Virus Corona
Sejauh Mana Perkembangan Vaksin Covid-19, WHO Sebut tak akan Tersedia Sebelum Akhir Tahun 2021
Sejauh mana perkembangan vaksin covid-19, sejumlah perusahaan telah melakukan uji klinis, namun WHO sebut belum akan tersedia hingga akhir tahun 2021
Fokusnya adalah dengan penyuntikan langsung DNA melalui plasmid (struktur genetis kecil) ke sel pasien untuk menciptakan antibodi guna melawan infeksi.
Inovio dan Moderna menggunakan teknologi baru yang mencakup modifikasi dan manipulasi materi genetis.
China
China kini punya tiga vaksin yang sedang dalam proses uji coba pada manusia. Ketiganya menggunakan metode produksi yang lebih konvensional.
Vaksin AD5-nCoV dibuat perusahaan bioteknologi CanSino Biologics.
Tanggal 16 Maret, saat Moderna memulai uji coba pada manusia, CanSino Biologics bekerja sama dengan Institut Bioteknologi dan Akademi Ilmu Kedokteran Militer China, menguji vaksin mereka.
Vaksin AD5-nCoV menggunakan adenovirus – virus penyebab flu – sebagai vektor (pengantar). Adenovirus yang digunakan adalah versi yang tidak berkembang biak.
Vektor tersebut membawa gen untuk protein S (spike) dari permukaan Virus Corona. Dan dengan ini berusaha memancing respons kekebalan tubuh guna melawan infeksi.
China juga tengah melakukan uji coba pada manusia untuk vaksin LV-SMENP-DC dari Institut Kedokteran Genoimun, Shenzen. Vaksin ini berfokus pada penggunaan model sel dendrit yang dimodifikasi dengan vektor dari lentivirus.
Calon berikutnya adalah vaksin yang dibuat dari virus yang telah dinonaktifkan dari Institut Produk Biologi Wuhan, subordinat dari Grup Farmasi Nasional China, Sinopharm.
Tipe vaksin ini dibuat dengan memproduksi partikel virus di reaktor dan memurnikannya sehingga virus kehilangan kemampuan untuk menyebabkan penyakit.
“Ini merupakan teknologi paling lazim, dan merupakan platform produksi vaksin yang paling sering dipakai,” papar dr. Felipe Tapia.
“Teknologi ini produknya sudah mengantungi lisensi untuk dipasarkan”.
“Kebanyakan perkiraan vaksin untuk Covid-19 akan siap antara 12 hingga 16 bulan berdasarkan tipe vaksin ini,” katanya kepada BBC Mundo.
Inggris
Vaksin keenam adalah Vacuna ChAdOx1 dari Jenner Institute, University of Oxford, Inggris.
Uji coba klinis pertama di Eropa dimulai tanggal 23 April untuk mengetes vaksin ini.
Ini adalah jenis vaksin gabungan atau rekombinan, serupa dengan yang dibuat oleh CanSino di China.
Namun tim di Oxford menggunakan versi adenovirus dari simpanse yang telah dilemahkan dengan modifikasi sehingga tidak direproduksi pada manusia sebagai vektor.
“Yang mereka lakukan adalah memproduksi virus dalam reaktor yang tidak berbahaya tapi di permukaan memperlihatkan protein yang sama dengan Virus Corona. Maka ini akan menghasilkan respons kekebalan tubuh,” kata dr. Tapia.
Para ilmuwan telah berpengalaman menggunakan teknologi ini, antara lain untuk mengembangkan vaksin untuk MERS yang juga disebabkan Virus Corona.
Hasil uij coba klinis, kata tim ini, memperlihatkan hasil yang positif.
Tantangan produksi masal
Sekalipun kemajuan pesat terjadi dalam pembuatan vaksin Covid-19, para ahli mengatakan tak ada jaminan bahwa penyuntikan atau inokulasi akan berhasil.
Dijelaskan oleh dr. Felipe Tapia, tidak diketahui bagaimana reaksi vaksin ini terhadap jenis populasi berbeda, atau di antara kelompok umur berbeda.
“Ini hanya bisa diketahui seiring waktu,” katanya.
Namun mendapatkan vaksin yang efektif dan persetujuannya barulah langkah pertama.
Lalu akan ada tantangan besar dalam memproduksi miliaran dosis suntikan untuk didistribusikan kepada yang membutuhkan.
“Menurut saya akan ada keterbatasan dalam kemampuan mencapai jumlah produksi yang dibutuhkan, yaitu ratusan juta dosis,” kata dr. Tapia kepada BBC Mundo.
“Jika kita ingin memvaksinasi seluruh planet, akan ada jutaan dosis yang sangat sulit untuk diproduksi,” katanya.
IKUTI >> Update virus Corona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia Sebelum Akhir 2021", https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/10/124500065/who-tegaskan-vaksin-covid-19-tak-akan-tersedia-sebelum-akhir-2021?page=all#page4.
Penulis : Ahmad Naufal Dzulfaroh
Editor : Sari Hardiyanto