Virus Corona
Covid-19 di Pabrik Sampoerna Buat Khofifah dan Risma Tak Akur? Pemkot Surabaya Bantah Gubernur Jatim
Virus Corona di pabrik Sampoerna buat Khofifah Indar Parawansa dan Risma tak akur? Pemkot Surabaya bantah Gubernur Jatim
Kami begitu tahu satu orang sakit langsung kami cari siapa Orang Dalam Pemantauan ( ODP) mana dan pasien dalam pengawasan (PDP) nya," kata Febria.
Febria juga memastikan, hingga saat ini, pemkot melalui puskesmas terus memantau perkembangan pasien, baik yang isolasi mandiri di rumah maupun di hotel dan memberikan berbagai intervensi.
"Jadi, tidak benar kalau kami terlambat dalam penanganan covid-19.
Kami pun mencarikan tempat tidur mereka yang positif dan sudah dapat seratus untuk karyawan Sampoerna.
Dan memantau sekitar 200 orang keluarga karyawan," ujar dia.
Kesalahan Versi Risma
Berdasarkan hasil tes swab yang dilakukan, 34 karyawan pabrik rokok Sampoerna dinyatakan positif Virus Corona.
Setelah dipastikan positif, mereka kini menjalani isolasi di rumah sakit Rumah Sakit Dokter Sutomo Surabaya.
• Dua Kementrian di Pemerintah Jokowi Ini Kompak Bela Masuknya 500 TKA China, Alasannya Mengejutkan
• Cegah Virus Corona, PSBB di Wilayah Risma Dicueki Warga, Sanksi Diperberat, Rumah Sakit Jiwa Menanti
• Rocky Gerung Buka Suara Soal Pencopotan Refly Harun: Udah Enggak Punya Power, Sekarang Jadi YouTuber
Dilansir TribunWow.com dalam tayangan Youtube KompasTV, masih ada lebih dari 50 karyawan yang sedang menjalani tes swab hari ini, Sabtu (5/2/2020) dan hasilnya bisa segera diketahui.
Dikabarkan sebelumnya terdapat 100 karyawan yang dinyatakan positif covid-19 berdasarkan hasil rapid test.
Sedangkan keseluruhan yang melakukan rapid test adalah 323 karyawan.
Diketahui, rapid test dilakukan menyusul adanya 2 pegawai pabrik tersebut yang meninggal dan dinyatakan positif.
Akhirnya Gugus Tugas covid-19 Jawa Timur melakukan pemeriksaan lanjutan yaitu dengan tes swab terhadap mereka yang dinyatakan positif berdasarkan hasil rapid test.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menolak adanya kluster baru penyebaran Virus Corona di Jawa Timur, khususnya Surabaya.
Risma menilai kasus itu bermula dari penanganan pasien di puskesmas yang dirasa kurang memenuhi standar protokol covid-19.