Virus Corona
Achmad Yurianto Muncul Lagi, Jelaskan Beda Mendasar Vaksin Covid-19 dan Imunisasi, Cegah Euforia
Achmad Yurianto muncul lagi, jelaskan beda mendasar vaksin covid-19 dan imunisasi, cegah euforia
TRIBUNKALTIM.CO - Achmad Yurianto muncul lagi, jelaskan beda mendasar vaksin covid-19 dan imunisasi, cegah euforia.
Jumlah total kasus Virus Corona di Indonesia terus mengalami peningkatan bahkan mendekati angka 200 ribu kasus.
Eks Jubir Gugus Tugas covid-19 Achmad Yurianto pun muncul lagi dan berpesan agar Pemerintah mencegah euforia masyarakat.
Euforia yang dimaksud Achmad Yurianto adalah masyarakat kembali tak menerapkan protokol kesehatan lantaran merasa vaksin Virus Corona akan tersedia tak lama lagi.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto mengatakan, vaksin covid-19 bertujuan untuk memutus rantai penularan penyakit tersebut.
Menurut Yuri, yang perlu dipahami masyarakat adalah pemberian vaksin covid-19 berbeda dengan vaksin untuk program imunisasi.
• Sanksi Tak Main-Main, Bupati Gowa Ancam PNS yang Tak Bisa Baca Al Quran, Diberi Waktu Setengah Tahun
• Bocoran Baru MAKI, Bongkar Sosok Lain Layak Tersangka di Kasus Djoko Tjandra Terkait Jaksa Pinangki
• BLT Cair Pekan Ini, 1,7 Juta Karyawan Belum Kirim Data, Cara Cek Rekening Terdaftar di BPJamsostek
• Edo Kondologit Ngamuk, Iparnya Tewas di Kantor Polisi, Ada 2 Luka Tembak dan Lebam, Kasusnya Banyak
"Kita harus melihat bahwa vaksin covid-19 jangan disikapi sesebagai vaksin program ( imunisasi).
Ini (vaksin covid-19) outbreak respons ya," ujar Achmad Yurianto dalam talkshow daring bersama Satgas Penanganan covid-19 yang ditayangkan di saluran YouTube BNPB, Senin (31/8/2020).
"Tujuan dari vaksin covid-19 memang untuk secepatnya memutus mata rantai penularan.
Ini beda dengan vaksin program," lanjut dia.
Masyarakat harus memahami perbedaan mendasar itu.
Selain itu, kata Achmad Yurianto, pemberian vaksin covid-19 nantinya sangat dipengaruhi oleh kondisi epidemiologi covid-19 itu sendiri.
"Ini yang harus kita pahami sehingga masyarakat mestinya dari awal sudah mulai kita beri info sebanyak-banyaknya soal ini," tambah Yuri.
Sebelumnya, ahli epidemiologi dari Universitas North Carolina, Amerika Serikat, Juhaeri Muchtar mengatakan, masyarakat dan pemerintah berharap vaksin covid-19 bisa diproduksi akhir tahun 2020 atau awal tahun 2021.
Namun, ia mengingatkan agar masyarakat dan pemerintah tak terlalu euforia seolah vaksin covid-19 di Indonesia sudah mulai diproduksi.
Euforia itu berdampak pada pengabaian protokol kesehatan.
"Cuma jangan jadi euforia seolah-olah vaksin sudah ada di sini sehingga penduduk menjadi longgar, oh vaksin sudah di depan mata yuk kita belanja lagi.
Saya pikir peran Pemerintah jangan sampai itu jadi euforia," kata Juhaeri dalam diskusi secara daring bertajuk 'Jakarta dan Dunia Memerah Lagi' pada Sabtu (29/8/2020).
• Bursa Transfer Liga Italia, Kalah Dari AC Milan Berburu Tonali, Conte Kini Bidik Gelandang Chelsea
Juhaeri mengatakan, dari segi ilmiah proses pembuatan vaksin memakan waktu berbulan-bulan.
Menurut Juhaeri, meski vaksin siap diproduksi, prosesnya tetap tidaklah mudah.
"Setelah pengujian terakhir yang ke-3 prosesnya akan berbulan-bulan sampai kita siap, kalau kita sudah siap itu enggak gampang diproduksi alat suntik ya enggak gampang diproduksi, jadi hal-hal itu perlu dipertimbangkan," ujar dia.
Diberitakan, Tim riset vaksin covid-19 akan mempercepat proses pemeriksaan para relawan dengan menambah frekuensi pengetesan.
Targetnya, agar vaksin itu bisa mulai diproduksi oleh Biofarma pada akhir tahun nanti.
Hal itu diungkapkan Ketua Tim Riset Vaksin dari Fakultas Kedokteran Unpad Kusnandi Rusmil di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Selasa (26/8/2020) kemarin.
Menurut Kusnadi, saat ini tim riset akan menambah pemeriksaan relawan hingga dua kali lipat.
"Jadi umpamanya dalam satu tempat penelitian itu dimulai pukul 11.00 WIB, nah nanti kita minta dua kali dari jam 11.00 WIB sampai jam 15.00 WIB misalnya.
Jadi surveinya dua kali lipat lebih cepat," ujar Kusnandi.
• Terbaru, Man City Sanggupi Klausul Gila Lionel Messi, Cara Unik Bayar Barcelona Libatkan Klub MLS
Bioskop Meningkatkan Imunitas
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan pembukaan bioskop tersebut harus memperhatikan beberapa hal.
Di antaranya, pastikan antrean masuk dan keluar bisokop dijaga ketat dengan menjaga jarak, sehingga tidak terjadi kontak antar pengunjung.
Juga kesiapan penyelenggara atau pelaku usaha supaya dapat memastikan protokol kesehatan berjalan dengan tertib selama pelaksanaan kegiatan bioskop berlangsung.
“Kami menyarankan pengunjung yang datang adalah masyarakat dengan usia rentang di atas 12 tahun dan di bawah 60 tahun,” kata Wiku.
“Tidak memiliki penyakit penyerta lainnya, seperti ginjal dan paru dalam kondisi sehat, tidak ada gejala batuk, demam, flu dan sesak nafas.”
Menurut Wiku Adisasmito, hal ini harus dijalankan dengan protokol kesehatan secara ketat.
Selama menonton, pengunjung bioskop diharapkan tetap memakai masker.
• Uji Klinis Belum Selesai, Indonesia Pede Teken Pengadaan Vaksin Covid-19 dari China, Ini Alasannya
• Epidemiolog Ini Tak Sepakat Pernyataan Pemerintah dan Klaim Jokowi Soal Tingkat Kesembuhan Covid-19
• 290 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Disiapkan Pemerintah Untuk Masyarakat, Jokowi Ingatkan Hal Ini
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito juga mengatakan, bioskop berkontribusi untuk meningkatkan imunitas masyarakat yang berkaitan dengan penanganan covid-19.
Pasalnya, menurut Wiku Adisasmito, masyarakat merasa bahagia ketika menonton film di bioskop.
Perasaan bahagia itu berpengaruh pada meningkatnya imunitas tubuh yang bisa memperkecil risiko terpapar covid-19.
"Bahwa bioskop dan sinema memang memiliki karakteristik dan kontribusi penting, terutama dalam memberikan hiburan kepada masyarakat.
Karena imunitas masyarakat bisa meningkat karena bahagia atau suasana mental fisik masyarakat juga ditingkatkan," kata Wiku Adisasmito dalam konferensi pers melalui YouTube BNPB, Rabu (26/8/2020).
Oleh karena itu, Satgas Penanganan covid-19 tengah mempersiapkan pembukaan bioskop dalam waktu dekat.
Nantinya, para karyawan dan penonton harus menjalankan protokol kesehatan apabila bioskop kembali dibuka.
• Hadi Tjahjanto Beri Perintah, TNI Akui Perusak Polsek Ciracas Adalah Prajurit, Motifnya Terkuak
Protokol kesehatan yang wajib dijalankan adalah menggunakan masker selama berada di area bioskop dan menjaga jarak minimal 1,5 meter antarpenonton.
"Pada saat nanti akan dijalankan dan sudah dijalankan, harus dilakukan monitoring dan evaluasi dengan baik agar semuanya betul aman dan berjalan dengan lancar," ucap Wiku Adisasmito.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Yuri: Vaksin Covid-19 untuk Memutus Penularan, Bukan untuk Imunisasi", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/08/31/14191861/yuri-vaksin-covid-19-untuk-memutus-penularan-bukan-untuk-imunisasi?page=all#page2.