Pilkada Solo, Duet Penjahit-Ketua RW vs Anak Presiden-Eks Ketua DPRD, Modal Gerakan Tikus Pithi
Pilkada Solo, duet penjahit - Ketua RW vs Anak Presiden - eks Ketua DPRD, modal gerakan Tikus Pithi
TRIBUNKALTIM.CO - Pilkada Solo, duet penjahit - Ketua RW vs Anak Presiden - Ketua DPRD, modal gerakan Tikus Pithi.
Putra Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Gibran Rakabuming yang diusung nyaris semua partai politik tak akan melawan kotak kosong di Pilkada Solo.
Gibran Rakabuming akan melawan duet warga biasa yang maju via Jalur Independen.
Calon Wali Kota Solo dari PDIP yang juga putra sulung Presiden Joko Widodo ( Jokowi), Gibran Rakabuming Raka akhirnya memiliki rival dalam Pilkada Solo 2020.
Gibran yang berpasangan dengan mantan Ketua DPRD Solo, Teguh Prakosa bakal berhadapan dengan calon perseorangan (independen), Bagyo Wahono - FX Supardjo (Bajo)
Pada Minggu (6/9/2020) kemarin, Bajo telah mendaftar ke KPU Solo.
• Tak Membantah, Sri Mulyani Akui Indonesia Bakal Resesi, Tapi Tak Parah Karena Upaya Pemerintah Ini
• Dituduh Curi Sawit, Nenek 80 Tahun Jadi Terdakwa, Ke Pengadilan Pakai Tongkat dan Obat Sakit Kepala
• Jangan Terlewat, Bantuan UMKM Rp 2,4 Juta Selesai Akhir September Ini, Simak Cara Mudah Daftarnya
• Sikap Beda Ridwan Kamil Soal Kata Anjay, Ajak Follow Ramai-Ramai Si Pemilik Nama, Sita Produktivitas
Menjadi rival anak Presiden, siapakah Bagyo Wahono dan FX Supardjo?
Tidak banyak informasi tentang sosok Bagjo Wahono dan FX Supardjo.
Namun, keduanya merupakan warga dari kalangan biasa.
Mengutip pemberitaan TribunJateng, Bagjo Wahyono berprofesi sebagai seorang penjahit baju.
Ia merupakan warga RT 01/06, Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Solo.
Sedangkan FX Supardjo adalah warga RT 01/07 Kampung Karangturi, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan Solo.
Di wilayah setempat, FX Suparjo menjabat sebagai Ketua RW.
Ketua Tim Sukses Bajo, Robert Hananto mengungkap pasangan ini disokong oleh Yayasan Tikus Pithi.
Penelusuran Tribunnews.com, Tikus Pithi merupakan istilah yang melekat dengan Yayasan Surya Nuswantara.
Dikutip dari portal resmi Kabupaten Kuloprogo, Yasayan Surya Nuswatara merupakan badan usaha di bidang ekonomi dan sosial yang didirikan pada 15 Desember 2014 oleh Bpl Tuntas Subagyo di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Tikus Pithi Anoto Baris adalah merupakan masyarakat kecil yang menyusun barisan untuk memperjuangkan nasib bangsa.
• Cara Baru Konfirmasi Bagi yang Belum Dapat BLT BPJS Ketenagakerjaan, Khusus Karyawan Kategori Ini
Kata tikus-tikus pithi anoto baris disebut sudah pernah dipakai atau ada pada zaman Singosari maupun Majapahit.
Sementara di akun Facebooknya, pimpinan Yayasan Surya Nuswantara, Tuntas Subagyo, sempat mengkampanyekan cita-citanya untuk maju sebagai calon Independen dalam Pilpres 2019.
Namun, kita ketahui, cita-cita itu gagal karena tidak ada calon perseorangan dalam Pilpres 2019.
Adapun di akun Facebooknya, Yayasan Surya Nuswantara, terlihat aktivitas-aktivitas yayasan di sejumlah daerah termasuk di Solo pada 2019 lalu.
Getol Usung Calon Perseoangan
Dikutip dari Tribun Jateng, Yayasan Surya Nuswantara banyak mengusung calon independen di Pilkada 2020.
Tidak hanya pasangan Bajo, beberapa kandidat yang diusung Tikus Pithi sempat mendaftar dan menyerahkan berkas pencalonan, namun ditolak lantaran tidak memenuhi syarat.
Komisioner KPU Jateng, Muslim Aisha, menuturkan banyak calon perseorangan yang diusung gerakan Tikus Pithi.
"Hampir semua calon dari jalur perseorangan diusung. Ini mengingatkan dulu pada 2018 saat pemilihan gubernur dimana gerakan ini ingin mengusung calon gubernur dari perseorangan, tapi gagal, nggak lolos," jelasnya saat menyambangi Kantor Tribun Jateng, Rabu (26/2/2020).
Menurutnya, Tikus Pithi bergerak di beberapa kabupaten/kota di Jateng lantaran memiliki jaringan.
Antara lain di Kendal, Demak, Solo, Boyolali, Rembang.
• Bukan Hanya Brahim Diaz, AC Milan akan Rekrut Striker Real Madrid, Ganti Federico Chiesa yang Mahal
Sementara, Komisioner Divisi Data dan Informasi KPU Jateng, Paulus Widiyanto menuturkan Tikus Pithi memiliki slogan Natha Baris (merapikan baris).
"Mereka ada di beberapa tempat.
Kemudian, berproses di pilkada.
Terorganisir lumayan rapi.
Sehingga ada dukungan," ujarnya.
Komisioner Divisi Partisipasi Masyarakat KPU Jateng, Diana Ariyanti, menambahkan pasangan independen dari Kota Solo yang sudah berstatus diterima yakni Bajo memang unik.
"Mereka berdua merupakan penjahit dan ketua RW, tapi bisa mengumpulkan syarat pencalonan sebanyak itu," jelasnya.
KPU Jateng juga masih bertanya-tanya tujuan gerakan Tikus Pithi yang getol mencalonkan kadernya melalui jalur perseorangan di beberapa daerah.
Calon Boneka?
Ramai dikabarkan bahwa pasangan Bajo ( Bayo Wahyono - Fx Supardjo ) hanyalah pasangan boneka Gibran Rakabuming di Pilkada Solo.
Benarkah demikian?
Memiliki latar belakang sebagai seorang tukang jahit, Bagyo Wahyono berani menantang putra sulung Presiden RI Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan Wali Kota Solo di Pilkada 2020 nanti.
Langkah Bagyo berani maju menghadapi Gibran justru menuai kecurigaan bahwa Bagyo dan pasangannya sengaja dibuat sebagai calon boneka supaya Gibran tidak melawan kotak kosong.
• Naik Kuda ke KPU Solo Penantang Gibran di Pilkada dari Jalur Independen Disertai Ribuan Pendukung
• Rekam Jejak Anna Morinda, Sosok yang Ungguli Gibran Anak Jokowi di Sekolah Pilkada PDIP
• Muncul Isu Pasangan Boneka Lawan Gibran di Pilkada Solo, PKS : Bencana Demokrasi Bisa Kita Hindarkan
• Pasangan Bajo Tantang Gibran di Pilkada Solo, Refly Harun Justru Curiga Ada Konspirasi
Menanggapi isu jadi calon boneka, tim pemenangan Bayo Wahyono - Fx Supardjo (Bajo) tegas membantah kabar tersebut.
Dikutip dari TribunSolo.com, Minggu (6/9/2020), bantahan tersebut disampaikan oleh Ketua Tim Pemenangan Bajo, Sigit Prawoso yang mengaku kerap mendapat isu negatif seputar langkah majunya Bajo di Pilkada Solo 2020.
"Beberapa waktu lalu banyak kita dengar di media, Bajo itu settingan, Bajo itu boneka. Itu sangat tidak benar," tegas Sigit, Minggu (6/9/2020).
"Bajo murni koalisi Tikus Pithi Hanoto Baris dengan masyarakat," tambahnya.
Sigit menyebut ada kemungkinan masyarakat mulai percaya akan isu Bajo hanyalah calon boneka di Pilkada Solo 2020.
"Untuk itu, berharap sekiranya saat ini bisa menyampaikan masyarakat mungkin hampir terbius," ujar Sigit.
Pihaknya kembali menyerahkan semuanya ke masyarakat untuk menilai.
"Tapi kita lihat nanti. Masyarakat yang menentukan. Kita tidak terkait, tidak terhubung dengan pihak manapun, kecuali masyarakat Solo," tutur Sigit.
Sigit berharap proses Pilkada Solo dapat berjalan lancar tanpa ada kecurangan apapun.
"Kita buktikan bersama-sama nanti kita berharap semua pihak bisa mendukung agar pencalonan Pilkada Solo betul betul pemilihan yang elegan," ucapnya.
"Pemilihan yang jujur dan bersih tanpa ada hal-hal yang bertentangan dengan regulasi yang ada," tandasnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sosok Bagyo Wahono, Rival Gibran di Pilkada Solo, Penjahit yang Didukung Yayasan Surya Nuswantara, https://www.tribunnews.com/regional/2020/09/07/sosok-bagyo-wahono-rival-gibran-di-pilkada-solo-penjahit-yang-didukung-yayasan-surya-nuswantara?page=all.