih karena bertambah terus."
"Awalnya biasa karena kami dari tanggal enam sudah menjalankan itu semakin ke sini terus bertambah," ungkapnya.
Akibatnya, Syam merasa menyesali kondisi Jakarta yang masih ramai meski sudah ada ribuan orang terjangkit virus Corona.
"Iya seharusnya mereka tahu Mbak Nana jalanan Jakarta itu masih penuh, masih macet, seharusnya mereka tahu apa yang kami kerjakan sekarang, kami memakamkan jenazah-jenazah yang tiap hari bertambah."
"Tolong ikuti instruksi dari pemerintah diam di rumah, kurangilah pekerjaan kami, sedih lihatnya," kata dia.
Bahkan, Syam ingin naik tronton dan berteriak pada masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah.
• Lebih Dulu dari Jokowi, Diam-Diam, Anies Baswedan Sudah Antisipasi Virus Corona Jakarta, Ada Kodenya
• Live Streaming Belajar dari Rumah Kamis 16 April 2020, Klik Link Ini Langsung Tersambung ke TVRI
• Sandiaga Uno Beber ke Aa Gym, Dunia Internasional Puji Warga Indonesia Tangani Pandemi Virus Corona
• Najwa Shihab Tertegun Dengar Cerita Suami Perawat yang Jenazahnya Ditolak Saya Rasanya Perih
Ia mengingatkan bahwa jenazah virus Corona itu tidak ada yang mengantar dan mendoakan.
"Saya ingin pakai tronton teriak di jalanan kepada masyarakat ayo tolong kalian diam di rumah."
"Kalau kalian tahu berapa jenazah yang kami makamkan tiap hari pasti kalian akan sedih karena jenazah itu enggak ada yang diantar, enggak ada yang didoain langsung masuk ke liang lahat," ujarnya keras.
Kemudian, Syam mulai menangis.
Ia mengingatkan Bulan Ramadan akan segera datang.
Ia meminta agar masyarakat di dalam rumah agar masalah virus Corona cepat selesai.
"Sebentar lagi bulan puasa pengen terawaih berjamaah, pengen Idul Fitri tolong buat masyarakat diam di rumah sebentar saja, 14 hari, sebentar lagi kita puasa, minta tolong, kami memakamkan jenazah-jenazah ini udah puluhan tiap hari, minta tolong," ungkapnya sambil menangis.
Dengan tangis semakin keras, Syam mengatakan ia ingin masalah ini segera selesai dan kehidupan bisa berjalan seperti semula.
"Kita juga punya keluarga, kita punya tetangga, kita juga punya kehidupan."
"Kehidupan seperti ini terus, kita harus bersosialisasi," katanya.
Ia mengaku ingin teriak di jalanan dengan sikap tak acuh masyarakat menghadapi wabah ini.
"Sedih mbak sebentar lagi bulan puasa, saya pengin teriak di jalanan di lampu merah, macet, dini hari masih macet, masyarakat enggak ada yang ngerti."
"Sedih mbak tiap hari nerima telepon, tiap menit ada jenazah yang harus dilayani yang harus dilakukan dengan protap covid-19," kata dia.
Dalam tayangan itu, tampak Najwa ikut menangis.
Sadar dirinya sudah menangis cukup keras, Syam lantas meminta maaf.
"Maaf mbak," ucap Syam.
Sementara itu, Najwa menjawab bahwa ia juga menyayangkan sikap tak peduli masyarakat.
"Iya Pak Syam, bahkan saya membayangkan keluarga bapak Syam khawatir melihat Pak Syam berjibaku melakukan pekerjaan."
"Tapi di sisi lain banyak masyarakat bahkan tidak peduli dan cuek seperti yang Pak Syam katakan," ujar Najwa dengan suara bergetar.
Lihat videonya mulai menit ke-46:44:
Anies Ungkap Peningkatan Pemakaman di Jakarta
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terang-terangan mengungkap peningkatan korban virus Corona di wilayah Ibu Kota.
Dilansir TribunWow.com, Anies Baswedan bahkan menyebut ada peningkatan signifikan kasus baru virus Corona setiap minggunya.
Melihat kondisi tersebut, ia pun menyinggung peluang DKI Jakarta menyamai negara-negara lain yang tingkat kematiannya tinggi akibat virus Corona.
Hal itu disampaikan Anies Baswedan melalui tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (14/4/2020).
Mulanya, Anies menyatakan wilayah DKI Jakarta mengalami peningkatan pemulasaran dan pemakaman menggunakan prosedur tetap (protap) virus Corona.
"Satu setengah bulan ini kita melihat peningkatan pelayanan pemulasaran dan pelayanan pemakaman dengan menggunakan prosedur covid-19," kata Anies.
"Yang angkanya setiap minggu meningkat."
Terkait hal itu, Anies lantas menyebutkan data peningkatan pemulasaran dan pemakaman di wilayah DKI Jakarta.
Berawal dari dua orang, Anies Baswedan menyebut pemulasaran dan pemakaman itu meningkat hingga lebih dari seribu.
"Tanggal 6 Maret (2020) itu pertama kali ada yang meninggal dengan protap covid, jadi 8 Maret itu 1 kemudian 15 Maret 6, 22 Maret jadi 64," jelas Anies.
"29 Maret meningkat menjadi 283, 5 April menjadi 596, tanggal 12 April per minggu kemarin menjadi 926. Per hari ini sudah 1.012."
Dari ribuan jumlah pemulasaran dan pemakaman itu, Anies mengaku belum bisa melakukan tes covid-19 pada jenazah.
Namun, ia secara gamblang menyebut pihak rumah sakit meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan pemulasaran dan pemakaman dengan protap virus Corona.
"Kita karena keterbatasan testing tidak bisa melakukan pengetesan atas itu semua, tetapi dokter dan rumah sakit meminta kepada pemprov untuk menyelenggarakan pemulasaran dan pemakaman dengan protap covid-19," tutur Anies.
"Tentu mereka punya dasar untuk meminta itu, nah kami menyaksikan di satu sisi peningkatan yang signifikan."
Tak hanya itu, Anies pun mengungkap jumlah kasus virus Corona mengalami kenaikan setiap minggungnya.
Bahkan dari angka 2 kasus, kini melonjak drastis menjadi lebih dari 400 kasus.
"Dalam satu minggu itu bisa lebih dari 400 kasus sekarang, padahal bulan lalu hanya 2 lalu lompat 5, sekarang makin cepat," terang Anies.
"Kalau kita tidak bertindak dengan cepat bukan tidak mungkin apa yang kita saksikan di negeri lain berulang di kita."
• Diskon Tarif Listrik untuk Pelanggan PLN 1.300 VA Bakal Diberikan Pemerintah? Ini Penjelasannya
• Di Wilayah Risma Disinfektan Sudah Makan Korban, TNI-Polri Tetap Semprot 12 Jalan Surabaya Hari Ini
• Mata Najwa Tadi Malam, Jenazah Istri Ditolak karena Perawat Corona, Suami Ungkap Perasaan Sang Anak
• Putus Rantai Penyebaran Covid-19, Risma Dewi Marthen Ikuti Pesan Najwa Shihab: Soliter & Solidaritas
Melanjutkan penjelasannya, Anies lantas mengimbau semua pihak untuk bersama-sama mencegah penularan virus Corona.
Hal itu dinilainya efektif untuk menekan penambahan kasus dan jumlah pasien virus Corona yang ditangani para tenaga medis.
"Dan pertahanan terdepan dalam menghadapi covid adalah kita sendiri, bukan tenaga medis," jelas Anies.
"Tenaga medis itu pertahanan terakhir, kalau kita tidak berhasil melakukan pencegahan penularan maka pasien akan meningkat karena yang tertular bertambah," tukasnya.
Simak video berikut ini menit ke-9.52:
IKUTI >> Update virus Corona
(TribunWow.com/Mariah Gipty/Jayanti Tri Utami)