Virus Corona
Negara Ini Disebut tak Siap Hadapi Corona, Tenaga Medis tak Punya APD dan Tak Bisa Pakai Ventilator
negara yang telah bertahun-tahun dilanda perang tersebut, tidak lagi dapat merawat penduduknya yang terserang penyakit,
TRIBUNKALTIM.CO - Pandemi virus Corona telah menyerang negara-negara di seluruh belahan dunia.
Namun ada satu negara yang paling terdampak penyebaran covid-19.
Negara tersebut adalah Yaman yang harus pontang panting menangani virus Corona di wilayahnya.
Keruntuhan sistem kesehatan di Yaman, membuat negara tersebut dikatakan mustahil untuk menghadapi pandemi Virus Corona.
Pasalnya, negara yang telah bertahun-tahun dilanda perang tersebut, tidak lagi dapat merawat penduduknya yang terserang penyakit.
Selain karena terbatasnya rumah sakit dan tenaga kesehatan, penduduk Yaman masih tergantung kepada bantuan dari luar untuk dapat bertahan hidup.
• PNS Tidak Produktif Siap-siap Dinonaktifkan, Pemerintah Jokowi Kaji Pengurangan ASN di Indonesia
• Alasan Jokowi Batal Banding Putusan Blokir Internet Papua, Pengajuan Banding Bakal Ditarik
• Jokowi Ulang Tahun di Tengah Pandemi Covid-19, Fadjroel Rachman Lebih Dulu Beri Ucapan via Twitter
• Hasil Survei Terbaru, Penilaian Kinerja Presiden Jokowi & Wapres Maruf Amin, Siapa Lebih Memuaskan?
Seperti yang dilansirTribunWow.com dari bbc.com, Minggu (21/6/2020), dr. Shalal Hasel merupakan satu dari para pejabat Departemen Pengawasan Epidemiologi yang bekerja di Lahj, Yaman.
Ia mengatakan bahwa tenaga medis bisanya berfokus pada penanganan wabah kolera, namun Hasel saat ini harus bekerja keras sepanjang waktu untuk memastikan Yaman telah siap dengan datangnya pandemi Covid-19.
"Anda akan tahu tentang situasi kesehatan yang memburuk di Yaman, terutama setelah konflik dan perang. Rumah sakit di sini terbatas dan tidak diperlengkapi untuk menerima kasus Virus Corona," tutur Hasel.
"Kami kekurangan APD (alat pelindung diri) yang memadai. Tim tanggap cepat telah menerima pelatihan dalam manajemen kasus Covid-19 tetapi mereka tidak memiliki perlindungan pribadi. WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) harus mengisi kekosongan ini," lanjutnya.
WHO telah membantu menyediakan dan mempekerjakan 37 staf pada pusat isolasi di Yaman untuk pasien Covid-19.
Beberapa di antaranya adalah fasilitas kesehatan yang ada yang telah dirancang ulang.
Sedangkan yang lainnya adalah bangunan tua yang diubah menjadi rumah sakit darurat.
Meski telah mendapat bantuan tersebut, Hasel merasa ini belumlah memadai, sebab masih banyak kekurangan yang belum tercukupi.