Suami Bunuh 2 Anak Kandungnya dan Gantung Diri, Reaksi Istri Menyedihkan, dan Penjelasan Psikolog

Aksi suami bunuh 2 anak kandungnya dan gantung diri, reaksi istri menyedihkan, dan penjelasan psikolog

Editor: Rafan Arif Dwinanto
YouTube
Ilustrasi gantung diri 

TRIBUNKALTIM.CO - Aksi suami bunuh 2 anak kandungnya dan gantung diri, reaksi istri menyedihkan, dan penjelasan psikolog.

Diduga dipicu persoalan ekonomi, sepasang suami istri bertengkar hebat.

Tak berhenti sampai disitu, sang suami langsung membunuh dua anak kandungnya, dan selanjutnya mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.

Seorang ibu rumah tangga, Lala (35) di Balaraja, Kabupaten Tangerang syok mengetahui 2 anak kandungnya dibunuh sang suami.

Lala bahkan sampai tak bisa mengucap satu kata pun, tubuhnya gemetar hingga tampak lemas.

Ia hanya berdiam diri di dalam kamar orangtuanya, Jumat (12/6/2020).

Polisi Bongkar Modus Licik Oknum Guru SMP Ambil Foto Syur dan Ajak Berhubungan Badan 25 Gadis Belia

 Dipanggil Jokowi, Ini Tulisan Adian Napitupulu yang Kritik Habis Erick Thohir dan Garuda Indonesia

 Ke Purnawirawan TNI, Mahfud MD Tegaskan Pancasila Tak Beri Ruang ke Komunis, Marxisme dan Leninisme

Raut wajahnya pucat. Matanya terlihat sembab.

Dirinya sudah tak kuasa menahan sedih.

Suaminya bernama Robi (37) secara sadis membunuh kedua anak kandungnya sendiri.

Setelah melancarkan aksi bengisnya itu, Robi pun mengakhiri hidupnya. Lelaki berusia 37 tahun ini tewas dengan cara gantung diri.

"Dia (Lala) masih belum bisa ngomong, trauma," ujar satu dari anggota keluarganya saat ditemui di kediamannya, Balaraja, Kabupaten Tangerang, Jumat (12/6/2020).

Menurutnya Lala tengah dalam kondisi syok berat.

Bahkan ia sempat tak sadarkan diri.

"Pingsan terus menerus," ucapnya.

Hal senada diungkapkan oleh Kapolresta Tangerang, Kombes Ade Ary Syam. Ade menjelaskan istri pelaku saat ini memang bisa dimintai keterangan.

"Istrinya pingsan terus. Masih trauma berat. Kami akan lakukan trauma healing untuk menyembuhkan psikisnya agar pulih kembali," kata Ade

Tanggapan psikolog

Peristiwa tragis terjadi saat seorang ayah diduga nekat gantung diri setelah menghabisi dua anak kandungnya yang berusia 14 tahun dan 3 tahun di Balaraja, Tangerang.

Kejadian ini diketahui, Kamis (11/6/2020) dinihari.

Dari hasil penyelidikan polisi, diketahui sebelum kejadian, sang ayah yang merupakan pengepul barang bekas, ribut dengan istrinya, atau ibu kandung dari dua anak yang dibunuhnya.

Pemicu keributan diduga karena masalah ekonomi.

Melihat fenomena ini, pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mengatakan Investigasi perlu disandarkan pada three level analysis.

"Pertama, pemicunya apakah keributan terakhir antara pelaku dan istri; perilaku anak-anak selaku korban, sesaat sebelum mereka dihabisi; serta ada tidaknya konsumsi obat-obatan yang menghilangkan kesadaran sesaat sebelum aksi pembunuhan dilakukan," kata Reza kepada Warta Kota, Kamis (11/6/2020).

Kedua katanya adalah pembiasaan, yakni misalnya kemelaratan secara ekonomi atau konflik berkepanjangan.

Dan yang mendasar ujar Reza, gangguan pengendalian emosi seperti kecerdasan yang kurang atau masalah kejiwaan serius.

 Sosok Ini Tawarkan Kurikulum Transisi di Fase Pendidikan Sekolah New Normal, Begini Kisi-kisinya

"Cek juga kemungkinan guncangan emosional yang ekstrim. Pembelaan diri semacam itu terpenuhi jika aksi didahului provokasi eksternal. Bisa dari anak-anak, maupun dari istri atau pihak lainnya," kata Reza.

Jika provokasi datang dari anak-anak, menurut Reza, maka anak-anak merupakan sasaran aktual.

"Jika provokasi dari istri, maka anak-anak adalah sasaran pengganti atau displacement," ujar Reza.

"Selain itu, tidak ada atau sangat dekat jarak waktu antara provokasi eksternal tersebut dan aksi pembunuhan atau no cooling-off period, juga perlu diamati," kata Reza.

Dari semua analisa atas kejadian itu kata Reza diharapkan, semua pihak bisa mengambil pelajaran dari peristiwa ini.

Seperti diketahui, peristiwa tragis terjadi saat seorang ayah diduga nekat gantung diri setelah menghabisi dua anak kandungnya di Balaraja, Tangerang.

Polisi selidiki motif pembunuhan

Pria bernama Robi (37) diduga bunuh diri setelah menghabisi nyawa kedua anak kandungnya pada Kamis (11/6/2020).

Belum diketahui motif pria yang sehari-hari bekerja sebagai pengepul aneka limbah melakukan tindakan tragis tersebut.

Insiden berdarah ini berlangsung di Kampung Sukamantri RT 02 / RW 09 Desa Gembong, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang.

Kapolsek Balaraja AKP Teguh Kuslantoro mengungkapkan, pihaknya telah menggelar olah tempat kejadian perkara dari kasus tersebut.

"Masih dalam lidik dan hasil otopsi," ujar Teguh kepada Warta Kota, Kamis (11/6/2020).

Dari informasi yang dihimpun, NC (14), anak pertama, ditemukan tewas di dalam kamar depan sebelah kiri dengan tali masih terikat pada lehernya.

Anak kedua GAR (3) ditemukan tewas di dalam tong air di kamar mandi dengan posisi kepala di bawah, kaki di atas.

Diduga Robi yang merupakan pelaku terlebih dahulu membunuh anak pertamanya dengan cara melilitkan tali tambang ke leher.

Sementara anak keduanya Gibran dibunuh dengan cara dimasukan kedalam tong berisi air dengan posisi kepala di bawah, kaki di atas.

Setelah kedua anaknya meninggal, pelaku kemudian melakukan bunuh diri dengan cara gantung diri
menggunakan tali tambang.

Cecep, warga Desa Gembong mengatakan, dirinya mengetahui peristiwa tersebut setelah masyarakat ramai mendatangi rumah korban.

Dia tidak mengetahui secara detail kejadian dan motifnya.

Namun dari informasi warga lainya, sebelum peristiwa tersebut terjadi, sempat terjadi cekcok antara Robi dan istrinya.

"Suaminya pengepul limbah dan istrinya kerja di pabrik," ucap Cecep.

Jasad korban pun langsung dievakuasi oleh polisi.

Mereka dibawa ke RSUD Balaraja guna proses pemeriksaan lebih lanjut.

"Korban sudah dibawa ke RSUD Balaraja, kami masih melakukan penyelidikan kematian ketiga warga ini," ungkap Kapolsek Balaraja.

 Podbox: Prosa Pramoedya Ananta Toer, Live Streaming Belajar dari Rumah TVRI, Sabtu 13 Juni 2020

 Imbauan Terbaru Dokter Reisa, Cara Lindungi Lansia dan Anak dari Virus Corona, Bayangkan OTG Dekat

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

>>https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Anda juga bisa menghubungi Hotline Psychology Mobile RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta 08122551001.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Tahu 2 Anak Kandungnya Dibunuh Suami, Lala Terus-terusan Pingsan hingga Tak Bisa Ngomong, https://wow.tribunnews.com/2020/06/13/tahu-2-anak-kandungnya-dibunuh-suami-lala-terus-terusan-pingsan-hingga-tak-bisa-ngomong?page=all.

 

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved