Talkshow Zoom Tribun Kaltim Official
Kiat Pelaku UMKM Eksis di Masa New Normal, Inovatif Produk dan Manfaatkan Media Sosial
Tribun Kaltim Offical mengadakan talkshow online tema ‘Kiat Pelaku UMKM Eksis di Masa New Normal bersama narasumber Ketua Dekranasda Balikpapan.
Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN –Tribun Kaltim Offical mengadakan talkshow online mengambil tema ‘Kiat Pelaku UMKM Eksis di Masa New Normal bersama narasumber Ketua Dekranasda Kota Balikpapan Arita Rizal Effendi, Riswahyuni, pelaku UMKM sekaligus pemilik Cake SalaKilo Balikpapan dan Istia Budi dari Kururio UMKM Transportasi Balikpapan.
Di tengah pandemi Covid-19 saat ini banyak postingan di media sosial yang membantu mempromosikan produk para pelaku UMKM untuk tetap eksis dan berjualan. Seperti diketahu, bahwa kondisi pandemi Covid -19 ini berdampak terhadap lesunya bisnis ekonomi.
“Pada awal-awal masa pandemi mengingatkan kita kepada segi kesehatan, tetapi minggu-minggu berikutnya, kita sadar bahwa ekonomi pun ikut terganggu. Bahwa banyak penurunan omset dari pelaku UMKM, kemudian industri kreatif juga terdampak. Begitu juga mengenai distribusi barang dan jasa, maupun distribusi penumpang,” kata Arita Rizal Effendi, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Balikpapan pada talkshow online kemarin.
Arita menjelaskan, pandemi membuat semua tanpa sadar bahwa apapun keadaannya harus tetap survive dan bisa menjalankan kehidupan ini.
• Bank Indonesia Dorong UMKM, Sektor Informal dan Keuangan Syariah untuk Digitalisasi
• Pertamina Bantu Modal Usaha UMKM dan Pangkalan Gas di Kalimantan
• BI Dorong UMKM di Balikpapan Tetap Eksis, Bantu Hubungkan dengan E-Commerce
“Dimana para UMKM awalnya bertahan dan secara bertahap akan bangkit, dan di sinilah kita bagaimana cara untuk ikut bersama-sama mempromosikan produk dari UMKM tersebut,” ungkap Arita.
Pemerintah Kota Balikpapan juga akan memasarkan hasil UMKM. Pada 20 Mei 2020, Pemkot Balikpapan telah membentuk UMKM center. Dimana bagaimana caranya untuk UMKM ini supaya selain bertahan juga terus tetap bangkit dan Berjaya.
Bagi UMKM sendiri, yang tidak bisa memasarkan produknya dengan tatap muka, akan dibantu dengan teknologi komunikasi sehingga dengan begitu UMKM bisa bertahan.
“Salah satunya Pemkot Balikpapan menjelang Lebaran kemarin, membeli produk kue kering UMKM untuk disalurkan dalam program bantuan sembako pemkot. UMKM bisa menikmati manfaatnya, dan masyarakat bisa menyajikan di hari Idul Fitri,” ujarnya.

Selain itu, juga ada pendistribusian masker yakni membantu di sektor tailor dengan memberikan pendampingan, bekerjasama dengan Bank Indonesia, serta tim UMKM Center memberikan fasilitas untuk digital akademi. Pemerintah juga mendistribusikan 500 ember lele dan kangkong untuk budidaya lele di ember dari para donator.
“Pemkot juga memiliki program jangka pendek dan jangka panjang membantu UMKM. Jangka pendeknya bertahan, dan jangka panjangnya tujuannya untuk UMKM berjaya,” ujarnya.
Menurut Arita, menurunnya omset karena tidak adanya daya beli, bagaimana cara meningkatkannya harus bertahan dulu dengan berbagai cara, pertama dengan pemasaran secara daring atau online.
“Dan memasarkan produk diluar produk utama kita, yang berjalan baik yakni UMKM dibidang kesehatan, UMKM dibidang informasi dan komunikasi, serta jasa pengiriman barang,” ungkapnya.
Sementara itu, pemilik Cake SalaKilo Riswahyuni menceritakan usahanya tetap eksis di masa pandemi. Menurutnya awal Maret sudah drop, dimana berkurangnnya wisatawan yang berkunjung ke Balikpapan.
“SalaKilo memiliki konsep penjualan yang merupakan oleh-oleh Balikpapan. Awalnya syok juga bagaimana dengan karyawan yang ada agar tidak di rumahkan. Kita harus membuat produk inovatif yang dibutuhkan masyarakat,” katanya.
Pemilik Cake SalaKilo mengeluarkan produk baru, Cake Salak Serai. Dimana salak diperas dibuat teh dan kemudian dicampurkan dengan jahe merah, dan dicampur dengan rebusan kulit salak, kayu masih serta cengkeh.
“Minuman inovatif yang bisa meningkatkan daya imun tubuh, kami coba posting di media sosial, dengan inovasi yang baik dan konten yang menarik, dimana dijelaskan khasiatny apa, harganya berapa, cara pembelian dan bisa dilayanani didaerah mana saja, itu semua harus jelas,” ungkapnya .
“Penjualannya cukup ramai, dan alhamdulillah kita tidak ada mengurangi karyawan. Setelah itu memasuki Ramadhan kita berfikir lagi apa yang dibutuhkan masyarakat.
Disaat itu kita berfikir untuk memproduksi hampers Lebaran yang dikemas dengan baik, dan alhamdulillah disambut pasar dengan baik,” ujarnya.

Dengan begitu bisa bertahan dengan produk inovatif yang dibutuhkan oleh masyarakat, bagaimana bisa dikemas di media sosial dengan informasi yang lengkap, sehingga dapat mendukung produk bisa terjual di masyarakat.
Istia Budi, dari Kururio UMKM Transportasi Balikpapan menyebutkan UMKM dengan konsep Kururio saat ini ada 150 driver yang mendaftar, dan ada 60 mitra yang kerjasama.
Harga cukup bersaing, Ramah di kantong dan ramah di pelanggan. Jangan sampai merugikan, belanja UMKM online dengan tip yang tinggi.
“Kita ingin mencoba membantu UMKM, dan pengangguran yang ada, dimana antusias para driver dan mitra yang luar biasa,” katanya. (*)