Virus Corona di Balikpapan
Lakukan Inovasi Kala Pandemi Covid-19, SalaKilo Buat Minuman Salak Tea Serai
Pandemi virus Corona atau covid-19 di Indonesia menimbulkan banyak permasalahan di tengah masyarakat, di antaranya yang berkaitan kondisi sosial.
Penulis: Heriani AM | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pandemi virus Corona atau covid-19 di Indonesia menimbulkan banyak permasalahan di tengah masyarakat, di antaranya yang berkaitan dengan kondisi sosial dan ekonomi di sebagian besar kalangan. Utamanya pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM ).
Menghadapi kondisi saat ini, masyarakat dituntut berfikir kreatif dan berani berinovasi. Hal tersebut turut dilakukan oleh Riswah Yuni, owner dari usaha oleh-oleh khas Balikpapan, SalaKilo.
Perempuan berhijab ini menyebut, pada bulan Maret lalu, dampak covid-19 ke usahanya sudah terasa sekali. Apalagi akses laut, udara bahkan darat sempat ditutup operasionalnya.
"Kami punya 3 konsep, yang pertama toko oleh-oleh, lalu di lantai atas ada cooking place, dan ada rumah makan. Otomatis, begitu pandemi kemarin, cooking class di stop total," ujarnya saat ditemui di toko Cake SalaKilo, Minggu (16/8/2020).
• Berikut 5 Manfaat Buah Salak bagi Kesehatan Tubuh, Benarkah Bisa Meningkatkan Kecerdasan Otak?
• Ternyata Rebusan Air Kulit Salak Bermanfaat Bagi Kesehatan, Salah Satunya Obat Alami Diabetes
• NEWS VIDEO Isran Noor Serahkan Remisi 4778 Narapidana di Kaltim-Kaltara, Ingatkan Jangan Kumat Lagi
Begitupun dengan oleh-oleh yang menjadi best seller sangat sepi pengunjung. Yuni menyebut orang datang membeli kue hanya untuk konsumsi sehari-hari saja. Itupun tidak seberapa.
Sedang untuk rumah makan, yang salah satu menunya adalah ayam bakar sambal salak, karena orang butuh makan, ia masih cukup tenang.
"Akhirnya kami coba mengeluarkan produk Salak Tea Serai, dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat saat ini," ungkapnya.
Rasa manis dari minuman ini benar-benar dari perasan buah salak, tidak ada penambahan gula. Yuni juga menambahkan rebusan kulit salak untuk mengobati diabetes, beserta serai, jahe merah, kayu manis, cengkeh, daun pandan.
"Kita coba promosikan terus di media sosial, Alhamdulillah penjualnya bagus," imbuhnya.
Selain untuk inovasi mengatasi sepinya pendapatan, perempuan 43 tahun ini menyebut menu baru tersebut ia buat untuk membantu para petani salak, dimana ia biasa memasok.
• Viral di Twitter & Instagram Nia Ramadhani Istri Ardi Bakrie Tak Tahu Cara Buka Salak, Gini Triknya!
• Melirik Kesuksesan Wirausaha Cake Salak
• Menjaga Kesehatan Otak hingga Cegah Anemia, Berikut 12 Manfaat Buah Salak Bagi Kesehatan Tubuh
Para petani mengeluh permintaan salak oleh Yunu sedikit sekali, sementara panen sedang melimpah. Sehingga ia mencari cara agar jadwal dan jumlah pembelian salak tetap teratur.
"Penjualannya sampai sekarang masih bagus. Kondisi sekarang kita sudah membaik karena bandara, pelabuhan sudah buka dan normal," ujarnya.
Minuman salak mulai dijual bulan Maret 2020, dan antusiasme masyarakat cukup bagus.
Dalam sehari saat awal pandemi, ia bisa menjual 30-50 botol, sedang saat ini, memasuki masa new normal, ada penurunan 20-30 botol per hari.
Berukuran 250 ml dan ready to drink, dikenakan harga Rp20.000 per botolnya.
(TribunKaltim.co)