Virus Corona
Blak-blakan, Risma Akhirnya Respon Surabaya yang Disebut Bisa Jadi Wuhan atau Zona Hitam Covid-19
Blak-blakan, Risma akhirnya respon Surabaya yang disebut bisa jadi Wuhan atau zona hitam covid-19
TRIBUNKALTIM.CO - Blak-blakan, Risma akhirnya respon Surabaya yang disebut bisa jadi Wuhan atau zona hitam covid-19.
Surabaya sedang menjadi sorotan lantaran penularan kasus Virus Corona atau covid-19 sangat tinggi.
Kota yang dipimpin Tri Rismaharini atau Risma ini bahkan dikunjungi langsung Presiden Joko Widodo atau Jokowi di masa pandemi.
Sebelumnya, Surabaya disebut berpotensi menjadi Wuhan di Indonesia, dan pernah juga dilabeli sebagai daerah zona hitam Virus Corona.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini enggan meladeni pihak yang menyebut Surabaya bakal menjadi sama seperti Wuhan.
Dalam wawancara pada program acara Rosi bertema 'Ada Apa dengan Risma' di Kompas TV, Kamis (2/7/2020), Risma mengaku memilih fokus mengurusi warganya.
• Arief Poyuono Dapat Bocoran WhatsApp Nama Menteri Baru Jokowi, Ada yang Singgung Nama Ahok dan AHY
• Permintaan Baru Budi Karya Sumadi ke Jajaran Sri Mulyani, Soal Biaya Rapid Test untuk Penumpang
• Mahfud MD Telepon ST Burhanuddin, Perintahkan Polisi dan Kejaksaan Bekuk DPO Ini, Jebloskan Penjara
• Biasa Sudah Cair, Pencairan Gaji ke-13 PNS, TNI, Polri, Ternyata Belum Dibahas Jajaran Sri Mulyani
Diketahui, Wuhan merupakan salah satu kota di China, tempat awalnya Virus Corona atau covid-19 diyakini berasal.
"Terserah mau dibilang apa, mau dibilang Wuhan, apalah, saya enggak ngurus itu.
Wuhan dulu sebelum kena penyakit juga bagus.
Jadi, artinya, saya tidak ngurusi Surabaya sebagai Wuhan, sebagai zona itam pekat atau gelap, atau enggak kelihatan, yang saya urusi pasien dan warga saya," kata Risma.
Penilaian Surabaya bisa menjadi Wuhan pernah disampaikan Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi.
Joni saat itu mengatakan, Surabaya bisa menjadi seperti Wuhan jika warganya tidak patuh terhadap protokol kesehatan.
Itu karena mayoritas kasus covid-19 di Jawa Timur ada di Surabaya.
Kemudian, dalam peta sebaran covid-19 di Jawa Timur, Kota Surabaya pada awal Juni lalu pernah menjadi zona hitam.
Warna hitam menunjukkan kasus covid-19 di daerah tersebut lebih dari 1.025 kasus.
Pada Selasa (2/6/2020) silam, kasus covid-19 di Surabaya mencapai 2.748 kasus.
Risma melanjutkan, bagi dirinya, keselamatan warga Surabaya adalah nomor satu.
• Kisah Tragis Janda Muda, Bunuh Diri Usai Diperkosa 7 Orang, Bukti Mengejutkan Ada di Ponsel Korban
Dia memilih berkonsentrasi agar dapat menangani masalah Virus Corona di Surabaya.
"Mau dikatakan Surabaya kayak apa monggo, saya juga ndak pernah nyebut Surabaya seperti apa, tidak pernah.
Tapi, yang paling penting sekarang ini bagaimana saya menangani pasien dan warga saya, supaya tidak ada korban," ujar Risma.
"Ya kalau kemudian saya terlambat nangani, kalau kemudian ada yang meninggal, dia menjadi anak yatim, kan berat saya," tambah dia.
Ikuti Anjuran WHO soal tes swab
Terbaru, Walikota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma meminta RSUD Dr Soetomo memulangkan pasien Virus Corona jika sudah mendapatkan sekali hasil negatif tes swab.
Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia ( IDI) Surabaya menjelaskan salah satu alasan Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Dr Soetomo penuh.
• Kata-kata Melecehkan Ini Buat Pije Nekat Bakar Alphard Via Vallen, Ditolak Dua Kali Bertemu Idola
• Perpanjang PSBB Transisi, Anies Baswedan Klaim Rasio Tes Jakarta Lewati Standar WHO, Jumlahnya Besar
• Perintah Terbaru Jokowi ke Jajaran Idham Azis, Terutama Bhabinkamtibmas Desa Saat Pandemi covid-19
• Idham Azis Bocorkan Tema HUT Ke-74 Bhayangkara dan Bagi Beras Polisi Bukan Idenya: Saya Ini Apalah
Penjelasan itu disampaikan saat audiensi IDI Surabaya dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Balai Kota, Surabaya, Senin (29/6/2020).
Salah satu penyebabnya, karena pasien covid-19 baru diizinkan pulang setelah mendapatkan dua kali hasil negatif tes swab.
Rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu tak mau memulangkan pasien yang baru mendapatkan satu kali hasil negatif berdasarkan tes swab.
Karena, RSUD Dr Soetomo tak bisa mengklaim biaya perawatan pasien tersebut ke BPJS Kesehatan.
Siap bayar biaya perawatan Risma pun meminta RSUD Soetomo memulangkan pasien positif yang mendapatkan satu kali hasil negatif covid-19 berdasarkan tes swab.
Jika BPJS Kesehatan tak mau membayar, RSUD Dr Soetomo diminta mengklaim biaya perawatan ke Pemkot Surabaya.
"Kalau memang tidak bisa diklaim ke BPJS, silakan klaim kepada kami.
Sejak awal saya sudah sampaikan itu," kata Risma di Balai Kota, Surabaya, Senin.
Risma mengaku serius menangani pasien positif covid-19.
Pemkot Surabaya terus berusaha memutus penyebaran Virus Corona baru atau covid-19.
Risma meminta seluruh pihak tak meragukan komitmennya menangani covid-19.
Bahkan, politikus PDI Perjuangan itu siap tak menerima gaji dari negara asal kesehatan warganya yang terinfeksi covid-19 terjamin.
"Sudah, keluarkan itu (pasien covid-19), biar jadi tanggungan saya, kami yang bayar," kata Risma.
Risma menegaskan, Pemkot Surabaya siap menanggung biaya pasien itu.
"Dari awal, kami sudah sampaikan, untuk covid-19, kami pemerintah kota siap bayar," ujar Risma.
Satu kali hasil negatif bisa pulang
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, pasien positif covid-19 yang mendapatkan satu kali hasil negatif tes swab bisa dipulangkan.
Menurut Febria, hal itu bisa menjadi solusi memecahkan masalah RSUD Dr Soetomo yang kelebihan kapasitas.
"Tadi disampaikan, mereka (pasien covid-19 di RSUD Dr Soetomo) penuh karena mereka harus menunggu swab dua
kali negatif, yang mana sebenarnya satu kali negatif pun sudah bisa pulang," kata Febria di Balai Kota Surabaya, Senin (29/6/2020).
Pemkot Surabaya, kata dia, siap menanggung biaya perawatan pasien jika tak bisa diklaim ke BPJS Kesehatan.
"Jadi kenapa tidak memulangkan (pasien covid-19) karena BPJS tidak menanggung biaya klaim kalau satu kali negatif.
Jadi kami minta keluarkan saja enggak apa-apa, kalau misalnya takut tidak dibayar oleh BPJS silakan klaim ke Pemkot Surabaya," ujar Febria.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Surabaya Bisa Jadi Wuhan, Begini Kata Risma", https://regional.kompas.com/read/2020/07/02/22012281/surabaya-bisa-jadi-wuhan-begini-kata-risma?page=2.