Virus Corona

Kabar Gembira dari Ilmuwan, Virus Corona Terus Melemah, Tak Lagi Mematikan, Buktinya Tampak di ICU

Ada kabar gembira dari ilmuwan, Virus Corona terus melemah, tak lagi mematikan, buktinya tampak di ICU

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO/BUDI DWI PRASETIYO
ILUSTRASI - Tim medis yang tangani pasien Corona. Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara mengirimkan swab hari ini, Minggu (3/5/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO - Ada kabar gembira dari ilmuwan, Virus Corona terus melemah, tak lagi mematikan, buktinya tampak di ICU.

Jika informasi yang disampaikan ilmuwan Italia ini valid, maka lambat laun warga dunia akan terbebas dari Virus Corona atau covid-19.

Diketahui, ratusan ribu orang meninggal akibat terinfeksi Virus Corona yang berasal dari Wuhan, China.

Para ilmuwan di berbagai negara pun terus mencoba menemukan obat mujarab Virus Corona juga vaksin covid-19.

Beberapa ahli di Italia percaya bahwa coronavirus dapat melemah dari waktu ke waktu.

 Dua Perusahaan di Konawe yang Datangkan 500 TKA China Angkat Suara Soal Nasib 3.000 Pekerja Lokal

 Mirip Effendi Gazali, Pakar Universitas Indonesia Beber Bukti Jokowi Marah Besar Soal Virus Corona

 Intelejen AS Beber Bukti covid-19 Milik Donald Trump, Temukan Hal Tak Biasa di Laboratorium Wuhan

Prof Massimo Gicozzi dari Kampus Bio-Medico University of Rome mengatakan, covid-19 berevolusi, kehilangan kekuatan penularan dan mungkin kapasitas yang mematikan.

Massimo Clementi, direktur Laboratorium Mikrobiologi dan Virologi di Rumah Sakit San Raffaele di Milan, mengatakan kepada Arab News mengatakan, evaluasi pertama terkait dengan ekspresi klinis infeksi, yang sekarang kurang agresif.

"Dalam fase dramatis, antara akhir Maret dan paruh pertama April, 80 orang tiba sakit setiap hari di rumah sakit kami,” katanya.

Menurut dia, sebagian besar dari mereka langsung dirawat di unit perawatan intensif ( ICU), dan sangat sering kita tidak bisa menyelamatkan mereka.

"Tetapi dalam beberapa minggu terakhir banyak hal telah berubah.

ICU kami tidak lagi dalam tekanan dan kami bahkan memiliki lebih banyak tempat tidur yang tersedia.

Skenario seperti ini tidak terpikirkan oleh kami di puncak infeksi,” katanya,

Clementi mengatakan virus baru selalu "sangat agresif" pada fase pertama,

"Maka mereka belajar untuk hidup dengan korban mereka, yang memungkinkan mereka untuk bertahan hidup.

Jika virus membunuh, itu tidak bisa ditiru," katanya.

Laboratorium Virologi rumah sakit dan universitas dan banyak rumah sakit Italia telah membangun jaringan untuk meningkatkan dan berbagi pengamatan dan studi tentang covid-19, dan percobaan pada perawatan baru.

Laboratorium Virologi rumah sakit dan universitas dan banyak rumah sakit Italia telah membangun jaringan untuk meningkatkan dan berbagi pengamatan dan studi tentang covid-19, dan percobaan pada perawatan baru.

"Tujuannya adalah untuk bekerja bersama untuk memiliki pemantauan terus menerus dari urutan virus," kata Clementi.

"Ada harapan bahwa virus korona baru ini dapat semakin menjadi tidak berbahaya seperti virus terkait yang menyebabkan flu."

 Refly Harun Beber Kebobrokan Pemerintahan Jokowi, Nasib Pengkritik Mengejutkan, Sosok Luhut Disorot

 Jokowi Berdamai dengan Virus Corona, Rocky Gerung Bocorkan Presiden Tak Tahu Harus Berbuat Apa Lagi

Tetapi tidak ada konsensus di antara para ahli tentang apakah kedatangan cuaca musim panas yang lebih hangat akan melemahkan covid-19.

"Untuk sekarang ini hanya dugaan, tetapi sangat mungkin itulah masalahnya," kata Clementi.

Namun, Prof. Pier Luigi Lopalco, seorang ahli epidemiologi terkenal di University of Pisa, mengatakan "masih belum ada bukti ilmiah" untuk membuktikan hal itu.

 Kapan Berakhir di Indonesia?

Riset Dosen Unair: Pandemi Corona Indonesia Mereda Awal Agustus

Dosen Biostatistika dan Kependudukan Universitas Airlangga ( Unair ) Surabaya Hari Basuki Notobroto memprediksi bahwa kasus Virus Corona di Indonesia akan mencapai puncak pada pertengahan Mei 2020 ini.

Hari yang meneliti dengan model probabilistik, menyebutkan Indonesia diperkirakan pada pertengahan Mei memasuki puncak transmisi dan kemudian turun.

"Diperkirakan akhir bulan Juli atau permulaan Agustus mereda," ujar Hari dalam webinar dengan topik covid-19: Prediction and Exit Strategi, Sabtu (9/5/2020).

Dari September ke Agustus

 Tiba-tiba, Siapa Saja yang Usai Kontak Presiden Donald Trump Harus Jalani Tes covid-19, Ada Apa?

Dia mengatakan, dengan model penelitian komulatif probability prediksi tersebut memang dapat bergeser apabila terjadi perubahan walaupun cuma dua hari.

"Awalnya justru sekitar September, menjadi akhir Juli atau awal Agustus," tuturnya.

Berbeda dengan penelitian dari statistika UGM, Hari memprediksi puncak kasus covid-19 sebesar 40.000 pasien positif. 

Selain memprediksi data nasional, Hari juga meneliti mengenai perkiraan puncak pandemi Virus Corona di Jawa Timur.

Kondisi di Jawa Timur menurutnya akan berbeda dengan nasional.

"Diperkirakan Jawa Timur pertengahan bulan Juni puncaknya, lebih lambat dibandingkan nasional. Karena memang data di Jawa Timur tidak beraturan. Akhir September atau awal Oktober dapat mereda," papar dia.

Jawa Timur belum mencapai puncak transmisi.

Dia menyebut jumlah kasus total 20.000 untuk Jawa Timur.

Seluruh prediksi tersebut menurut Hari menggunakan analisis model probabilistik.

Model bersifat dinamis

Namun Hari juga menggarisbawahi model yang dibuat oleh sejumlah pakar bersifat dinamis dan bisa berubah.

Hanya berbeda waktu sehari-dua hari, hasilnya akan bergeser.

Dia menyebut perhitungan SUTD di awal yang memprediksi pandemi corona di Indonesia akan berakhir pada Juni.

Namun dengan update data terbaru, ada pergeseran sampai 4 Mei maka prediksi berubah dan disebutkan pandemi di Indonesia baru akan berakhir di bulan September.

Sementara Guru Besar Statistika UGM Dedi Rosadi sebelumnya menyebut, pandemi covid-19 akan berakhir pada 29 Mei 2020 dengan minimum total penderita positif sekitar 6.174 kasus.

Belakangan dengan data hingga 23 April, diprediksi Virus Corona di indonesia mereda akhir Juli 2020, dengan total kasus positif 31.000.

Sedangkan Presiden Joko Widodo menyebut akhir 2020 masyarakat baru dapat beraktivitas hampir seperti semula.

Ketersediaan dan kualitas data

Selain itu Hari juga menyebutkan yang membuat prediksi kasus berubah di antaranya adalah ketersediaan data dan kualitas data.

Selama ini pihaknya mengakses dari data yang diumumkan pemerintah. 

Sehingga apabila ada keterlambatan data atau kualitas data yang kurang berkualitas hal itu dapat memengaruhi dalam model yang dihasilkan.

Pihaknya juga menjelaskan bahwa model prediksi kasus bukan seperti bola kritas yang pasti terjadi. Sedangkan prediksi model bersifat dinamis dan tidak fixed.

"Hal itu untuk mengantisipasi efek yang tidak terduga. prediski jangka pendek bisa lebih akurat daripada jangka panjang. Model tidak diinterpretasi berlebihan," paparnya.

Kapan berakhir

Hari menyebutkan, apabila melihat model probabilistik dia lebih condong menyebut bahwa kasus dapat mereda ketimbang berakhir.

"Apabila model deterministik angka kasus akan 0, namun dengan probalilitik tidak pernah mencapai nol, mendekati nol," ujar dia.

Sedangkan pandemi dapat disebut mereka apabila indikator pandemi bisa dipantau.

• Adu Mulut Bupati Boltim dan Bupati Lumajang Makin Panas, Keluar Kata Jangan-jangan Anda Salah Urus

Seperti jumlah kasusnya menurun dan kasus baru mendekati nol. Selain itu, tingkat reproduksi kasus baru yang semakin kecil, bisa di bawah 1.

"Jika melihat di China, tingkat reproduksi kasus awalnya dari 3,8 menjadi 0,5 di Hubei dan menjadi 0,1 di seluruh China," paparnya.

Selanjutnya, yang dapat diamati juga adalah indikator perilaku masyarakat.

Menurutnya pandemi covid, memberikan pelajaran pada masyarakat untuk membentuk perilaku kesehatan yang baru. Seperti kebiasaan mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.

IKUTI >> Update Virus Corona

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Temuan Ilmuwan Italia, Virus Corona akan Melemah Seiring Waktu, https://www.tribunnews.com/corona/2020/05/11/temuan-ilmuwan-italia-virus-corona-akan-melemah-seiring-waktu.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved