Virus Corona

Di Awal Wabah, China Akui Hancurkan Sampel Virus Corona, tapi Alasannya Tak Seperti Tudingan Amerika

Di awal terjadinya wabah, China akui hancurkan sampel virus Corona, tapi alasan China tak seperti tudingan Amerika, begini penjelasan China

Penulis: Aro | Editor: Rita Noor Shobah
Ilustrasi canva/tribunkaltim
Ilustrasi. Di awal terjadinya wabah, China akui hancurkan sampel virus Corona, tapi alasan China tak seperti tudingan Amerika, begini penjelasannya. 

TRIBUNKALTIM.CO - Di awal terjadinya wabah, China akui hancurkan sampel virus Corona, tapi alasan China tak seperti tudingan Amerika, begini penjelasannya. 

China mengakui telah menghancurkan beberapa sampel virus Corona di awal kemunculan wabah ini, dalam sebuah konferensi pers di Beijing,

Meski demikian China membantah tudingan Amerika Serikat yang menyebut China melakukannya untuk menutup-nutupi.

Dilansir dari kompas.com, pernyataan ini diucapkan oleh Liu Dengfeng seorang pengawas di divisi sains dan pendidikan Komisi Kesehatan Nasional China, dalam konferensi pers pada Jumat (15/5/2020) di Beijing.

Ia mengatakan, pemerintah China telah mengeluarkan perintah pada 3 Januari untuk membuang sampel virus Corona jenis baru di fasilitas tertentu yang tidak memenuhi persyaratan.

Sebab, penyakit ini menular dan sampelnya dibuang untuk "mencegah risiko terhadap keamanan biologis laboratorium, dan mencegah bencana sekunder yang disebabkan oleh patogen tak dikenal".

Inikah Alasan Donald Trump Ketakutan China Curi Data Virus Corona? Diam-diam Libatkan Militer

Mal di Jakarta Dibuka 8 Juni, Hanya untuk Warga di Bawah 45 Tahun, Ini Peringatan Ahli Epidemiologi

China Bantah Tuduhan FBI Soal Pencurian Dokumen Vaksin Virus Corona, Beber Aib Negeri Donald Trump

Kalahkan China dan Amerika Serikat, Jepang Berhasil Atasi Virus Corona, Bukan Karena Pemerintah

Keputusan itu dilakukan setelah virus Corona jenis baru yang dikenal dengan nama resmi SARS-CoV-2, digolongan sebagai Kelas II berdasarkan penelitian dan rekomendasi para ahli, kata Liu dikutip dari Newsweek Jumat (15/5/2020).

Hal ini mengharuskan "persyaratan yang jelas tentang pengumpulan, transportasi, penggunaan eksperimen, dan penghancuran patogen" untuk menghindari kemungkinan kecelakaan atau kebocoran, ungkapnya.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sejak bulan lalu berpendapat bahwa perintah pada 3 Januari itu adalah upaya untuk menutupi tingkat penyebarannya.

Ia menuduh China menyensor penelitian mengenai covid-19, dan berusaha memengaruhi upaya internasional untuk menangani penyakit itu.

"Partai Komunis China berusaha membatasi informasi tentang virus ini, tentang dari mana virus itu muncul, bagaimana mulainya, bagaimana menular antarmanusia, tentu saja melibatkan WHO untuk memperdalam alur cerita itu," ujar Pompeo.

Liu kemudian membela China, dengan mengatakan bahwa UU kesehatan masyarakat China dengan jelas menetapkan bahwa lembaga yang tidak memenuhi persyaratan untuk menangani sampel semacam itu, harus memberikannya ke tempat penyimpanan yang memenuhi syarat untuk disimpan atau dihancurkan.

"Pernyataan yang disebar oleh para pejabat AS ini murni di luar konteks dan sengaja membingungkan banyak orang," kata Liu pada konferensi pers Jumat.

Badan Intelijen Pertahanan merevisi penilaiannya mengenai asal-usul pandemi virus Corona pada 27 Maret, dengan memasukkan kemungkinan bahwa hal itu bisa dimulai dari kecelakaan lab di Institut Virologi Wuhan, di samping teori awal yang berkembang bahwa virus bermula dari hewan.

Mengutip laporan Badan Intelijen Pusat yang dikonfirmasi dua pejabat senior AS, Newsweek juga melaporkan bahwa Komunitas Intelijen percaya Beijing turut menekan WHO untuk meremehkan penyakit itu pada Januari.

WHO memuji upaya penanganan virus Corona China saat itu, seperti yang sempat dilakukan Donald Trump juga.

Tetapi ketika virus Corona menyebar ke seluruh dunia, situasi ini langsung menjadi arena konflik baru antara Washington dengan Beijing.

Negeri "Uncle Sam" menjadi negara dengan dampak covid-19 terparah saat ini.

Donald Trump dan pemerintahannya lalu melimpahkan kesalahan ke China yang dituding gagal membendung penyebaran virus di awal wabah.

Apa yang Dikerjakan di Institut Virologi Wuhan 

Institut Virologi Wuhan terus disebut Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sebagai asal mula covid-19.

Lantas, sebenarnya apa yang dikerjakan lab itu?

Trump dan Pompeo sama-sama mengklaim ada bukti besar virus Corona jenis baru ini berasal dari sana.

Foto yang diambil pada 17 April 2020 menunjukkan bangunan laboratorium P4 di Institut Virologi Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Foto yang diambil pada 17 April 2020 menunjukkan bangunan laboratorium P4 di Institut Virologi Wuhan, Provinsi Hubei, China. (AFP/HECTOR RETAMAL)

Akan tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, Washington tidak memiliki bukti sahih untuk mendukung klaim "spekulatif" ini.

Sementara itu para ilmuwan meyakini bahwa virus Corona SARS-CoV-2 menular dari hewan ke manusia, yang kemungkin berawal di pasar Wuhan yang menjual daging hewan eksotis.

Ahli epidemiologi terkemuka AS Anthony Fauci mengamini pernyataan WHO, dengan menyebut semua bukti sejauh ini "sangat menunjukkan" virus itu berasal dari alam.

Lalu Kementerian Luar Negeri China pada Rabu (6/5/2020) mengecam Pompeo tidak memiliki bukti atas tuduhannya, dan pertanyaan tentang asal mula virus seharusnya diserahkan ke para ilmuwan, "bukan politisi yang berbohong untuk tujuan politik domestik mereka sendiri."

Apa yang dilakukan peneliti di Institut Virologi Wuhan?

Dilansir dari AFP Kamis (7/5/2020), pekerjaan para ilmuwan lab membantu menjelaskan kronologi patogen covid-19 di awal wabah melanda Wuhan.

Pada Februari, mereka menerbitkan karya yang menyimpulkan virus itu berbagi identitas urutan 79,6 persen dengan virus Corona SARS, dan 96 persen identik dengan tingkat genom keseluruhan dengan virus Corona yang ditemukan di kelelawar.

Para peneliti laboratorium telah melakukan penyelidikan ekstensif pada hubungan antara kelelawar dan wabah penyakit di China.

Mereka juga menyoroti pentingnya bersiap menghadapi virus yang berpotensi menyebar dari reservoir alami ke komunitas manusia.

Para ilmuwan berpikir covid-19 berasal dari kelelawar dan bisa ditularkan ke manusia melalui mamalia lain seperti trenggiling, tetapi sejauh ini belum ada jawaban pasti.

Apa yang disimpan di Institut Virologi Wuhan?

Laboratorium ini adalah bank virus terbesar di Asia yang memelihara lebih dari 1.500 jenis virus.

Kompleksnya berisi laboratorium dengan keamanan tingkat pertama d Asia, untuk menangani patogen Kelas 4 (P4) seperti Ebola.

Lab P4 yang nilai asetnya seharga 42 juta dollar AS (Rp 636,8 miliar) dibuka pada 2018, sedangkan lab P3 telah beroperasi sejak 2012.

Komunitas intelijen AS telah menyimpulkan virus Corona bukan buatan manusia.

Namun mereka masih terus menyelidiki apakah wabah ini dimulai dari kontak dengan hewan yang terinfeksi atau dari "kecelakaan" di lab Wuhan.

The Washington Post mengabarkan, para pejabat khawatir tentang standar keselamatan yang tidak memadai terkait penanganan virus ini oleh peneliti di lab dengan keamanan tinggi.

Institut Virologi Wuhan mengatakan, telah menerima sampel virus yang tidak diketahui pada 30 Desember, menentukan urutan virus genom virus pada 2 Januari, dan menyerahkan informasi tentang patogen itu ke WHO pada 11 Januari.

Shi Zhengli salah satu pakar virus Corona kelelawar terkemuka di China yang juga wakil direktur lab P4 Wuhan mengemukakan, dia akan "bertaruh dengan hidupnya bahwa (virus Corona baru) tidak ada hubungannya dengan lab," tuturnya pada media pemerintah China.

Lalu dalam sebuah wawancara dengan Scientific American, Shi mengatakan urutan genom SARS-CoV-2 tidak cocok dengan virus Corona kelelawar mana pun, yang sebelumnya dikumpulkan dan dipelajari oleh lab-nya.

Sementara itu Pompeo terus bersikeras bahwa asal covid-19 adalah dari lab, tapi pada Rabu (6/5/2020) ia mengakui tidak ada kepastian.

Apa yang diketahui para ilmuwan tentang virus ini?

Para peneliti telah mencatat, sementara ini tidak ada bukti asal virus Corona dari kecelakaan laboratorium, tapi juga tidak ada bukti yang jelas bahwa virus tersebut muncul dari pasar Wuhan.

Sebuah studi oleh sekelompok ilmuwan China yang diterbitkan dalam The Lancet pada Januari menemukan, pasien pertama covid-19 tidak ada koneksi ke pasar, juga dengan 13 pasien dari 41 kasus pertama.

WHO pekan lalu mengatakan mereka berharap China akan mengundangnya untuk ikut serta dalam penyelidikan tentang hewan-hewan di asal-usul virus Corona.

Akan tetapi Duta Besar China untuk PBB di Jenewa pada Rabu mengatakan, Beijing tidak akan mengundang para ahli internasional untuk menyelidiki sumber covid-19 sebelum pandemi mereda, sembari menambahkan diperlukan "atmosfer yang tepat".

Ikuti >>> Update Virus Corona

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Misteri Institut Virologi Wuhan, Sebenarnya Apa yang Dikerjakan dan Disimpan di Sana?" dan "China Akui Hancurkan Sampel virus Corona di Awal Wabah"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved