Bukan Terawan atau Nadiem, Menteri dari PDIP Ini Paling Layak Direshuffle Jokowi Versi Survei IPO
Bukan Terawan Agus Putranto atau Nadiem Makarim, Menteri dari PDIP ini paling layak direshuffle Jokowi versi survei IPO
TRIBUNKALTIM.CO - Bukan Terawan Agus Putranto atau Nadiem Makarim, Menteri dari PDIP ini paling layak direshuffle Jokowi versi survei IPO.
Siapa menteri yang paling layak terlempar dari Kabinet Indonesia Maju, menjadi perbincangan beberapa hari ini.
Musababnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah memberi isyarat akan melakukan reshuffle.
Jokowi merasa tak puas dengan kinerja beberapa pembantunya di masa pandemi Virus Corona atau covid-19.
Direktur Indonesia Political Opinion ( IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan, sebanyak 64,1 persen masyarakat menilai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia atau Menkumham Yasonna Laoly paling layak untuk di-reshuffle oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Hal itu ia katakan berdasarkan hasil survei lembaganya yang dilakukan pada 8 hingga 25 Juni 2020.
• Kisi-kisi Soal dan Jawaban UTBK SBMPTN 2020, Materi Tes Potensi Skolastik Tentang Penalaran Umum
• Anies Baswedan Perpanjang PSBB Transisi Jakarta, 2 Sumber Penularan Covid-19 Disorot Media Asing
• WHO Turun Investigasi, China Akhirnya Mengaku Virus Corona Bukan dari Wuhan, Tapi dari Benua Ini
• Nadiem Makarim dan Terawan Disorot, Politikus PKB Nilai Bisa Diganti Jokowi, Ahok - AHY Bisa Masuk?
"Menteri Hukum dan HAM ada 64,1 persen, dinyatakan paling layak dilakukan reshuffle," kata Dedi dalam diskusi online bertajuk 'Menanti Perombakan Kabinet', Sabtu (4/7/2020).
Setelah Yasonna Laoly, menteri yang dinilai layak untuk di-reshuffle adalah Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dengan 52,4 persen.
Kemudian di posisi ketiga ada Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah 47,5 persen.
Disusul Menteri Agama Facrul Razi 40,3 persen.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo 36,1 persen.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan 33,2 persen.
Lalu, Menteri Sosial Juliari Batubara 30,6 persen, Menteri Koperasi dan UMKM 28,1 persen, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali 24,7 persen.
Menteri BUMN Erick Tohir 18,4 persen, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Nadiem Makarim 13,0 persen.
"Jadi orang yang baru kemudian nama-nama yang muncul oleh di hadapan publik justru orang-orang yang dianggap paling dekat oleh Joko Widodo," ujarnya.
Survei dilakukan dengan melibatkan 1.350 responden di 30 provinsi dengan metode penelitian wellbeing purposive sampling atau wawancara online atau melalui sambung telepon.
Tingkat kepercayaan hasil survei sebesar 97 persen dengan margin error atau tingkat kesalahan dalam survei sebesar 3,54 persen.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan ancaman reshuffle kabinet di hadapan para menterinya saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, pada 18 Juni 2020.
Informasi ini baru terungkap dalam video yang ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6/2020).
Mulanya saat membuka rapat, Jokowi menyampaikan kejengkelannya kepada para menteri lantaran masih bekerja secara biasa saja pada masa krisis seperti ini.
Padahal, Presiden Jokowi meminta ada kebijakan luar biasa untuk menangani krisis, baik itu pandemi Covid-19 maupun dampaknya terhadap perokonomian.
"Langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan, dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah pemerintahan," kata Jokowi.
• Resmi dari Kemenag, Panduan Shalat Idul Adha 1441 H di Fase New Normal, Perhatikan Soal Kotak Infaq
"Akan saya buka.
Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan.
Untuk 267 juta rakyat kita.
Untuk negara," ucap Presiden.
Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, langkah extraordinary itu bisa dalam bentuk mengeluarkan aturan tertentu, bahkan pembubaran lembaga dan perombakan kabinet atau reshuffle.
Ia lantas menyampaikan ancaman reshuffle bagi menterinya yang masih bekerja biasa-biasa saja.
"Bisa saja, membubarkan lembaga.
Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," ujar Jokowi.
Penilaian Politikus PKB
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB) Maman Imanulhaq menilai, kemarahan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara beberapa waktu yang nilai adalah bentuk kekecewaan terhadap kinerja menteri-menteri kabinet Indonesia Maju.
"Dia marah, dia kecewa dengan kinerja Kementerian menghadapi pandemi Virus Corona ini.
• Resmi dari Kemenag, Panduan Shalat Idul Adha 1441 H di Fase New Normal, Perhatikan Soal Kotak Infaq
• Jadwal Misa Online Gereja Katedral Sabtu-Minggu 4-5 Juli Jakarta-Surabaya, Live Streaming YouTube
• Ketika Limbad Bertanya Soal Hukum Rambut Gimbal, Begini Jawaban Ustaz Somad, Jemaah Tertawa
• VIDEO - Sisi Lain Pria Gimbal yang Viral Lewat Videonya saat Jadi Imam Salat
Karena bagaimanapun ini sebuah peristiwa yang harus dihadapi secara extraordinary, tidak boleh dalam bahasa Jokowi itu tidak boleh biasa biasa," kata Maman Imanulhaq dalam diskusi bertajuk 'Menanti Perombakan Kabinet' Sabtu (4/7/2020).
Maman Imanulhaq mengatakan, jika presiden terpaksa harus melakukan reshuffle kabinet kerja, ia mengusulkan 2 menteri ini yang harus diganti.
Pertama, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
"Kalau menteri-menteri yang harus diganti, publik sebenarnya sudah sangat tahu, ada beberapa menteri yang pantasnya menjadi kyai malah menjadi menteri.
Menteri Kesehatan maksudnya," ujarnya.
Maman Imanulhaq menuturkan, ada menteri yang juga layak di-reshuffle yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
Ia menilai, program belajar jarak jauh yang dibawahi Mendikbud tidak menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia selama pandemi covid-19.
"Kedua, Menteri Pendidikan.
Menteri Pendidikan itu sangat di garis bawahi belajar jarak jauh itu tidak menyelesaikan masalah, karena karena terjadi loss education dan loss generation," ucapnya.
Lebih lanjut, Maman menyinggung, kinerja Menteri Agama Fachrul Razi selama pandemi covid-19.
Ia mengatakan, anggaran yang diajukan Kementerian Agama kepada DPR tidak ada yang menyentuh penanganan covid-19.
Namun, Maman tak menyebutkan, Menteri Agama layak di-reshuffle atau tidak dalam kabinet kerja Jokowi-Maruf.
"Satu menteri yang ketika kemarin mengajukan anggaran tambahan selama pandemi, kita sisir programnya, tidak satu pun menyentuhkan pandemi.
• Ibu yang Viral Karena Dilaporkan Anak ke Polisi Kini Membalas, Balik Lapor dengan 2 Tuduhan Serius
Saya sebutin itu Menteri Agama. Kementerian Agama tidak punya sense of crisis.
Padahal saya bilang yang paling terdampak adalah kelompok Kyai, Ustad," pungkasnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei: 64,1 Persen Responden Nilai Yasonna Paling Layak Di-reshuffle, Terawan 52,4 Persen", https://nasional.kompas.com/read/2020/07/04/19142421/survei-641-persen-responden-nilai-yasonna-paling-layak-di-reshuffle-terawan?page=2.