Virus Corona
Blak-blakan, Erick Thohir Lihat Fakta Dunia Kesehatan Indonesia, Bos BUMN Beber Ada Praktik Kotor
Blak-blakan, Erick Thohir sedih lihat fakta dunia kesehatan Indonesia, eks bos Inter Milan beber praktik kotor
TRIBUNKALTIM.CO - Blak-blakan, Erick Thohir sedih lihat fakta dunia kesehatan Indonesia, eks bos Inter Milan beber praktik kotor.
Wabah Virus Corona atau covid-19 membuka mata Menteri BUMN Erick Thohir.
Erick Thohir mengaku miris dengan industri alat kesehatan maupun obat di Indonesia.
Pasalnya, Erick Thohir menemukan 90 persen alat kesehatan hingga bahan baku obat Indonesia, didatangkan alias impor dari luar negeri.
Menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) Erick Thohir mengatakan, saat ini mayoritas bahan baku untuk obat-obatan dan alat kesehatan yang beredar di Indonesia masih impor.
Mantan bos klub sepak bola Inter Milan ini mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.
• Dicecar Jaksa KPK, Hasto Kristiyanto Akhirnya Bongkar Alasan PDIP Prioritaskan Harun Masiku ke DPR
• Ketimbang PSBB, Risma Ngotot Pakai Cara Ini ke Warga Meski Kasus Virus Corona di Surabaya Meningkat
• Kabar Baik Penyebaran Virus Corona di Indonesia Diungkap BIN, Ada Tren Penurunan
“Mohon maaf kalau saya bicara ini, sangat menyedihkan kalau negara sebesar Indonesia ini, 90 persen bahan baku dari luar negeri untuk industri obat.
Sama juga alat kesehatan, mayoritas dari luar negeri,” ujar Erick usai meninjau RS Pertamina Jaya, Kamis (16/4/2020).
Menurut Erick Thohir, mewabahnya Virus Corona di Indonesia harus dijadikan cambukan untuk mengubah hal tersebut.
Dengan demikian, nantinya bangsa Indonesia tak akan lagi tergantung dengan negara lain.
“Saya mohon maaf kalau menyinggung beberapa pihak.
Janganlah negara kita yang besar ini selalu terjebak praktik-praktik yang kotor.
Sehingga alat kesehatan mesti impor, bahan baku mesti impor,” kata Erick Thohir.
Atas dasar itu, Erick Thohir mengajak semua pihak mempunyai komitmen untuk mengubah hal tersebut.
“Kalau kita enggak gotong royong, kita tidak bangun bangsa kita dengan diri sendiri, emang bangsa lain peduli?
Kita yang harus peduli antara bangsa kita.
Jangan semuanya ujung-ujungnya duit terus.
Akhirnya kita terjebak short term policy.
Didominasi oleh mafia-mafia, trader-trader itu,” ucap dia.
Erick Thohir pun mengakui, membangun industri nasional tak semudah membalikan telapak tangan.
Namun, dia yakin bahwa jika dilakukan secara gotong royong, hal tersebut bisa dilakukan.
• Pasien Sembuh Corona di Jakarta Bertambah Banyak Seminggu Setelah PSBB Diberlakukan Anies Baswedan
• Tegas, Anies Baswedan Tutup 23 Perusahaan Selama PSBB di Jakarta, Selanjutnya Bakal Lakukan Ini
“Kalau hari ini (bisa produksi bahan baku obat) 10 persen, tahun depan 30 persen, tahun depannya lagi 50 persen.
Kita juga tidak anti-impor.
Memang ada beberapa yang tidak bisa dilakukan, tapi yang kita bisa lakukan, harus bisa,” ujarnya.
Datangkan Alat tes swab
Kementrian BUMN mendatangkan alat tes swab canggih dari Swiss yang membuat deteksi Virus Corona jadi lebih cepat dengan jumlah berkali lipat.
Indonesia bisa lebih awal mencapai puncak wabah Virus Corona setelah pemerintah mendatangkan perangkat deteksi berbasis molekuler dari luar negeri, menurut Peneliti ITB.
• Di Mata Najwa, Anies Baswedan Sindir Kemampuan Jajaran Jokowi Tes Virus Corona, Jakarta Mirip Wuhan
• Resmi, PSBB Jakarta Berlaku Hari Ini, Anies Baswedan Mengalah dengan Keputusan Pemerintah Jokowi
Kementerian BUMN baru saja mengimpor 20 mesin polymerase chain reaction ( PCR) yang diklaim mampu menguji 9.000 hingga 10.000 spesimen setiap hari.
Dengan alat-alat baru ini, pemerintah menargetkan untuk melakukan 300.000 tes dalam sebulan.
Nuning Nuriani, ketua Pusat Permodelan Matematika dan Simulasi ITB, memprediksi bahwa dengan jumlah tes sebanyak itu, wabah covid-19 di Indonesia bisa mencapai puncak penyebaran pada akhir April atau awal Mei - dengan satu syarat: 90% masyarakat melakukan isolasi mandiri.
"Jika [Pembatasan Sosial Berskala Besar] dimulai 12 April, terus hanya 10% orang yang bergerak, terus pada saat periode infeksi ini PCR dan isolasinya dijalankan dengan baik, itu sebenarnya yang sangat diharapkan.
Jadi puncak kasus aktifnya bisa turun lebih cepat, jumlah kematiannya juga lebih sedikit," kata Nuning.
Namun target 300.000 tes per bulan mungkin tidak bisa segera tercapai, kata Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman bidang Penelitian Fundamental Herawati Sudoyo.
Ia menjelaskan perlu waktu untuk meningkatkan fasilitas laboratorium dan melatih SDM di tingkat provinsi.
300 Ribu Tes
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan pemerintah telah mendatangkan dua mesin MagnaPure 96 dengan kapasitas 1.000 tes per hari dan 18 LightCycler PCR detector dengan kapasitas 500 tes per hari.
Mesin-mesin dari Swiss itu diklaim mampu menguji total 9.000 hingga 10.000 spesimen setiap hari; dan pemerintah menargetkan 300.000 tes swab dalam sebulan.
"Dengan alat ini kita harapkan Indonesia semakin bisa mendata berapa banyak orang yang terkena [virus] corona,
sehingga antisipasi kita untuk menghadapi Virus Corona akan semakin baik," ujar Arya dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Rabu (8/4/2020).
Pemerintah Indonesia selama ini dikritik karena kurangnya jumlah tes swab.
Per Rabu (8/4/2020), Indonesia telah mengetes 14.571 spesimen, menurut data Kementerian Kesehatan.
Namun angka tersebut dianggap kecil dibandingkan populasi Indonesia yang lebih dari 200 juta jiwa.
Dibandingkan negara-negara lain, Indonesia termasuk negara dengan jumlah Virus Corona terendah di dunia - hanya 52 tes per satu juta orang, menurut Worldometer.
Sebagai perbandingan, Malaysia telah melakukan 1.717 tes per satu juta orang, Singapura 11.110 tes per satu juta orang, Brunei Darussalam 20.218 tes per satu juta orang, dan Thailand 359 tes per satu juta orang.
IKUTI >> Update Virus Corona
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Erick Thohir: Sangat Menyedihkan, Negara Sebesar Indonesia, 90 Persen Bahan Baku Obat Masih Impor", https://money.kompas.com/read/2020/04/16/151000126/erick-thohir-sangat-menyedihkan-negara-sebesar-indonesia-90-persen-bahan-baku.