Virus Corona

Doni Monardo Ungkap Ada Fakta Menggembirakan Dibalik Melonjaknya Kasus Positif Corona di Indonesia

Meski demikian ada kabar bahagia dibalik melonjaknya kasus covid-19 di Indonesia

DOKUMENTASI BNPB
Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (14/4/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO - Dalam sepekan terakbhir angka kasus positif Corona di Indonesia melonjak.

Bahkan sempat memecahkan rekor dengan lebih dari  seribu kasus sehari.

Meski demikian ada kabar bahagia dibalik melonjaknya kasus covid-19 di Indonesia

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, mengatakan meski kasus positif virus corona (Covid-19) terus mengalami peningkatan dalam satu harinya, namun, tingkat keterisian rumah sakit menurun.

Artinya, menurut dia, banyak yang positif terjangkit Covid-19, tapi dalam kondisi yang sehat.

"Kemudian menyangkut tentang naiknya kasus dalam beberapa hari terakhir sangat benar bahwa dua-tiga hari terakhir ini kasus meningkat lebih dari 1.000, bahkan kemarin mencapai rekor 1.241. Tetapi ada hal yang menggembirakan kita, yaitu occupancy rate (keterisian) di seluruh rumah sakit itu mengalami penurunan," kata Doni dalam rapat virtual, Kamis, (11/6/2020).

 Blak-blakan di Mata Najwa, Anies Baswedan Beber Alasan Enggan Gunakan Kata New Normal Seperti Jokowi

 Tak Tinggal Diam Tagihan Listrik PLN Dibeber Fadjroel Rachman, Fadli Zon akan Tunjukkan Bukti Kuat

Bahkan menurut Doni Monardo, di Jakarta sendiri ketersediaan tempat tidur di rumah sakit mencapai 40 persen.

'Itu data yang diperoleh hari kemarin. Hari ini sudah berkurang lagi. Artinya ada banyak yang mendapatkan status positif covid tetapi mereka tidak dirawat di rumah sakit. Artinya mereka secara fisik masih tetap sehat atau kondisinya ringan saja begitu," katanya.

Sementara itu Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa kenaikan kasus positif Corona di Indonesia dalam beberapa hari terkahir tidak bisa disebut sebagai gelombang kedua pandemi (Covid-19).

Hal itu disampaikan Wiku dalam Konferensi pers secara virtual di Sekretariat Presiden, Kamis, (11/6/2020).

"Jumlah kasus kami yakini karena adanya peningkatan jumlah tes corona, karena lebih banyak laboratorium yang beroperasi. Lalu Pemerintah daerah, Gugus Tugas tim medis sudah melakukan pelacakan kontak secara agresif, misalnya contoh di Jakarta. Oleh karena itu kita tidak bisa mengaitkan lonjakan kasus dengan gelombang kedua penyebaran virus," katanya.

 Kabar Terbaru, Menkes Terawan Umumkan BPJS Kesehatan Bakal Tanpa Kelas 1, 2 dan 3, Kapan Berlaku?

Untuk diketahui jumlah temuan kasus positif Covid-19 mengalami lonjakan dalam beberapa hari terakhir. Contohnya pada 9 Juni lalu terdapat 1043 kasus positif, sehari kemudian temuan kasus positif meningkat menjadi 1241.

Adapun jumlah uji spesimen untuk mendeteksi Covid-19 saat ini mencapai 14 ribu per hari. Sebelumnya pemeriksaan spesimen tidak mencapai 10 ribu dalam satu hari.

Pemeriksaan jumlah spesimen tersebut akan terus ditingkatkan sehingga mencapai target yang diperintahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi ) yakni 20 ribu per hari. Belum lagi menurut Wiku jumlah laboratorium yang beroperasi kini mencapai 147.

Oleh karena itu, menurutnya dalam membaca kondisi penanganan Covid-19 tidak bisa asal membaca grafik.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved