Di Mata Najwa, Akui Ada Strategi Soal Video Kemarahan Jokowi, Moeldoko: Sudah Nggak Usah Dilanjutkan
Di Mata Najwa, Moeldoko mengakui ada strategi di balik video kemarahan Jokowi yang diunggah 10 hari usai rapat, tak mau terang-trangan ke Najwa Shihab
TRIBUNKALTIM.CO - Di Mata Najwa, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengakui ada strategi di balik video kemarahan Jokowi yang diunggah 10 hari setelah rapat, tak mau terang-terangan ke Najwa Shihab.
Mencuatnya video kemarahan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) kepada para Menteri, turut dibahas dalam program acara Mata Najwa.
Tayangan yang dipandu Najwa Shihab ini dihadiri Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang memberikan penjelasan dibalik unggahan video Presiden Jokowi marah - marah tersebut.
Menariknya, Moeldoko sempat mengakui ada strategi dibalik alassan video Jokowi marah - marah ke Menteri itu diunggah 10 hari setelah kejadian terjadi.
Host acara Mata Najwa, Najwa Shihab lantas menanyakan kepada Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengenai maksud jeda 10 hari itu.
• Blak-blakan, Moeldoko Ungkap Dibalik Kemarahan Jokowi, Datang ke Zona Merah, Singgung Ciri Panglima
• Moeldoko Akhirnya Buka-bukaan Soal Alasan Penunjukan Dokter Reisa, Ternyata Memang Ada Tujuan Khusus
• Blak-blakan ILC, Fahri Hamzah Beber Jokowi Mengiba ke Pembantunya, Tuduhan Serius ke Lembaga Negara
Pada acara Mata Najwa, Rabu (1/7/2020), Moeldoko enggan terang-terangan ke Najwa Shihab meskipun mengakui adanya strategi.
Awalnya Najwa Shihab menanyakan siapa yang dimaksud oleh Jokowi tidak memiliki perasaan.
"Siapa itu yang enggak punya perasaan, apa-apaan ini, saya mengulang (pernyataan) Pak Jokowi, ya pak," tanya Najwa Shihab ke Moeldoko.
Moeldoko mengatakan bahwa sindiran yang dilempar oleh Jokowi itu bukan berarti hanya ditujukan kepada para Menteri.
"Ya begini di dalam mengelola negara ini bukan saja dari sisi presiden beserta seluruh jajarannya," ujar Moeldoko.
"Karena di situ ada institusi-institusi atau lembaga-lembaga lain yang memiliki kontribusi atas berjalannya sebuah sistem," sambungnya.
Selanjutnya Najwa Shihab kembali menanyakan soal kemungkinan pihak yang disindir oleh Jokowi adalah instansi-instansi seperti BI atau OJK.
"Jadi ini bukan kabinet? Ini lembaga di luar kabinet," kata Najwa.
"Ya pastinya seperti itu," jawab Purnawirawan TNI Jenderal bintang 4 ini .
Moeldoko mengatakan pada rapat saat itu, instansi-instansi yang disebut Najwa Shihab memang semuanya datang menghadiri rapat.
• Di ILC, Ali Ngabalin Dicecar PKS dan Fadli Zon Soal Kemarahan Jokowi, Karni Ilyas Bereaksi Bantu
Strategi Jeda 10 Hari
Najwa lalu kembali menanyakan seputar video kemarahan Jokowi.
Kali ini ia menyoroti jeda 10 hari pada video itu.
"Ini kan kejadian tanggal 18 tapi baru dipublikasikan 10 hari kemudian, itu kenapa ada jeda waktu sedemikian lama," tanya Najwa.
Moeldoko langsung menjawab singkat pertanyaan Najwa Shihab.
"Ah itu tidak terlalu signifikan, enggak perlu dibahas lah itu," jawabnya.
"Kenapa enggak perlu Pak?" tanya Najwa Shihab lagi.
Akhirnya Moeldoko menjawab bahwa itu adalah strategi.
Namun tidak jelas strategi apa yang dimaksud oleh Moeldoko.
Ia enggan membahas lebih jauh tentang hal tersebut.
"Itu bagian dari strategi," ucap Moeldoko.
"Strategi apa?" cecar Najwa Shihab.
"Sudah enggak usah dilanjutkan," saut Moeldoko.
• Tak Seperti Jokowi Marahi Anak Buahnya, Eks Menteri BUMN Bongkar Cara Presiden SBY Tegur Menteri
Najwa kemudian menyimpulkan bahwa memang ada maksud tertentu di balik jeda 10 hari dirilisnya video kemarahan Jokowi tersebut.
"Berarti memang kesengajaan dirilisnya 10 hari kemudian, melihat ada situasi tertentu, kenapa dirasa publik perlu melihat kemarahan itu, kenapa kita perlu tahu Pak Jokowi marah-marah pada anak buahnya," papar Najwa Shihab.
"Yang paling penting adalah bagaimana memahami substansi dari kemarahan itu," tambah Moeldoko.
Najwa lalu meledek Moeldoko yang enggan menjawab langsung pertanyaan yang dilontarkan.
"Pak Moel ini seperti politisi tidak mau menjawab langsung," ledek Najwa Shihab.
• Perintah Terbaru Jokowi ke Jajaran Idham Azis, Terutama Bhabinkamtibmas Desa Saat Pandemi Covid-19
Simak video selengkapnya mulai menit awal:
Makna Diunggah 10 Hari Kemudian
Di sisi lain, Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI) Ibnu Hamad mengungkap makna arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diunggah lama setelah disampaikan.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan saat dihubungi dalam tayangan Apa Kabar Indonesia Pagi di TvOne, Senin (29/6/2020).
Sebelumnya Jokowi menyampaikan arahan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada Kamis (18/6/2020).
Dalam pidato tersebut, Jokowi mengecam kinerja Menterinya yang dinilai belum tanggap menghadapi pandemi Covid-19.
Meskipun begitu, pidato tersebut baru diunggah di kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6/2020).
Ibnu Hamad menyimpulkan ada makna yang dapat ditarik dari fakta tersebut.
"Tapi yang jadi pertanyaan secara semiotika adalah mengapa dikeluarkan sekarang padahal (disampaikan) 18 Juni? Ada apa artinya?" tanya Ibnu Hamad.
Ia menduga alasan pihak Istana memutuskan untuk merilis rekaman tersebut adalah untuk menegur kembali para Menteri yang belum bekerja.
"Berarti 10 hari para Menteri yang ditegur itu belum bekerja. Udah, keluarin aja, begitu 'kan," ungkapnya.
Hal itu disampaikan Ibnu mengingat sidang kabinet yang sifatnya internal dan tidak perlu dipublikasikan.
"Coba kalau selama 10 hari udah beres semua. Enggak dikeluarin," kata Ibnu.
"Ngapain internal dikeluarkan? 'Kan udah beres," lanjutnya.
• Di ILC, Pertanyaan Rocky Gerung Ditandai Effendi Ghazali, Bisa Ungkap Maksud Kemarahan Jokowi
Ibnu menduga Jokowi melihat masih belum ada perubahan pada kinerja para Menterinya.
Maka dari itu pihak Istana mengunggah kembali video setelah lama direkam.
"Berarti 10 hari yang beliau maksud, 'Kok ini enggak ada perubahan? Udah buka aja'," kata profesor tersebut.
"Akhirnya 'ditelanjangi' lah itu para Menteri oleh presiden melalui pidatonya di depan publik dengan cara mengeluarkan rekaman pidatonya," lanjutnya.
Menurut Ibnu, jika dalam kurun waktu 10 hari tersebut sudah ada perubahan berarti dari kinerja para Menteri, Jokowi tidak akan mengunggah video rekaman itu.
"Coba kalau 10 hari itu sudah selesai? Artinya ada langkah-langkah extraordinary yang dikeluarkan para Menterinya," papar Ibnu.
"Mungkin, 'Jangan dikeluarkan, lah, Menteri-Menteri saya sudah bekerja'. Gitu 'kan," katanya mengandaikan ucapan Jokowi.
Ibnu kemudian menyinggung kejengkelan Jokowi yang diungkapkan terang-terangan di hadapan para Menteri.
Dalam pidatonya Jokowi bahkan membuka opsi perombakan kabinet (reshuffle).
"Yang menarik adakah kemungkinan salah seorang pejabat keMenterian yang mengundurkan diri karena teguran Bapak Presiden ini?" kata Ibnu.
"Kalau melihat teguran Bapak Presiden yang sudah sangat natural ini, kelihatannya harus ada yang mundur," tambahnya.
Lihat videonya mulai menit 6:00
(*)