Virus Corona

PSBB di Surabaya Baru Diterapkan, Kasus Covid-19 di Wilayah Risma Masih Tertinggi se-Jawa Timur

PSBB di Surabaya baru diterapkan, kasus positif covid-19 Virus Corona di wilayah Tri Rismaharini alias Risma masih tertinggi se- Jawa Timur

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
TRIBUNJATIM.COM/AHMAD ZAIMUL HAQ
PSBB di Surabaya baru diterapkan, kasus Virus Corona di wilayah Tri Rismaharini masih tertinggi se-Jawa Timur, Rabu (29/4/2020) 

TRIBUNKALTIM.CO - PSBB di Surabaya baru diterapkan, kasus positif covid-19 Virus Corona di wilayah Tri Rismaharini alias Risma masih tertinggi se- Jawa Timur.

Seperti diketahui, Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) resmi diterapkan di Surabaya pada Selasa 28 April 2020 kemarin.

Baru hari pertama PSBB diterapkan di wilayah Tri Rismaharini alias Risma, kasus Virus Corona di Surabaya mengalami peningkatan.

Bahkan Surabaya masih menjadi yang tertinggi kasus baru covid-19 di wilayah Jawa Timur.

Hal ini diungkapkan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, tadi malam.

Kesulitan Kirim Spesimen ke BBLK Surabaya, Pemkot Balikpapan Kini Kirim ke Puslitbangkes Jakarta

Hari Pertama PSBB Surabaya, Pintu Masuk Menuju Wilayah Risma Macet Parah, Ini yang Terjadi

Akhirnya PSBB Surabaya Resmi Dimulai Hari Ini, Terungkap Alasan Risma Tak Terapkan Jam Malam

“Hari ini ada tambahan 60 kasus positif covid-19. Terbanyak masih ada dari Kota Surabaya yaitu 20 orang,” tutur Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi.

Dengan tambahan 20 kasus baru di Surabaya, maka per hari ini ada 392 kasus covid-19 di wilayah Tri Rismaharini alias Risma.

Selain dari Surabaya, tambahan 60 kasus covid-19 di Jatim tersebut juga disumbang dari Kabupaten Sidoarjo 11 orang.

Sehingga membuat tren kenaikan jumlah kasus covid-19 di Sidoarjo menjadi total 92 kasus.

Sedangkan untuk Kabupaten Gresik hari ini bertambah dua kasus, sehingga total kasus covid-19 di Gresik menjadi 24 kasus.

“Selain itu tambahan kasus juga ada dari Kabupaten Lamongan 6 kasus, Tulungagung 4 kasus, Jember 2 kasus, Kabupaten Pasuruan 2 kasus,” tegas Khofifah.

Selain pertambahan kasus positif covid-19, Khofifah Indar Parawansa juga menyorot makin meningkatnya jumlah PDP dan ODP.

Di mana jumlah PDP di Jatim per hari ini ada 2.849 kasus. Dan untuk ODP di Jawa Timur ada 18.769 kasus.

"Perkembangan kasus positif di Jatim, 60 persennya berasal dari PDP. Dan 21 persennya dari OTG,” kata Khofifah Indar Parawansa.

Oleh sebab itu dengan kondisi ini kesiapsiagaan harus kian ditingkatkan, terutama karena saat ini Kota Surabaya, Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sidoarjo sudah mulai menerapkan PSBB.

Meski jumlah kasus positif covid-19 di Jatim masih terus bertambah, untuk kasus yang sembuh juga masih menunjukkan tren positif.

Per hari ini ada tambahan pasien sembuh dari covid-19 sebanyak 18 orang.

Yaitu dari Kabupaten Pamekasan dua orang, dari Kabupaten Nganjuk dua orang, dari Kabupaten Gresik satu orang, dari Kabupaten Malang satu orang, dan Kota Surabaya dua orang.

Sehingga jumlah total pasien positif covid-19 yang sembuh di Jatim ada sebanyak 52 orang.

Di sisi lain, untuk pasien covid-19 yang meninggal di Jawa Timur juga masih terus bertambah. Per hari ini ada tambahan pasien covid-19 yang meninggal sebanyak 8 orang.

Yaitu dari Surabaya sebanya 3 orang, dari Kabupaten Blitar 1 orang, dari Kabupaten Sidoarjo sebanyak 1 orang, dan Kabupaten Lamongan sebanyak 1 orang.

Hari Ini Penerapan PSBB di Tiga Daerah di Jatim, Bus tak Boleh Masuk Kota Surabaya

Kemacetan di Surabaya imbas PSBB

terjadi kemacetan di Bundaran Waru sebagai imbas pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di Surabaya Raya hari pertama.

Video dan foto kemacetan arus lalu lintas di Bundaran Waru itu pun tersebar secara cepat di grup-grup media sosial hingga Viral di WhatsApp (WA).

Bahkan, ada satu orang berstatus ODP (orang dalam pantauan) dijaring petugas sedang mengendarai kendaraan keluar rumah.

Orang tersebut ditetapkan sebagai ODP oleh sebuah puskesmas di Jakarta.

Namun, kemacetan di Bundaran Waru bukan berarti masyarakat tidak tahu ada PSBB di Surabaya, melainkan mereka menganggap seperti hari baisa.

"Iya, itu macet karena ada screening atau pemeriksaan kendaraan yang masuk ke Surabaya," kata Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Eddy Christijanto saat dihubungi Antara, di Surabaya, Selasa.

Eddy menilai kemacetan di Bundaran Waru bukan karena warga tidak mengetahui adanya pemberlakuan PSBB, melainkan warga tidak mau tahu dan menganggap PSBB layaknya seperti hari-hari biasanya.

"Mereka mungkin beranggapan PSBB hal biasa dan kalaupun ada pemeriksaan kendaraan, (berpikir) petugas akan membiarkan," ujar Eddy.

Eddy mengakui bahwa jumlah petugas yang menjaga perbatasan Bundaran Waru masih kurang, sehingga petugas kewalahan pada saat pemeriksaan kendaraan.

"Ini akan kami tambah petugas jaga dari Satpol PP dan Linmas di sana," ujarnya.

Untuk sanksi, pihaknya masih memberikan toleransi kepada warga pada hari pertama pelaksanaan PSBB.

Hanya saja, warga yang suhu badannya di atas 38 derajat celsius pada saat pemeriksaan tidak akan ditoleransi.

"Mereka tidak boleh masuk Surabaya dan harus menjalankan rapid test," katanya.

Mengenai sanksi lainnya, Eddy menjelaskan merupakan kewenangan pihak kepolisian karena Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 16 Tahun 2020 tentang pedoman PSBB tidak diatur untuk sanksi berupa pidana.

"Kita beri peringatan secara lisan dan tertulis. Jika masih melanggar, ya dihentikan, tidak boleh masuk Surabaya," katanya.

Viral arus lalu lintas di Bundaran Waru macet saat PSBB Surabaya hari pertama, Gugas COVID-19 malah salahkan warga yang anggap seperti hari biasa.
Viral arus lalu lintas di Bundaran Waru macet saat PSBB Surabaya hari pertama, Gugas COVID-19 malah salahkan warga yang anggap seperti hari biasa. (SURYA.co.id/Sugiharto)

Hari Pertama PSBB Surabaya, Pintu Masuk Menuju Wilayah Risma Macet Parah, Ini yang Terjadi

Banyak warga tak paham aturan PSBB Surabaya Raya

Sebelumnya, pada hari pertama penerapan PSBB di Surabaya Raya, Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Luki Hermawan meninjau langsung check point PSBB yang bertitik di Bundaran Waru, Surabaya, Selasa (28/4/2020).

Dalam kunjungan itu, Luki terlihat didampingi Kasatlantas Polrestabes Surabaya, AKBP Teddy Chandra dan Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad.

Di kesempatan itu, Luki membeberkan bahwa saat ini masih banyak warga yang belum memahami aturan selama PSBB berlangsung.

"Tadi sudah mengecek ke beberapa titik di Suramadu, zona merah daerah PPI dan Bundaran Waru, memang kami lihat masih banyak yang belum paham ini (PSBB), terbukti banyak masyarakat setelah ditanya masih banyak yang belum tahu," kata Luki Hermawan, Selasa (28/4/2020).

Dalam menyiasati itu, Kata Luki, selama tiga hari ke depan pihaknya akan terus menggaungkan PSBB.

"Kami sepakat dengan seluruh aparat yang terlibat dalam PSBB imbauan dan teguran ini 3 ke depan akan terus diperkuat," ujarnya.

Luki berharap, selanjutnya masyarakat lebih mengindahkan poin-poin peraturan selama PSBB berlangsung.

"Kami berharap kerja samanya masyarakat Jatim khususnya warga Surabaya, Sidoarjo dan Gresik untuk ikut taati peraturan dan menjalani PSBB ini agar lebih cepat terbebas dari wabah virus Corona," ucapnya.

(*)

IKUTI >> Update virus Corona

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Hari Pertama PSBB, Pertambahan Kasus Positif Covid-19 di Jatim Terbanyak masih dari Surabaya, https://surabaya.tribunnews.com/2020/04/29/hari-pertama-psbb-pertambahan-kasus-positif-covid-19-di-jatim-terbanyak-masih-dari-surabaya.
Penulis: Fatimatuz Zahro
Editor: Parmin
dan
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Viral Bundaran Waru Macet, Gugas COVID-19 Salahkan Warga Anggap PSBB Surabaya Seperti Hari Biasa, https://surabaya.tribunnews.com/2020/04/28/viral-bundaran-waru-macet-gugas-covid-19-salahkan-warga-anggap-psbb-surabaya-seperti-hari-biasa.
Editor: Iksan Fauzi
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved