Banjir di Samarinda
Wagub Kaltim Hadi Mulyadi Akui Sungai Karang Mumus yang Membelah Samarinda Sudah Terlalu Dangkal
Kali ini Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur dilanda bencana banjir, saat lebaran dan sesudah Idul Fitri masyarakat Kota Samarinda.
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Daerah Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur dilanda bencana banjir, saat lebaran dan sesudah Idul Fitri masyarakat Kota Samarinda harus merasakan banjir.
Di tengah pandemi covid-19 atau virus Corona, ada beberapa titik telah terjadi banjir Kota Samarinda, warga ada yang menjadi korban, rumah terendam, menimbulkan kerugian.
Lalu bagiamana sikap dari pemerintah sendiri, termasuk Pemprov Kaltim. Langkah apa yang akan dilakukan terkait hal itu?
Melalui Wakil Gubernur Kalimantan Timur ( Wagub Kaltim ) Hadi Mulyadi mengatakan, persoalan banjir di Samarinda adalah hal yang kompleks, sehingga penangananya butuh bantuan Pemerintah Pusat.
Baca Juga: Banjir Samarinda Menelan Korban, Seorang Bocah Hilang Ditemukan Tersangkut di Gorong-gorong
Baca Juga: RSUD AW Sjahranie Samarinda Dikepung Banjir, Klaim Pelayanan Kesehatan Masih Berjalan Normal
“Kalau pakai APBD saja tidak sanggup. Masalahnya besar dan kompleks,” ungkap Hadi kepada wartawan saat ditemui di lokasi banjir Jalan Sejahtera I, Temindung, Samarinda, Selasa (26/5/2020).
Kali ini Hadi Mulyadi menuturkan, Sungai Karang Mumus (SKM) yang membelah Kota Samarinda, yang mestinya jadi induk drainase sudah terlalu dangkal karena sedimentasi.
Hal itu membuat daya tampung buangan air dari drainase yang ada di Kota Samarinda pun terbatas.
Air kemudian meluap dan menggenangi sejumlah kawasan. “Karena itu (SKM) perlu dikeruk dan direhabilitasi, tapi butuh dukungan pemerintah pusat,” terangnya.
Baca Juga: Kisah Warga Desa Makarti Kukar, Melihat Gulungan Air Banjir Hantam Rumah Bak Tsunami
Baca Juga: Pekerjaan Dadakan di Tengah Banjir Samarinda, Antar Pulang Pergi Bisa Kantongi Uang Rp 350 Ribu
Soal rencana bantuan tersebut, kata Hadi, Pemprov sudah komunikasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) belum lama ini.
“Waktu kami sampaikan, Mentri PUPR sudah beri sinyal positif bantuan untuk keruk SKM,” beber Hadi.
Namun, tidak kunjung terealisasi karena terhalang pandemi Corona atau covid-19.
“Semua anggaran dipangkas. Bahkan, Dana Alokasi Khusus (DAK) semua ditiadakan. Hanya tersisa, kesehatan dan pendidikan saja. Ini bikin tertunda,” terang Hadi Mulyadi.
Karena itu, untuk langkah terdekat, Pemprov Kaltim akan membantu perbaikan drainase dalam kota dan pengerukan SKM secara bertahap.
Baca Juga: Kisah Sedih di Hari Raya Idul Fitri Warga Samarinda, Tahun Ini Parah Kena Banjir Sampai 1 Meter
Baca Juga: Malam Lebaran Idul Fitri, Rumah Warga Samarinda Masih Tergenang Banjir, Berikut Lokasi yang Terdata
Ditambah, ada rencana Pemkot Samarinda, memindahkan pusat pemerintahan ke wilayah pinggiran guna mengurangi beban hunian di Kota Samarinda.
“Tapi itu jangka panjang,” sebut Hadi Mulyadi.
Langkah Pemprov Kaltim merespons banjir di Samarinda dengan menyiapkan tiga posko penampungan korban banjir dan tiga dapur umum.
Tiga posko pengungsian tersebut berada di Jalan DI Panjaitan, kemudian PSBR Indovice dan Sekretariat Korpri Kalimantan Timur di Jalan Bhayangkara Samarinda.
Sementara, dapur umum terbagi ada yang berlokasi Kelurahan Temindung, Griya Mukti dan Gunung Lingai dan Bengkuring.

“Bantuan sembako dari pemerintah daerah dan swasta pun telah terdistribusi. Atas nama Pemprov Kaltim, kami prihatin kepada seluruh warga terdampak banjir,” kata Hadi Mulyadi.
Diketahui, hujan lebat mengguyur Kota Samarinda sejak Jumat (22/5/2020) membuat sejumlah kawasan banjir hingga saat ini.
Baca Juga: Hujan Sejak Pagi, BPBD Samarinda Beber Telah Terjadi Banjir di 10 Titik dan Ada 5 Lokasi Longsor
Baca Juga: Lebaran Idul Fitri Warga Samarinda Terendam Banjir, Basarnas Kerahkan Rubberboat
Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda mencatat sudah 5 kecamatan yang terendam dari sebelumnya 4 kecamatan, pada Senin (25/5/2020).
Meliputi Samarinda Utara, Sungai Pinang, Samarinda Ulu, Palaran dan tambahan satu kecamatan lagi, Samarinda Ilir pun terdampak.
Dengan demikian, jumlah korban terdampak pun bertambah jadi 47.281 jiwa dari sebelumnya 31.946 jiwa.