Pendidikan

Cara Dapatkan Beasiswa dari Pemprov Hubei China, Anak Walikota Tarakan Berikan Trik Jitunya

Ada pepatah mengatakan, "Buah jatuh, tidak jauh dari pohonnya." Begitu juga dengan anak kedua dari Walikota Tarakan, dr Khairul.

Penulis: Risnawati | Editor: Budi Susilo
HO/ULIMA AZALIA
Syadza Ulima Azalia Khair berikan pesan, Belajarlah karena kalian memang ingin tau lebih banyak hal, jangan belajar hanya untuk satu tujuan saja. 

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Ada pepatah mengatakan, "Buah jatuh, tidak jauh dari pohonnya." Begitu juga dengan anak kedua dari Walikota Tarakan, dr Khairul, yakni Syadza Ulima Azalia Khair.

Diketahui pada 1983, dr Khairul disematkan sebagai salah satu siswa teladan nasional mewakili Kalimantan Timur kala itu.

Prestasi ini pun turun ke gadis yang akrab disapa Caca ini. Meski prestasi yang didapatnya tidak sama persis dengan yang didapat oleh si Ayah.

Perlu diketahui, mahasiswa semester 7 di Fakultas Kedokteran Hubei University of Arts and Science China ini telah 3 kali mendapatkan beasiswa dari Hubei Provincial International Student Scholarship.

Baca Juga: Diguyur Hujan, Jalanan di Pesona Bukit Batuah Balikpapan Licin, Warga Inisiatif Beri Bebatuan

Baca Juga: Siswa di Kukar Belum Aktif Belajar, 13 Juli 2020 Jadwal Masuk Sekolah, Masih Perkenalan via Daring

Yakni di tahun pertama, kedua dan di tahun ketiga ini.

"Jadi saya sangat tidak menyangka karena pas di tahun pertama itu kan kita freshmen ( mahasiswa baru ). Freshmen kan gak tau apa-apa ya. Jadi ya sudah belajar saja gitu," ujar dia, Minggu (26/7/20)

Menurutnya, biasanya mahasiswa baru di tahun pertama kebanyakan lebih suka main-main tanpa memikirkan beasiswa.

Apalagi sebagai mahasiswa internasional, keinginan jelajah wisata di China yang sarat akan budaya itu sangat kuat.

"Tiba-tiba pas akhir-akhir dibilang ada beasiswa dari pemerintah, nah itu teman-teman baru kayak wah kalau gitu gua belajar yang benar ditahun pertama gitu kan," tutur Syadza Ulima Azalia Khair.

"Jadi pas akhir-akhir semester baru dibilang oh ada beasiswa ternyata. Jadi yang kayak kita tu ndak ada expect sama sekali gitu loh jadi semuanya pure mau belajar ndak belajar ya sudah gitu," ujar Syadza Ulima Azalia Khair.

Jadi, lanjut dia, nilai pada tahun pertama itu, benar-benar merupakan nilai tanpa belajar yang giat.

Syadza Ulima Azalia Khair anak dari Walikota Tarakan, dr Khairul, tengah menikmati libur kuliahnya di Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.
Syadza Ulima Azalia Khair anak dari Walikota Tarakan, dr Khairul, tengah menikmati libur kuliahnya di Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara. (TRIBUNKALTIM.CO/RISNAWATI)

"Kalau di tahun kedua dan ketiga kan, karena semuanya udah tau jadi baru kayak gua mau dapat beasiswa jadi gua harus belajar," lanjutnya.

Untuk mengikuti program beasiswa ini, dirinya mengatakan bahwa Universitas lah yang akan memilih secara random tergantung pada nilai yang dimiliki.

"Untuk ngikut tiap tahun itu sebenarnya bukan willingly kita mau ikut program beasiswa. Misal nilai kita tahun ini tiba-tiba naik, bisa aja dia milih kita gitu," ungkap Syadza Ulima Azalia Khair.

Sementara itu, sebagai generasi muda, dirinya tak lupa memberi motivasi untuk generasi muda lainnya khususnya anak muda Tarakan.

Kalau kalian belajar jangan mikirin goalsnya itu harus setinggi apa, belajarlah kayak willingly kalian mau belajar karena benar-benar kalian pengen tahu saja gitu.

"Kita nggak bakal tahu hasilnya itu bakal dapat segede apa kan kita ndak bakal tau, jadi jangan pernah mau goals ke 1 tujuan aja, belajarlah yang benar-benar karena kamu ingin belajar," pesan Syadza Ulima Azalia Khair.

Cerita Hubei Masih Kuliah Online 

 Syadza Ulima Azalia Khair anak dari Walikota Tarakan, dr Khairul, tengah menikmati libur kuliahnya di Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.

Gadis berhijab yang sedang menempuh pendidikan kedokterannya di Hubei University of Arts and Science ini mengatakan kepada TribunKaltim.co.

Bahwa perkuliahan secara daring telah ia lakukan sejak Februari hingga Juli menjelang libur musim panas.

"Jadi saya 1 semester itu (kuliah) online," ujarnya kepada TribunKaltim.co pada Jumat (24/7/2020).

Baca Juga: Terima 18 Hasil Swab, Skrining Satu Pedagang Pasar Pandasari Balikpapan Positif Covid-19

Baca Juga: Hasil Swab Pedagang di Pandansari Positif Covid-19, Walikota Balikpapan Bimbang Tutup Pasar

Untuk kembali ke Hubei China, dia mengaku belum mendapatkan kabar kapan akan bisa kembali ke negeri Tirai Bambu China tersebut.

Sementara untuk mahasiswa lokal China, ia katakan akan kembali berkuliah tatap muka pada 31 Agustus 2020.

"Itu sudah mulai kuliah lagi, cuma kalau yang mahasiswa internasionalnya belum ada kabar yang fix soalnya Pemerintah China belum mau membuka buat mahasiswa Internasional yang kuliah di seluruh China, belum mau take risk gitu lah," ungkap dia.

"Jadi mahasiswa Internasional masih kuliah online 1 semester lagi jadi semester depan masih kuliah online," sambungnya.

Baca Juga: BREAKING NEWS Miliki Komorbid Jantung, Satu Pasien Covid-19 di Balikpapan Meninggal Dunia

Baca Juga: Mall di Balikpapan Dilematis Selama New Normal, Ketua APPBI Kalimantan Timur: Ramai Khawatir, Sepi Khawatir

Terkait efektifitas perkuliahan online tersebut, Caca sapaan akrabnya, sampaikan tergantung mahasiswa dan dosennya.

Karena terkadang ada juga dosen yang tidak terbiasa dengan perkuliahan online yang biasanya didominasi oleh dosen-dosen lanjut usia, meski tidak semua dosen lanjut usia.

Baca Juga: Ikuti Kebijakan Pusat, Pemkot Balikpapan Hanya Terima Pasien Covid-19 dengan Kondisi Berat

Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Berau, Tidak Ada Tambahan Kasus PDP, ODP, 9 Pasien Masih Dirawat

"Biasanya profesor kan udah gak terlalu sama elektronik ya, kayak gitu itu kadang banyak kendala sih," ungkapnya.

Mahasiswa semester 7 ini mengatakan jika di universitasnya, mekanisme kuliah online biasa dilakukan hanya mengirimkan video tutorial atau video-video penjelasan materi yang kemudian diskusinya dilakukan di aplikasi China bernama MOOC.

Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Kutim, Pelaku Perjalanan Menambah Jumlah Pasien Positif Covid-19

Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Balikpapan, 9 Pasien Dinyatakan Sembuh, Positif Baru Meluas ke Sektor ESDM

"Disitu kita bisa diskusi dan tanya-tanya tapi bisanya hanya chat doang gitu. Tapi ada beberapa dosen-dosen yang masih muda jadi masih ngerti kan, mereka biasanya live, entah di aplikasi namanya Tencent, Zoom atau biasanya kita pakai MOOC," sebutnya.

Anak kedua dr Khairul juga menceritakan sering mendapatkan kejadian lucu saat kuliah online.

"Kan mahasiswa biasaya kan kalau kuliah online biasanya baru bangun tidur langsung buka kamera kadang kalau ditanya suka nggak nyambung gitu," ceritanya.

Baca Juga: Diguyur Hujan, Jalanan di Pesona Bukit Batuah Balikpapan Licin, Warga Inisiatif Beri Bebatuan

Baca Juga: Siswa di Kukar Belum Aktif Belajar, 13 Juli 2020 Jadwal Masuk Sekolah, Masih Perkenalan via Daring

"Soalnya saya juga kemarin kalau spring (musim panas ) semester itu kan kelasnya pagi jam 8 gitu. Jadi baru bangun tidur langsung buka kamera masih rambut acak-acakan 'Nihao Laoshe'," lanjutnya sambil tertawa lepas.

( TribunKaltim.co )

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved