Kisah Petugas Pemakaman Jenazah Covid-19 di Balikpapan, Rela Tak Bersua dengan Keluarga

Fajar merupakan Koordinator Penanggung Jawab Rumah Observasi Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Penulis: Heriani AM | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Sejumlah petugas di lokasi pemakaman jenazah Covid-19 di KM 15, Kariangau, Balikpapan Utara. 

Kata Fajar, petugas harus standby di lokasi satu jam sebelum pemakaman dilakukan. Tak jarang, tugas selesai pukul 05.00 dini hari.

Bahkan pada 27 Agustus lalu, kasus meninggal dunia sebanyak 11 orang mengharuskannya bekerja lebih keras.

Selanjutnya, alat pelindung diri yang sebelumnya digunakan, lantas lekas di bakar setelah tugas selesai. Armada juga disterilisasi.

"Kerabat yang datang kami beri kesempatan untuk memberi penghormatan terakhir. Seperti melempar tanah, adzan, dan berdoa. Selalu begitu, baik jenazah dengan pemakaman secara Islam, Kristen, maupun kremasi," kata pria 38 tahun ini.

Fajar tak pernah menyangka akan mendapat tugas mulia. Ia adalah salah satu pejuang Covid-19, yang jasanya patut diapresiasi.

Pria kelahiran Ujung Pandang tersebut, saat ini berdomisili di salah satu wisma yang disiapkan. Tempat khusus yang diperuntukkan bagi petugas pemakaman jenazah pasien Covid-19.

Atas tugas yang diembannya, mengharuskan ia berpisah dari sang istri, Ummul Imawah dan keenam anaknya. Ketika rindu yang membuncah tidak bisa dibendung, Fajar akan menelpon, atau video call.

Sesekali ia mengunjungi keluarga kecilnya, jika tidak ada prosesi pemakaman dan hasil rapid test non reaktif. Setelah memastikan bahwa kondisinya sendiri sehat dan tidak berpotensi menularkan ke orang lain.

"Kami (petugas pemakaman, red) harus selalu menjaga kesehatan. Mengkonsumsi makanan bergizi, mematuhi protokol, juga meminum vitamin agar tetap sehat. Rapid test juga rutin dilakukan," terangnya.

Fajar menitip pesan, untuk masyarakat yang masih cenderung abai bahkan mempertanyakan keberadaan virus asal Wuhan, Cina ini. Untuk tidak jumawa dan egois.

Ia memandang, protokol kesehatan pencegahan virus corona memang hal baru untuk diri kita. Namun jika dimulai dari awal, ala bisa karena biasa.

"Jangan keras kepala, tolong patuhi protokol yang ditetapkan. Jangan egois, menganggap remeh, menganggap diri sendiri kebal. Virus ini nyata adanya. Kami petugas menyaksikan langsung, bahwa virus ini ada, bisa menjangkiti siapa pun. Ketika menganggap diri merasa kebal, bisa jadi kita adalah transportasi virus untuk keluarga," harapnya. (Tribunkaltim.co/Heriani)

Baca Juga:UPDATE Virus Corona di Balikpapan, Disiplin Protokol Kesehatan, Kasus Covid-19 Turun di Pekan Kedua

Baca Juga:NEWS VIDEO Luhut Beber Masa Kritis Virus Corona di Indonesia Tersisa 2 Bulan

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved