Virus Corona
Daftar Via WhatsApp, RS Ini Sediakan Tes Swab Virus Corona, Bukan Rapid Test, Biaya Tak Main-Main
Daftar via WhatsApp ke nomor ini, RS di Jakarta ini sediakan tes swab Virus Corona, bukan rapid test, biaya tak main-main
TRIBUNKALTIM.CO - Daftar via WhatsApp ke nomor ini, RS di Jakarta ini sediakan tes swab Virus Corona, bukan rapid test, biaya tak main-main.
Rumah sakit di Jakarta ini menyediakan tes swab Virus Corona atau covid-19 bagi warga yang bersedia membayar.
Untuk mendapatkan layanan terintegrasi tersebut, calon pasien bisa daftar via WhatsApp.
Namun, tes swab Virus Corona, bukan rapid test covid-19 ini dikenakan biaya.
Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) membuka layanan screening atau pemeriksaan covid-19 secara mandiri untuk kalangan umum.
Sebagai informasi, RS UI merupakan salah satu rumah sakit yang didedikasikan khusus untuk melayani Pasien Dalam Pengawasan ( PDP) dan pasien terkonfirmasi positif covid-19.
• Donald Trump Bekukan Dana Perang Virus Corona WHO, Pemerintah Jokowi Bereaksi, Retno Marsudi Dukung
• Warga Jakarta Siap-siap! Anies Ungkap Hal Mengejutkan, 8 Ribu Orang Kena Covid-19 dalam Waktu Dekat
• Luhut Pandjaitan Berkeras Tolak Permintaan Anies Baswedan - Ridwan Kamil, Alasannya Masuk Akal
Kepala Humas RS UI, Kinanti menyebutkan, layanan ini dapat diakses untuk umum dengan harga Rp 1.675.000.
Nominal itu sudah termasuk biaya administrasi.
“Terdiri dari pengambilan sampel swab (lendir tenggorokan) dan pemeriksaan PCR SARS-Cov-2 (virus penyebab covid-19), ujar Kinanti ketika dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (17/4/2020).
Selain itu, calon pasien juga dapat menambahkan layanan lain di luar pengambilan tes swab, dengan rentang harga yang berlainan.
Calon pasien dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis senilai Rp 150.000, dokter umum sebesar Rp 75.000, foto thorax (wilayah paru-paru) Rp 215.000, dan pemeriksaan darah Rp 270.000.
Kinanti menjelaskan, untuk mengikuti layanan ini, calon pasien harus membuat perjanjian dulu melalui pesan aplikasi chat WhatsApp ke Layanan Pelanggan RS UI di nomor 081291139113.
Pesan membuat perjanjian maksimal dikirim pukul 12.00, satu hari sebelum jadwal rencana pemeriksaan.
Selain itu, waktu untuk melakukan pemeriksaan hanya pukul 09.00-12.00 pada Senin hingga Jumat.
“Kuota per hari terbatas.
Jika sudah penuh, maka akan dijadwalkan ulang pada hari berikutnya,” ujar Kinanti.
• Puluhan Tenaga Medis di RSUP Kariadi Semarang Positif Corona, Bermula dari Pasien yang Berbohong
• Blak-blakan, Erick Thohir Lihat Fakta Dunia Kesehatan Indonesia, Bos BUMN Beber Ada Praktik Kotor
• Bukan Mei, Pemerintah Jokowi Beber Virus Corona Bersih dari Indonesia Desember 2020, Ada Syaratnya
Calon pasien diminta membawa surat pengantar dari dokter pada hari pemeriksaan.
Apabila belum memiliki surat pengantar, calon pasien dapat berkonsultasi dengan Dokter RS UI di Poli Melati.
“Hasil pemeriksaan akan selesai pada H+2 (kecuali jika pemeriksaan dilakukan pada hari Jumat, maka hasil akan selesai pada hari Senin).
Pasien akan diinformasikan melalui Pusat Informasi covid RSUI dengan nomor telepon 021 508 2929 2 ekstensi 731124,” jelas Kinanti.
Serang organ vital
Virus Corona meminimalisir asupan oksigen pada paru, sehingga organ tersebut perlahan-lahan kehilangan fungsinya.
Namun baru-baru ini, pihak medis dari berbagai negara melihat fakta baru bahwa virus tersebut juga menyebabkan inflamasi pada jantung.
• Warga Jakarta Siap-siap! Anies Ungkap Hal Mengejutkan, 8 Ribu Orang Kena Covid-19 dalam Waktu Dekat
• Tiba-tiba Luhut Pandjaitan akan Pimpin Rapat Larangan Mudik Idul Fitri 2020, Covid-19 Sudah Gawat?
• Kabar Baik Penyebaran Virus Corona di Indonesia Diungkap BIN, Ada Tren Penurunan
Selain juga penyakit ginjal akut, malfungsi saraf, gumpalan darah, kerusakan usus, dan masalah pada hati.
Fakta ini tentu memperparah kondisi para pasien covid-19, dan membuat penyembuhannya tidak bisa terprediksi.
Efek Virus Corona terhadap organ lain ini disebabkan oleh badai sitokin, sebuah respon sistem imun yang balik menyerang tubuh kita.
Dokter dan ilmuwan mengatakan badai sitokin menyebabkan kerusakan organ yang cukup parah.
Alan Kliger, seorang ahli nefrologi (ginjal) dari Yale School of Medicine menyebutkan, hampir setengah dari jumlah pasien covid-19 yang masuk rumah sakit memiliki gejala kerusakan pada ginjal.
Hal tersebut diketahui lewat tes darah dan urin.
Fakta yang lebih mengejutkan,
Kliger menyebutkan bahwa 14-30 persen pasien perawatan intensif di New York dan Wuhan kehilangan fungsi ginjal dan membutuhkan perawatan dialisis (cuci darah).
Ruang-ruang perawatan intensif di rumah sakit New York mengobati kasus ginjal dengan jumlah yang sangat banyak.
Para petugas medis membutuhkan tenaga yang bisa melakukan dialisis.
“Jumlah pasien yang memiliki kasus ginjal sangat banyak, ini sangat mengejutkan.
Saya rasa sangat memungkinkan virus itu menyerang sel-sel ginjal,” tutur Kliger seperti dikutip dari The Washington Post, Jumat (17/4/2020).
Meski begitu, masih ada kemungkinan kerusakan organ disebabkan oleh hal lain.
Misalnya gangguan pernapasan, obat-obatan, demam tinggi, stres akibat perawatan di RS atau ICU, dan tentunya dampak dari badai sitokin.
Namun tetap saja, fakta yang ditemukan cukup meyakinkan.
Para peneliti di Wuhan yang melakukan otopsi terhadap jenazah pasien covid-19 menemukan ada 26 kasus yang memiliki kerusakan parah pada ginjal.
Tujuh di antaranya memiliki partikel virus SARS-CoV-2 pada ginjal mereka.
Penelitian itu dimuat pada 9 April 2020 di jurnal medis Kidney International.
• Puluhan Tenaga Medis di RSUP Kariadi Semarang Positif Corona, Bermula dari Pasien yang Berbohong
“Hal ini meningkatkan kecurigaan kami, bahwa kerusakan akut pada ginjal merupakan akibat langsung dari virus.
Hal itulah yang terjadi pada wabah SARS pada 2002,” tutur Paul M Palevsky, ahli ginjal di University of Pittburgh School of Medicine.
Kerusakan pada jantung
Selain ginjal, dokter dan ilmuwan memiliki kecurigaan besar bahwa virus SARS-CoV-2 menimbulkan kerusakan pada jantung.
Petugas medis di China dan New York melaporkan banyak kasus myocarditis, yang disebabkan oleh inflamasi pada otot jantung.
Ada pula kasus lain yaitu kelainan irama jantung yang berpotensi gagal jantung pada pasien covid-19.
“Pasien tampak bisa melewati masalah pernapasan, namun tiba-tiba mereka dihadapkan dengan masalah jantung,” tutur Mitchell Elkind, ahli saraf dari Columbia University sekaligus anggot American Heart Association.
Terlebih lagi, pasien yang mengalami masalah pada jantung tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya.
Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa masalah jantung tersebut adalah efek langsung dari virus SARS-CoV-2.
Elkind menyebutkan penelitian yang dilakukan terhadap pasien covid-19 di China membuktikan bahwa 40 persen menderita arrhythmia (kelainan irama denyut jantung).
Sementara itu, 20 persen pasien mengalami kerusakan jantung. Masalah pencernaan Virus SARS-CoV-2 menginfeksi manusia dengan menempelkan diri pada reseptor sel bernama ACE2.
Sel ini banyak terdapat di saluran dan organ pernapasan.
Namun ada kemungkinan Virus Corona memasuki organ lain dengan cara yang sama.
Organ pencernaan misalnya, memiliki 100 kali lebih banyak reseptor ACE2 dibandingkan bagian tubuh lainnya.
“Jika dibentangkan, area permukaan yang memiliki ACE2 mungkin seluas lapangan tenis.
• Blak-blakan, Erick Thohir Lihat Fakta Dunia Kesehatan Indonesia, Bos BUMN Beber Ada Praktik Kotor
• Bukan Mei, Pemerintah Jokowi Beber Virus Corona Bersih dari Indonesia Desember 2020, Ada Syaratnya
Ini adalah area yang sangat rentan terhadap virus untuk menyerang dan menduplikasi diri,” tutur Brennan Spiegel, Wakil Pemimpin Redaksi untuk American Journal of Gastroenterology.
Oleh karena itu virus SARS-CoV-2 juga memiliki efek yang cukup kuat pada sistem pencernaan, menyebabkan diare, muntah-muntah, dan gejala lainnya.
Sebuah studi menyebutkan setengah pasien covid-19 memiliki gejala masalah saluran pencernaan.
Para dokter menyerukan tagar #NotJustCough (tidak hanya batuk) untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap hal ini.
Sebuah laporan juga menyebutkan virus ini mungkin menyerang organ hati.
Seorang wanita berusia 59 tahun di AS datang ke rumah sakit karena warna urin yang gelap, yang diketahui disebabkan oleh hepatitis parah.
Usai timbulnya gejala batuk, para dokter menghubungkan infeksi covid-19 dengan kerusakan hati.
Spiegel menyebutkan, ia juga mendapat laporan-laporan lainnya setiap hari.
Sebuah laporan lainnya dari China menyebutkan 5 orang pasien covid-19 mengalami hepatitis akibat virus tersebut.
Badai sitokin
Sejauh ini, para ilmuwan telah menemukan bahwa sistem imun yang berusaha keras menyerang Virus Corona menyebabkan badai sitokin dan menjadi penyebab utama kerusakan organ.
Pada beberapa pasien covid-19 dengan kondisi parah, para dokter menemukan tingkat inflamasi sitokin yang tinggi bernama “interleukin-6” atau IL-6.
IKUTI >> Update Virus Corona
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "RS UI Buka Layanan Tes Swab Covid-19 untuk Umum, Bayar Rp 1.675.000", https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/17/19524841/rs-ui-buka-layanan-tes-swab-covid-19-untuk-umum-bayar-rp-1675000.