Virus Corona

Dokter Italia Beber Virus Corona Tak Lagi Mematikan, WHO Bereaksi Bicara Bukti Ilmiah Covid-19

Dokter Italia beber Virus Corona tak lagi mematikan, WHO bereaksi bicara bukti ilmiah covid-19

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO
Petugas medis Dinkes Samarinda melakukan tes swab massal untuk mengecek kondisi pasien saat pandemi Virus Corona (covid-19) di dekat Posko Penanganan Banjir, Jl DI Panjaitan, Kelurahan Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda, Kamis (28/5/2020). 

Zangrillo kepada Reuters mengatakan, "kami tidak pernah mengatakan virus telah berubah, kami mengatakan interaksi antara virus dan penderita telah pasti berubah."

"Pada kenyataannya, virus corona secara klinis tak ada lagi di Italia," ujarnya, Senin (1/6/2020).)

Penjelasan Dokter Italia

Para ilmuwan di berbagai negara pun terus mencoba menemukan obat mujarab Virus Corona juga vaksin covid-19.

Beberapa ahli di Italia percaya bahwa coronavirus dapat melemah dari waktu ke waktu.

 Dua Perusahaan di Konawe yang Datangkan 500 TKA China Angkat Suara Soal Nasib 3.000 Pekerja Lokal

 Mirip Effendi Gazali, Pakar Universitas Indonesia Beber Bukti Jokowi Marah Besar Soal Virus Corona

 Intelejen AS Beber Bukti covid-19 Milik Donald Trump, Temukan Hal Tak Biasa di Laboratorium Wuhan

Prof Massimo Gicozzi dari Kampus Bio-Medico University of Rome mengatakan, covid-19 berevolusi, kehilangan kekuatan penularan dan mungkin kapasitas yang mematikan.

Massimo Clementi, direktur Laboratorium Mikrobiologi dan Virologi di Rumah Sakit San Raffaele di Milan, mengatakan kepada Arab News mengatakan, evaluasi pertama terkait dengan ekspresi klinis infeksi, yang sekarang kurang agresif.

"Dalam fase dramatis, antara akhir Maret dan paruh pertama April, 80 orang tiba sakit setiap hari di rumah sakit kami,” katanya.

Menurut dia, sebagian besar dari mereka langsung dirawat di unit perawatan intensif ( ICU), dan sangat sering kita tidak bisa menyelamatkan mereka.

"Tetapi dalam beberapa minggu terakhir banyak hal telah berubah.

ICU kami tidak lagi dalam tekanan dan kami bahkan memiliki lebih banyak tempat tidur yang tersedia.

Skenario seperti ini tidak terpikirkan oleh kami di puncak infeksi,” katanya,

Clementi mengatakan virus baru selalu "sangat agresif" pada fase pertama,

"Maka mereka belajar untuk hidup dengan korban mereka, yang memungkinkan mereka untuk bertahan hidup.

Jika virus membunuh, itu tidak bisa ditiru," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved