IDI Bontang Soroti Ada Perlakuan Beda di Masyarakat, Pusat Belanja Terbuka, Rumah Ibadah Dibatasi

Ketua Ikatan Dokter Indonesia ( IDI ) Bontang, dr Suhardi mencoba memahami kondisi di mana ada perlakuan yang tak sama di masyarakat, terkait perilaku

TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD FACHRI
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bontang, dr Suhardi mengatakan,ada perlakuan yang tak sama di masyarakat, terkait perilaku hidup di tengah pandemi. Pintu cafe dan pusat perbelanjaan terbuka, namun kenapa aktivitas di rumah ibadah dibatasi. 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG- Demi mencegah penularan Virus Corona meluas, pemerintah melarang warga untuk shalat berjamaah di masjid, termasuk imbauan tidak shalat Jumat, tarawih dan idulfitri.

Pemerintah pun menjadi sorotan ketika sejumlah mall dan pusat perbelanjaan tetap dibuka di tengah kondisi covid-19.

Warganet pun menyoroti hal tersebut, kenapa mall tetap buka sedangkan masjid dan tempat ibadah lainnya ditutup. 

Peran pemimpin dan tokoh masyarakat dibutuhkan untuk mereduksi polemik di masyarakat.

Misalnya, soal pelaksanaan shalat Idul Fitri 1441 Hijriah di Bontang, Kalimantan Timur, apakah bisa digelar di masjid atau tidak di tengah pandemi Virus Corona atau covid-19 yang terjadi.

Hal itu diungkapkan Ketua Ikatan Dokter Indonesia ( IDI ) Bontang, dr Suhardi kepada Tribunkaltim.co saat dihubungi via telepon.

Bocah SD di Balikpapan Lelang 18 Lukisan Buat Nyumbang Tim Medis Covid-19, Walikota Beli Rp 1 Juta

Ia mencoba memahami kondisi di mana ada perlakuan yang tak sama di masyarakat, terkait perilaku hidup di tengah pandemi.

Pintu cafe dan pusat perbelanjaan terbuka, namun kenapa aktivitas di rumah ibadah dibatasi.

"Semacam di mal dan cafe, lho itu, kok, gak dibatasi? Sementara di sisi lain tempat ibadah ditutup. Itu yang kadang bikin, kenapa? Kalau semua ditutup, tutup semua. Jadi sama-sama," ucapnya.

Hal itulah yang dianggap jadi pemicu polemik yang terjadi, sehingga muncul keinginan melaksanakan shalat Ied di masjid pada puncak hari kemenangan umat muslim setelah sebulan berpuasa.

"Kalau seperti ini, peran pemimpin dan tokoh masyarakat dibutuhkan. Ketegasan, juga mengimbau yang sama ke arah kebaikan. Jangan, di sisi lain orang dibiarkan, di sisi lain nggak boleh," ujarnya.

Dalam pandangan medis sampai saat ini Ikatan Dokter Indonesia ( IDI ) tetap berpegangan kepada protokol kesehatan yang dikeluarkan Kemenkes RI.

Di mana physical distancing, work from home, stay at home jadi pedoman utama menghadapi pandemi ini.

"Semua aktivitas sebisa mungkin di rumah saja," tuturnya.

135 Calon Penumpang Gagal Terbang di Bandara Balikpapan Karena Hasil Rapid Test Reaktif Covid-19

Pihaknya lebih condong pelaksanaan shalat Id dilakukan di rumah masing-masing. Sebab potensi terjadi outbreak penyebaran covid-19 sangat tinggi. Apalagi kalau bukan berkumpulnya massa dalam jumlah besar di suatu tempat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved