Virus Corona

Di TV One Karni Ilyas Sebut PSBB Bikin Warga Jatuh Miskin, Bandingkan dengan Amerika dan Singapura

Pemimpin Redaksi TV One Karni Ilyas menyebut Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) bikin warga jatuh miskin. Sejak awal, ia memang ragukan PSBB

Kolase YouTube TVOne News/ Freepik.com
Bos ILC TV One Karni Ilyas menyebut PSBB bikin warga jatuh miskin, ia pun membandingkan kematian pasien Corona di Indonesia dengan di Singapura, dan bandingkan tingkat kepatuhan dengan di AS. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pemimpin Redaksi TV One Karni Ilyas menyebut Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) bikin warga jatuh miskin. 

Sejak awal, Bos ILC TV One ini memang meragukan penerapan PSBB di Indonesia. 

Karni Ilyas juga membandingkannya dengan Amerika Serikat, khususnya terkait kepatuhan warga negara Indonesia. 

Ia juga membandingkan Indonesia dengan Singapura soal korban Virus Corona.

 Bos ILC Karni Ilyas Terang-terangan Tak Sepakat PSBB, Anies Baswedan Lebih Dulu Terapkan

 11 Ucapan Selamat Hari Kartini Bahasa Indonesia & Inggris, Share via WhatsApp, Facebook, IG, Twitter

 10 Kutipan RA Kartini yang Melegenda, Share di WhatsApp, Jadi Status Instagram, Facebook dan Twitter

 Kabar Terbaru Harga BBM dari Pemerintah Jokowi Saat Harga Minyak Dunia Sentuh 0 Dollar Per Barel

Dilansir TribunWow.com, Karni Ilyas mengatakan meskipun warga positif Virus Corona di Singapura terbanyak, namun korban tewas terbanyak terdapat di Indonesia.

Hal itu disampaikan Karni Ilyas melalui tayangan YouTube TV OneNews, Senin (20/4/2020).

Pada kesempatan itu, Karni Ilyas blak-blakan mengungkap keraguannya soal penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ).

Akibat PSBB, menurutnya kini banyak warga yang jatuh miskin.

"Yang dulunya tidak termasuk orang miskin, sekarang masuk jadi orang miskin," ujar Karni Ilyas.

"Orang miskin yang lama belum kita tangani, yang miskin baru sudah datang, ini bagaimana caranya dengan lockdown atau PSBB yang sekarang diterapkan?"

Karni Ilyas, Bos ILC TV One
Karni Ilyas, Bos ILC TV One (YouTube Indonesia Lawyers Club)

Terkait kondisi itu, Karni Ilyas pun membandingkan Indonesia dengan Amerika.

Menurut dia, warga Indonesia lebih mudah diatur ketimbang warga Amerika yang sempat melayangkan protes karena banyaknya pemutusan hubungan kerja ( PHK).

 Kapan Perkiraan Puncak Corona Indonesia Terjadi Terkuak, Ahli Imbau Waspada Serangan Gelombang Kedua

 Di Indonesia, Angka Kematian Akibat Positif Virus Corona Tergolong Tinggi, Ini Faktor Penyebabnya

"Kalau itu diterapkan dengan ketat orang enggak akan kuat karena enggak makan," jelas Karni Ilyas.

"Di Amerika saja kita lihat sudah dikasih tunjangan sosial dari Pemerintah toh mereka masih demo, 'Kami butuh kerja bukan tunjangan sosial'."

Karena itu, Karni Ilyas berpendapat PSBB tak akan bisa berlangsung lama.

Terlebih, jika Pemerintah enggan mencukupi kebutuhan pokok warga yang dilarang bekerja selama PSBB.

"Di kita, dikasih tunjangan sosial pasti orang kita lebih patuh dan mau diubah," jelasnya.

"Jadi menurut saya, PSBB ini sulit untuk diharapkan bisa berlangsung lebih lama lagi."

Lantas, ia menyoroti soal jumlah korban Virus Corona di wilayah tropis dengan negara sub tropis seperti Amerika hingga Spanyol.

"Kalau saya lebih melihatnya ya ada teori bahwa ini perlu diuji lebih lanjut, yang mengatakan bahwa negara tropis seperti Indonesia itu populasi yang terkena tidak sebanyak di negara sebelah utara," ungkap Karni Ilyas.

"Yang kita lihat Amerika berapa ratus ribu yang terinfeksi dan berapa ribu orang yang mati. (Misalnya) di Inggris juga begitu, Italia, Spanyol."

Meskipun korban Virus Corona di tak sebanyak negara-negara tersebut, Karni Ilyas menyebut Indonesia menjadi negara kedua dengan jumlah korban terbanyak kedua di Asia Tenggara.

 Ada yang Meninggal Setelah Dinyatakan Negatif Covid-19, Ini Kriteria Sembuh Virus Corona Pemerintah

 Walikota Balikpapan Bakal Terapkan PSBB Untuk Cegah Wabah Covid-19, Konsultasi Dulu ke Daerah Lain

Ia pun membandingkan Indonesia dengan Singapura soal penanganan Virus Corona.

"Tapi negara-negara khatulistiwa, coba lihat data-datanya, tidak sebesar di negeri orang itu. Namun di kita yang perlu diperhatikan sebetulnya di Asia Tenggara misalnya, Indonesia terkena sampai akhir pekan lalu itu nomor dua terbesar dibanding Singapura," kata Karni Ilyas.

"Singapura itu (korban Virus Corona) 6.588, kita 6.575 pekan lalu. Tapi yang Singapura yang meninggal cuma 11, yang di Indonesia 582."

Simak video berikut ini menit ke-4.15:

Ragukan PSBB sejak Awal

Pada kesempatan itu, sebelumnya Karni Ilyas blak-blakan mengomentari soal penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ).

Dilansir TribunWow.com, Karni Ilyas mengatakan sejak awal sudah yakin PSBB tak akan berjalan efektif.

Ia pun menyinggung kondisi ekonomi sebagian besar masyarakat setelah dilanda wabah Virus Corona.

Melalui tayangan YouTube TV OneNews, Senin (20/4/2020), Karni Ilyas bahkan tak hanya meragukan PSBB sejak awal, namun juga tak yakin soal wacana pemberlakuan lockdown.

Menurut dia, banyak warga miskin yang terpaksa harus bekerja setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Sebetulnya dari awal saya udah melihat tidak mungkin PSBB bisa efektif bahkan lockdown pun tidak, kenapa?," ujar Karni Ilyas.

"Karena banyak sekali orang kita yang menggantungkan nafkahnya dari bekerja informal, pekerja harian atau pedagang kaki lima atau pedagang asongan."

"Dan macam-macam termasuk ojol, sopir bajaj, sopir taksi dan segala macam."

Jika Pemerintah tak mau memenuhi kebutuhan hidup warga miskin, menurutnya mustahil mereka mau lebih lama berada di dalam rumah.

Karni Ilyas menjelaskan, pelaksanaan PSBB tak selayaknya diperluas hingga ke seluruh negeri.

Ia menilai, kondisi pelaksanaan PSBB di Jakarta bisa dijadikan pertimbangan.

"Nah ini kalau tunjangan sosialnya, katakanlah sembakonya tidak bisa kita drop tiap hari itu enggak bakalan mereka bisa bertahan di rumah," terang Karni Ilyas.

"Maka saya menganggap PSBB sampai kapan kita buat? Enggak usah nasional lah, Jakarta aja kuat seminggu ini ke seminggu lagi enggak ada yang kuat berlama-lama."

Lebih lanjut, Karni Ilyas mengatakan tak semua masyarakat memiliki uang dan tabungan yang cukup, untuk bertahan beberapa minggu ke depan tanpa bekerja.

Karena itu, ia menyatakan masyarakat akan tetap nekat bekerja selama Pemerintah tak memenuhi kebutuhan pokok.

"Kenapa? Karena itu tadi, artinya nafkah atau kebutuhan pokok hari-hari itu enggak ada," tegas Karni Ilyas.

 Kronologi PHK Massal Karyawan Ramayana Depok, Benarkah Imbas Virus Corona?

 Respon Mengejutkan Kapolri Idham Azis Kala Polisi Disebut Alat Bungkam Kritik ke Presiden Jokowi

 Viral Video Ratusan Pegawai Ramayana Menangis di-PHK Akibat Covid-19, 130 Ribu Orang Bernasib Sama

 Pembatasan Sosial Sudah Berjalan Baik, Gubernur Merasa Kaltara Belum Perlu Laksanakan PSBB

"Nah, mereka bukan orang yang punya tabungan yang bisa dihabisi sedikit-sedikit dan kemudian dalam sebulan belum habis."

Tak cuma itu, Karni Ilyas juga turut menyoroti banyaknya pemutusan hubungan kerja ( PHK) yang terjadi akibat wabah Virus Corona.

Ia menyebut, kondisi ekonomi masyarakat di tengah wabah Virus Corona semakin terpuruk akibat tingginya jumlah karyawan yang mengalami PHK.

"Kalau ini banyak sekali yang di titik nadir penduduk kita," ujar Karni Ilyas.

"Apalagi PHK katanya 1,5 juta, tapi kabarnya yang benar itu mencapai 5 juta lebih," tukasnya.

Ikuti >>> Update virus Corona

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Sebut Korban Corona di Singapura Lebih Banyak daripada Indonesia, Karni Ilyas: Yang Tewas cuma 11, https://wow.tribunnews.com/2020/04/21/sebut-korban-corona-di-singapura-lebih-banyak-daripada-indonesia-karni-ilyas-yang-tewas-cuma-11?page=all.

Penulis: Jayanti tri utami

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved